News

Krisna Oleh-Oleh Ekspansi ke Ibukota Jakarta

Ajik Krisna, Founder Krisna (ketiga dari kiri) bersama jajaran tim Kementerian Pariwisata saat Grand Opening Toko Krisna Oleh-Oleh Khas Jakarta, di Kota Tua, (14/5). (Jeihan Kahfi/SWA)

Krisna Oleh-Oleh Khas Bali akhirnya melebarkan sayap ke ibukota Jakarta. Didorong dengan kebutuhan oleh-oleh di setiap daerah tujuan wisata yang selalu diminati para wisatawan, I Gusti Ngurah Anom atau yang dikenal dengan Ajik Krisna, Founder Krisna merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam hal mengeksplorasi budaya Jakarta melaui oleh-oleh khas Jakarta.

Ajik mencari tahu, mempelajari dan mengenal lebih dalam, apa saja yang menjadi khas dari kota Jakarta, hingga akhirnya dibuatlah sebuah konsep yang berbeda dengan oleh-oleh yang sudah dijual di Bali. Segala konsep dan desain yang disuguhkan, semuanya tentang Kota Tua dan Jakarta.

Kota Tua menjadi cabang yang ke-23 sejak Krisna Oleh-Oleh Khas Bali berdiri pada tanggal tahun 2007. Krisna menjadi sebuah sentral yang menyediakan semua pernak-pernik khas Bali seperti aneka camilan, kaos, batik, tas kreasi, alat musik tradisional, aksesoris, lukisan, kain pantai, kerajinan kayu, alas kaki hingga frame foto.

Ajik mengatakan bahwa kebutuhan oleh-oleh di setiap daerah tujuan wisata membuat Krisna ingin ikut berpartisipasi. Kota Tua Jakarta menjadi pilihan mengingat uniknya bangunan di Kota Tua yang merupakan Cagar Budaya Nasional.

“Saya telah melakukan survei di Kota Tua selama dua bulan, terutama di restoran Padang Merdeka yang memiliki kunjungan pelanggan mencapai 500 orang per hari dengan kategori menengah ke atas. Setelah kami membuka cabang di Kota Tua, saya akan mengevaluasi selama empat bulan ke depan apabila berkembang dengan baik maka saya targetkan pada tahun 2019 Krisna akan buka di 10 provinsi Indonesia,” ujarnya saat peresmian Krisna Oleh-Oleh Khas Kota Tua Jakarta, (14/5).

Tidak hanya itu, rencana ekspansi Krisna tidak hanya pada sektor oleh-oleh tetapi juga pengembangan kawasan wisata dengan membangun Krisna Tourism Village Gianyar pada pertengahan Juni 2018. Berlokasi di sebuah Desa Pakraman Blangslnga, Kabupaten Gianyar, yang merupakan desa berwasan seni dan budaya. Kawasan agraris Desa Prakaman Blangsinga terbilang cukup luas dan penduduk yang ramah sehingga memungkinkan desa lni menjadi desa budaya. Banyak hal yang bisa ditawarkan darl Desa ini mulai wisata spiritual, wisata alam hingga seni kreatif tari-tarian.

Beberapa rencana yang akan diluncurkan dalam waktu dekat lainnya adalah Krisna Eco Edu Village dan Krisna Waterpark pada pertengan Juni 2018, serta Krisna Souvenir Center And Lounge pada November 2018.

Terobosan Keliling Nusantara

Pada kesempatan yang sama, Ketua CEO Business Forum Indonesia, Jahja B. Soenarjo, mengatakan bahwa ini merupakan suatu terobosan oleh Krisna karena biasanya sentral oleh-oleh hanya berada pada daerahnya sendiri.

“Krisna membuat suatu terobosan dengan berani keluar dari Bali dengan membuka cabang di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan berencana membuka juga di Manado serta Bandung,” ungkap Jahja.

Ia menambahka, pemerintah harus memberikan dukungan terhadap UKM yang menjadi supplier pemain oleh-oleh besar seperti Krisna. Hal itu bisa melalui pembinaan serta kredit murah oleh perbankan kepada UKM yang menjadi vendor untuk Krisna. “Bentuklah sebuah ekosistem yang sehat yang kemudian bisa dipayungi pemain front-end seperti Krisna. Back-end dari UKM juga harus diperkuat melaui peran dari pemerintah dan lembaga keuangan yang tidak bisa dilepas,” katanya.

Sementara menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, oleh-oleh atau cinderamata adalah bagian yang integral dalam pariwisata. “Lima kebutuhan pokok bagi turis yang tidak bisa dilepaskan, yaitu akomodasi, food & beverage, atraksi, transportasi dan cenderamata. Jadi cenderamata adalah bagian integral dari pembangunan sebuah destinasi pariwisata,” ujarnya saat menghadiri peresmian di Restoran Padang Merdeka tersebut.

Menurut data Kemenpar pada tahun lalu, dari 100% pengeluaran wisatawan dalam negeri sekitar 16% dialokasikan untuk membeli oleh-oleh. Sementara untuk wisatawan mancanegara sekitar 11% dari total pengeluarannya.

I Gde Pitana menuturkan, dengan dibukanya Krisna di Kota Tua memberikan makna tersendiri karena Kota Tua merupakan salah satu destinasi yang menjadi prioritas pembangunan Kementerian Pariwisata yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata DKI Jakarta.

Kemenpar akan terus mendukung berbagai usaha yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan, termasuk pengembangan cenderamata seperti yang dilakukan Krisna. Kemenpar sejak dua tahun lalu, sudah gencar melakukan terobosan yang dikenal dengan co-branding. Kekuatan co-branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia sudah diperhitungkan di dunia menempati peringkat branding ke-47 dari 143 negara. “Dengan kekuatan ini kami ingin menarik semua komponen dan usaha di bidang pariwisata untuk memanfaatkan branding yang kuat ini untuk saling memperkuat melalui co-branding,” ungkap I Gde Pitana.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved