zkumparan News

Menpar Arief Yahya Perkuat Akses ke Lombok dan Bali

Menpar Arief Yahya menaruh perhatian khusus pada manajemen krisis di Lombok dan Bali yang terdampak oleh gempa berkekuatan 7.0 SR, Minggu 5 Agustus 2018 itu. Kondisi bandara udara dan penerbangan terus dipantau, untuk mengantisipasi lonjakan perubahan jadwal wisman tterbang keluar pulau.

“Saya pantau, permintaan orang keluar Lombok dan Bali via airlines dan airports, baik di Lombok maupun Bali. Pak Judi Rifa dan Pak Robert Waloni langsung mencari tambahan pesawat atau extraflights ekaligus slots untuk pergerakan pesawat baru dari dan menuju Lombok-Bali,” ujarnya. Secara khusus, ia menghimbau kepada seluruh pimpinan maskapai penerbangan ke luar negeri untuk mengedepankan pelayanan penumpang. Permudah dan percepat buat wisman yang hendak mengubah rencana perjalanan atau rerouting maupun ticket reissuance. ia memohon untuk membantu wisatawan sepenuhnya dengan tidak mengenakan penalti.

“Mengapa? “Para travellers ini harus mengubah schedule bukan karena rencananya. Tetapi situasi bencana, sehingga harus terbang lebih awal dari rencana. Situasinya mirip dengan hotel di hari pertama,” jelasnya.

Beberapa airlines nasional juga sudah menyiapkan extra flights, posisinya stand by. Ketika dibutuhkan, Garuda Indonesia sudah mencadangkan 4-6 extraflights. “Kami terus memantau permintaan dan peningkatan traffic menuju Jakarta maupun mancanegara,” tambah Judi Rifajantoro Stafsus Menpar Bidang Akses dan Infrastruktur.

Robert Waloni, Tenaga Ahli Kemenpar Bidang Akses dan Infrastruktur, menyampaikan bahwa bandara LOP Lombok Praya atau Lombok International Airport juga terus melakukan pelayanan prima. Bahkan kali ini LOP buka 24 jam penuh untuk mengantisipasi jika harus menambah ekstra pesawat ke mancanegara.

Di sisi lain, Menpar juga tidak mau menutup-nutupi situasi terkini di Lombok dan Bali, akibat gempa bumi itu. Ia menegaskan untuk selalu siapkan 3A, Akses, Amenitas dan Atraksinya. Akses itu meliputi airlines, airports dan authority atau airnav. Itulah yang menjadi perhatian wisatawan selama terjadi bencana. “Dan itulah yang terus kita pantau dan mencarikan solusi terbaik,” ujarnya.

Beberapa mitra Co Branding Wonderful Indonesia juga peduli dan menaruh simpati dengan Manajemen Krisis Kepariwisataan. BRI misalnya, menawarkan percepatan recovery terhadap masyarakat yang terdampak. Ketua Manajemen Krisis Kepariwisataan Guntur Sakti pun langsung menindaklanjuti hal tersebut. “Itu bagus, karena Bali dan Lombok adalah pulau pariwisata, untuk itu perlu dukungan banyak pihak dalam recovery,” tambahnya.

Tehitung mulai hari ini, Senin 6 Agustus 2018, Menpar pun telah menginstruksikan Tim MKK (Manajemen Krisis Kepariwisataan), yang dipimpin oleh Guntur Sakti untuk membuka Posko di Lombok bersama Poltekpar Lombok dan Pemda terkait. “Posko tersebut dibangun dan difokuskan sebagai layanan informasi khususnya bagi wisatawan yang terdampak, baik nusantara maupun mancanegara”, jelas Arief.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved