zkumparan News

Sport Tourism Efektif Promosikan Wisata Indonesia

Perkembangan sport tourism di Indonesia merupakan sektor dengan pertumbuhan tercepat, yakni 6% per tahun atau sekitar $ 600 miliar per tahun. Selain itu, tercatat mengambil porsi 25% dari total penerimaan industri perjalanan dan pariwisata (UNWTO, 2015).

Olahraga-olahraga yang sangat potensial dikembangkan sebagai sport tourism terbagi menjadi dua: hard sport tourism yaitu, pariwisata olahraga yang terkait dengan acara besar yang bersifat regular seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games dan World Cup, sedangkan soft sport tourism adalah pariwisata olahraga yang unsur gaya hidupnya besar seperti lari, hiking, golf, biking. Sedangkan jenis olahraga yang potensial untuk mengembangkan sport tourism seperti olahraga bahari (diving, surfing dan rafting). Tak lupa, olahraga petualangan seperti jungle tracking, bersepeda gunung, lari marathon dan paralayang.

Menurut I Gde Pita, Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, yang dibutuhkan untuk meningkatkan sport tourism di Indonesia pengembangan, diversifikasi, perluasan dan penguatan daya tarik wisata / event wisata olahraga bertaraf internasional (marathon, 10K, balap sepeda, triathlon, dan sebagainya. Penguatan keterpaduan event wisata olahraga dan ekplorasi menjadi daya tarik wisata lokal. Juga, dibutuhkan untuk meningkatkan sport tourism di Indonesia sehingga nantinya juga terjadi peningkatan daya saing destinasi wisata olahraga terhadap kompetitor regional.

“Selama ini masih kurang konektivitas pelayanan dasar dan infrastruktur, kurangnya minat masyarakat atau wisatawan lokal terhadap sport tourism. Untuk itu perlu adanya peningkatkan awareness masyarakat dengan melakukan promosi dengan menyusun strategi untuk meningkatkan daya tarik terhadap sport tourism baik wisatawan domestik maupun mancanegara,” jelasnya.

Untuk itu, pengembangan dan pembangunan infrastruktur juga gencar dilakukan untuk mendorong sport tourism di Indonesia. Salah satu contoh konkritnya yaitu dengan membangun Sirkuit Moto GP di Mandalika. Harapannya dapat menarik wisatawan mancanegara melalui event Internasional Moto GP.

Belakangan ini di Indonesia juga marak diselenggarakan sport tourism seperti seperti Jakarta Marathon, Bali Marathon, Iron Man, Bintan Triathlon, Tour De Singkarak, Golf Indonesia Master dan lainnya. Pasalnya, kompetisi tingkat Internasional ini dinilai efektif untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara.

Lebih lanjut, kata Pitana, Indonesia memiliki peluang besar mengembangkan sport tourism saat ini. Terutama karena Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games, event olahraga terbesar di kawasan Asia tahun 2018. “Asian Games 2018 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan minat olahraga dan pariwisata di Indonesia,” ujarnya.

Di kesempatan berbeda, Menteri Pariwisata, Arief Yahya menjelaskan bahwa media value dari event sport tourism besarnya dua kali lipat dari direct impact. Untuk Asian Games 2018 yang diproyeksikan memberikan direct impact sebesar 150.000 wisman dengan potensi devisa Rp 3 triliun, media value-nya diproyeksikan lebih besar dari efek langsungnya.

Perhitungan nilai media atau media value dari event olahraga Asian Games 2018 tersebut dengan membandingkan (benchmark) dari penyelenggaraan Moto GP yang dengan direct impact sebesar US$ 100 juta, sedangkan media value mencapai US$ 200 juta atau dua kali lipat. “Tingginya media value MotoGP ini karena pemberitaannya yang luas disiarkan ke 60 negara melalui 200 perusahaan broadcasting atau saluran tevisi dunia,” kata Arief.

Perhitungan media value ini diperkirakan juga akan terjadi pada event Asian Games 2018. Indirect impact untuk Asian Games 2018 yaitu melalui media value dengan estimasi jumlah penonton TV (non-streaming) sebanyak 300 juta audiens, dengan standar biaya media $ 25 per thousand viewers menghasilkan impact sekitar Rp 105 triliun

Adapun proyeksi pendapatan devisa dari sektor pariwisata pada event Asian Games 2018 sekitar Rp 3 triliun dengan asumsi 5% dari penonton dan 10% dari jumlah atlet, kru, dan media akan melakukan kunjungan ke 4 destinasi lain selain DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan serta pengeluaran wisman official :US$ 141 x 18 hari.

Menurutnya, wisata yang menjadi prioritas dalam Asian Games yaitu destinasi wisata yang ada venue-venue cabang olah raga dan destinasi sekitarnya, yaitu Jawa Barat, DKI, Sumatea Selatan, Banten, Bali, Borobudur-Jawa Tengah, dan Banyuwangi. Target wisman penonton sebanyak 150.000, jumlah tersebut didistribusikan: Jakarta sebanyak 65%, Jawa Barat sebanyak 10%, Sumatera Selatan sebanyak 20%, dan sisanya sebanyak 5% didistribusikan keempat destinasi (Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Banyuwangi, dan Bali).

“Kami juga menyiapkan 75 paket wisata yang telah disusun dan dipromosikan untuk event Asian Games 2018, setelah pelaksanaan Asian Games, akan tetap dipromosikan sebagai destinasi wisata khusuwnya untuk wisatawan Nusantara,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved