Youngster Inc Youngster Inc. StartUp zkumparan

Duet di Balik Stoqo

Duet di Balik Stoqo

Bisnis e-commerce yang sudah sesak tak menyurutkan antusiasme Aswin Andrison dan Angky William untuk membesut bisnis. Setahun lalu, dua sekawan ini mengorbitkan Stoqo, di bawah bendera PT Stoqo Teknologi Indonesia.

Aswin Andrison

Kedua pendiri tersebut tampaknya sangat percaya diri dengan masa depan Stoqo. Aswin, yang berperan sebagai CEO, pernah bekerja sebagai konsultan di McKinsey. Ia alumni Jurusan Ilmu Komputer UNSW Australia. Adapun Angky adalah software engineer yang sebelumnya bekerja di Amazon. Niat mereka mendirikan startup ini tak lepas dari pengamatan bahwa masalah pokok para pelaku bsnis kuliner ialah ketika mencari bahan pokok. Mereka harus mengangkat sendiri barang belanjaan dari pasar, lalu harga tidak transparan, pasokan tidak pasti, kualitas bahan baku tidak dapat diandalkan, hingga masalah pembuatan laporan pembelanjaan yang tidak transparan. “Kami ingin menjadi solusi hal tersebut. Kami menawarkan aplikasi di mana mereka bisa order sesuai pesanan dan barang akan sampai pada hari berikutnya,” kata Aswin. Aplikasinya akan menjadi solusi bagi pebisnis kuliner, terutama restoran dan warung yang kesulitan berhubungan dengan pemasok untuk mengefisiensi proses distribusi dan pengelolaan bahan pokok.

Ketika Stoqo berdiri, Aswin harus merangkap sebagai kurir. “Saya mengambil beras dari Cipinang dan mengantar langsung ke customer. Saya beli 12 karung beras dan mengantarkannya sendiri ke dua restoran. Namun, kurang dari setahun berikutnya Stoqo sudah berkembang pesat dan punya banyak karyawan,” katanya mengenang.

Hingga pertengahan 2018, Stoqo sudah memiliki lebih dari 2.000 pilihan produk, lebih dari 5.000 pengunduhan aplikasi di Google Playstore, dan melayani ribuan pebisnis kuliner dalam skala kecil dan menengah di Jakarta. “Area pengiriman Stoqo sementara ini masih fokus Jakarta. Dalam beberapa bulan ke depan ekspansi ke wilayah sekitar Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi,” kata Aswin. Kini mereka fokus pada online food distribution service dengan layanan meliputi pengiriman di hari berikutnya (next day delivery), transparansi harga, kemudahan pembelian, dan dukungan customer services 24 jam/7 hari seminggu.

Dimas Wibisono, pemilik warung makan Ayam Tangkap Atjeh Rayeuk, termasuk pelanggan Stoqo. “Kelebihan Stoqo adalah kemudahan transaksinya. Mau order tinggal order via apps atau WhatsApp. Sistem pembayarannya juga enak,” katanya. Pihaknya mendapat banyak kemudahan dalam belanja berbagai barang, pengiriman pun tepat waktu karena sudah tertera di aplikasinya. Dengan apalikasi ini, pihaknya tidak perlu mengangkat sendiri bahan baku dari pasar ke rumah. Harganya pun lebih murah dan pembayaran fleksibel.

Dalam menggulirkan bisnisnya, Aswin lebih menyasar pebisnis kuliner menengah dan kecil yang dioperasikan langsung oleh pemiliknya dan jumlah karyawannya terbatas. “Pebisnis kuliner besar biasanya sudah punya supply chain masing-masing. Kami lebih memilih yang underserved,” katanya. Tiga area yang menjadi fokus penting Stoqo adalah distribusi di hilir, pertanian di hulu, dan modernisasi sistem mata rantai bisnis kuliner.

Yang jelas, untuk menggulirkan bisnis ini, Stoqo sudah mendapatkan dukungan dari beberapa investor independen. Aswin berharap akhir 2018 pihaknya sudah punya pelanggan dalam jumlah puluhan ribu dan ekspansi ke luar Jakarta. Bila ini terealisasi, langkah Stoqo pastinya akan kian mantap di panggung e-commerce. (*)

Sudarmadi & Jeihan Kahfi Barlian


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved