zkumparan News

Menpar Resmikan Wonderful Startup Academy Batch II

Menpar Resmikan Wonderful Startup Academy Batch II
Arief Yahya, Menteri Pariwisata

Perusahaan rintisan atau startup dapat berperan penting dalam memajukan berbagai sektor, salah satunya pariwisata. Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menghadirkan Wonderful Startup Academy (WSA) batch II agar dapat memberdayakan para startup dapat bersinergi memajukan pariwisata Indonesia.

WSA merupakan program inkubasi startup pertama di bidang pariwisata Indonesia; hasil kolaborasi antara Kemenpar, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan International Council for Small Business (ICSB) Indonesia.

Hiramsyah Thaib, Dean of WSA, mengatakan, WSA juga mendukung salah satu program pemerintah bertajuk Program 10 Destinasi Pariwisata Prioritas yang dapat memberdayakan ekonomi masyarakat.

sari 309 pendaftar WSA batch II (naik 70 persen dari batch I), Kemenpar memilih 30 Startup terbaik untuk melakukan pelatihan. Adapun kategori yang dipakai adalah product idea, viability, prodoct attraction, uniqueness, dan market potential. “Proses validasi harus dilakukan sedini mungkin, khususnya ide, untuk memastikan bahwa ide tersebut memiliki potensi untuk terus berkembang,” ungkap Hiramsyah.

WSA batch II memiliki durasi lebih singkat dari batch I, namun lebih padat dan terarah. Program akan berjalan selama tiga bulan. Bulan pertama merupakan Creative Camp di mana peserta akan diberikan materi dengan topik Tourism Mindset, yakni seputar startup dan pengetahuan kepariwisataan.

Pada bulan kedua, program inkubasi akan masuk ke dalam topik Business Mindset dengan materi seputar validasi pelanggan, produk, marketing, dan penjualan. Kemudian, seleksi akan diseleksi kembali hingga terpilih 10 Startup .

Pada bulan ketiga, materi akan lebih fokus tentang Investment Mindset, yang akan memperkenalkan peserta dengan materi seputar investasi, serta akan demo day, hingga nantinya terpilih 3 startup terbaik.

Hiramsyah menyampaikan kepada para peserta bahwa sektor bisnis yang akan trending ke depan adalah three plus three, yakni sektor kebutuhan primer (pangan, sandang, papan), ditambah dengan sektor kesehatan, pendidikan dan hiburan. “Saat ini trennya memang masih e-commerce dan coworking space, tapi next booming adalah health, education, dan pariwisata sebagai bagian dari lifestyle dan hiburan. Jangan pilih sektor yang sudah sunset, tapi pilihlah yang berpotensi akan booming ke depan,” ungkapnya menasehati.

Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Menpar) RI turut membuka sesi perdana WSA batch II di Jakarta, (14/1/2019). Ia menjelaskan bahwa sektor pariwisata Indonesia berhasil tumbuh 22 persen, tiga kali lipat dari pertumbuhan pasar. Hal ini bisa dicapai akibat penerapan regulasi dan teknologi yang baik. Kedua aspek ini menentukan tinggi rendahnya pertumbuhan suatu industri.

Menpar menjelaskan, sekitar 50 persen turis mancanegara merupakan generasi milenial , maka dari itu para pemain bisnis pariwisata perlu memahami karakter mereka. Menurutnya, kata kunci untuk mengenali kaum milenial adalah esteem need atau kebutuhan untuk diakui. “Milenial suka datang ke destinasi yang tidak pernah dikunjungi orang lain. Mereka tidak hanya ingin leisure, tapi juga experience,”ujar dia.

Mewujudkan hal tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa digital. Ia yakin, digital platform dapat men-drive aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Lewat kehadiran era digital, bagi milenial , segmentasi sudah tidak lagi diperlukan. Menpar menekankan, “Kalau kita sudah bisa mengenal mereka satu per satu, mengapa harus disegmentasi?”

Arief juga membagikan tiga senjata pamungkas untuk memajukan pariwisata tahun 2019. Pertama, ordinary efforts yang terdiri dari brandng, advertising dan selling. Kedua, extraordinary efforts yang terdiri dari insentif akses, hot deals, dan Competing Destination Model (CDM). Ketiga, superextraordinary efforts, yakni border tourism, tourism hub dan low cost terminal.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved