Pasca bencana tsunami Banten, PT Banten West Java (BWJ) selaku pengelola KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Lesung terus melakukan berbagai upaya untuk menggairahkan pariwisata di daerah tersebut.

Pasalnya rata-rata okupansi Hotel di Banten, termasuk Tanjung Lesung masih 10-30%. Presiden Direktur PT Banten West Java (BWJ), Poernomo Siswoprasetijo, mengatakan, untuk membangkitkan wisata di wilayahnya, dilakukan pengembangan wisata-wisata desa dengan memberikan paket-paket wisata menarik. “Tadinya kami banyak tawarkan wisata laut. Namun, untuk saat ini yang sedang dikembangkan wisata desa, sehingga wisatawan juga bisa lebih aktif melakukan kegiatan-kegiatan di sana,” jelasnya.

Selain itu, PT BWJ juga melakukan penambahan fasilitas serta renovasi dan rebranding. Contoh, rebranding Beach Club yang sekarang bernama Lalassa Tanjung Lesung New Beach Club. Lalassa sendiri berarti cinta dalam Bahasa Sansekerta. Kemudian, ada pembangunan workcation cabin, yaitu sebuah konsep tempat tinggal di mana wisatawan bisa bekerja sambil berwisata yang bernama Kinarya, dalam Bahasa Sansekerta berarti kreasi karya.

Menurutnya, KEK Tanjung Lesung menjadi magnet pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Mempekerjakan ratusan karyawan yang menjadi tulang punggung keluarganya, baik secara langsung dan tidak langsung menghidupkan begitu banyak pedagang, pengusaha kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di dalam kawasan dan sekitarnya.

Vice President Marketing Banten West Java, Cynthia Ratna, berharap tahun ini pariwisata di Tanjung Lesung terus bangkit. “Saat ini berangsur baik dan keadaanya sudah kembali sangat indah,” ujarnya. Ia mengungkapkan, tahun lalu jumlah kunjungan ke Tanjung Lesung mencapai 800 ribu pengunjung. Sementara ke depan, Menteri PariwisataRi, Arief Yahya, menargetkan bisa mencapai 1 juta pengunjung.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id