Management Trends zkumparan

Zulkifli Zaini: Lima Karakter Ini Harus Dimiliki Pemimpin

Pengamat (Mantan Presdir Bank Mandiri), Zulkifli Zaini.

Menjadi pemimpin di zaman sekarang adalah sebuah tantangan tersendiri. Era yang telah berubah akibat disrupsi teknologi dan VUCA menuntut seorang pemimpin dapat memiliki kemampuan adaptasi baru.Pemimpin saat ini memiliki kecemasan tersendiri pada perusahaan yang mereka pimpin.

Menurut pengamat manajemen yang juga mantan Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, pada dasarnya tak banyak yang berbeda apa yang dibutuhkan seorang pemimpin. Untuk menjadi seorang CEO atau pemimpin paling tidak memiliki lima karakter utama. “Pertama, dia haruslah orang yang srategis dan dapat mengarahkan sebuah perusahaan. Kedua, tak haya memikirkan strategi yang dirancang, namun eksekusi yang terpenting,” ungkapnya. Seorang pemimpin harus memiliki strategi dan visi tetapi jika tidak melakukan eksekusi bukanlah CEO yang baik.

Selain itu, karakter selanjutnya yang harus dimiliki adalah dapat membuat pegawainya terlibat dan termotivasi untuk melakukan tugasnya. Kedekatan seorang pemimpin dengan karyawan sangat menentukan kinerja, terlebih jika 60% pegawainya adalah millenial. Hal ini menjadi sangat krusial bagi pemimpin saat ini. “Keempat yaitu bagaimana seorang CEO dapat menyiapkan human capital atau sumber daya manusia (SDM) di perusahannya secara jangka panjang. Perubahan yang cepat mengharuskannya untuk terus belajar hal baru,” tambahnya.

Terakhir, CEO harus open minded akan hal baru. Pemimpin harus terbuka dan melihat lebih luas pertumbuhan bisnis ke depan. Lingkungan bisnis dan keinginan SDM akan perlahan berubah mengikuti zaman. Pemimpin harus memiliki keterbukaan atas hal itu dan menurut Zulkifli fokus pada people juga penting untuk menyiapkan perusahaan sukses di masa yang akan datang.

Pertumbuhan bisnis yang cepat saat ini juga menciptakan generasi pemimpin yang banyak. Bisnis startup menjadi platform terbesar yang memiliki pertumbuhan sebesar 50-100% bahkan bisa mencapai 200%. “Prinsipnya tetap sama, sebagai contoh CEO Grab dan Uber. Mereka harus dapat menyiapkan SDM dengan baik. Tuntutan yang terjadi di Uber karena mereka sangat fokus terhadap pertumbuhan dan kurang memperhatikan people. Mungkin mereka belum fokuskan nilai-nilai dan budaya perusahaan,” ungkapnya.

Pada akhirnya semua orang yang bekerja di sebuah perusahaan akan bekerja sesuai dengan budaya perusahaan. Perusahaan harus fokus bagaimana mereka dapat tumbuh dengan cepat bersama people. Adaptasi dengan teknologi memang diperlukan tetapi yang tidak bisa dibeli adalah kultur dan nilai-nilai. People adalah hal yang terbaik yang dimiliki perusahaan.

Reportase: Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved