Youngster Inc. Entrepreneur

Duet Robin Boe dan Jhoni Kusno Besarkan Otten Coffee House

Oleh Admin
Duet Robin Boe dan Jhoni Kusno Besarkan Otten Coffee House

Bermula dari kegemaran minum kopi, Robin Boe dan teman kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mikroskil Medan, Jhoni Kusno, kini menjadi pengusaha muda kopi yang menjual beraneka rasa kopi hingga ke mancanegara. Bahkan, tak hanya kopi, mereka juga menjual berbagai mesin pembuat kopi dan peralatan barista.

Menurut Robin, keseriusan mereka menekuni bisnis kopi dimulai ketika pada 2008 memutuskan membuat kedai kopi Otten Coffee House, di bawah bendera PT Otten Coffee Indonesia. Di kedai itu ditawarkan berbagai jenis minuman kopi yang disajikan panas atau dingin. “Awalnya sih karena kami suka minum kopi. Saya juga suka mengoleksi mesin pembuat kopi dan peralatan barista. Akhirnya, kami putuskan membuat coffee shop,” ungkap pria kelahiran Medan 30 tahun lalu itu.

Robin Boe

Talenta bisnis rupanya sudah tertanam pada diri kedua anak muda itu. Maklum, kedua orang tua mereka merupakan pebisnis. Terbukti, bisnis kopi mereka bisa berkembang. Toh, bisnis mereka bukan sekadar buka kedai kopi, melainkan memiliki diferensiasi dibanding bisnis sejenis.

Pada awal 2012, Otten Coffee mulai melakukan proses roasting kopi sendiri. Kini, kopi jenis roasted produksi Otten Coffee telah diekspor ke Afrika, Australia, Malaysia, Singapura dan Jepang. Tak hanya itu, Otten Coffee juga mulai mengekspor kopi Mandailing ke berbagai negara. Korea menjadi negara pertama tujuan ekspornya. “Seorang teman memperkenalkan kami dengan pengusaha dari Korea. Dia tertarik membeli biji kopi yang kami kumpulkan dari petani. Dia membeli green bean, dan menjadi pelanggan kami sampai sekarang,” ungkap Robin.

Sekarang Otten Coffee telah menjual sekitar 30 jenis kopi dari Indonesia dan mancanegara, antara lain kopi Aceh, kopi Luwak, kopi Jawa, kopi Bali, kopi Mandailing, kopi Gayo, kopi Brasil, kopi Colombia, dan lain sebagainya.

Untuk bisnis peralatan kopi, target pasarnya adalah pasar lokal dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Mereka menjual peralatan terkait kopi seperti mesin penggiling kopi (grinder), mesin espresso, mesin penyeduhan kopi (manual brewer), dan perangkat barista.

“Kami menyediakan segala jenis kebutuhan peminum kopi. Perlengkapan kopi selalu berkembang dan itu sangat menarik, karena disesuaikan dengan tren yang selalu berubah setiap masa,” ucap Robin.

Bagi penggemar kopi, kehadiran Otten Coffee House memberikan warna tersendiri. Pasalnya, mereka tidak sekadar bisa menikmati secangkir kopi dengan berbagai pilihan rasa, melainkan juga diajari cara menyeduh kopi yang baik, apakah dengan manual brew atau mesin yang lebih canggih. “Konsumen yang datang untuk membeli kopi akan mendapat kepuasan karena dapat melihat, menikmati, dan membeli sesuai dengan kebutuhan,” ujar Robin. “Bahkan, para barista yang terlatih akan memberikan petunjuk bagaimana menyeduh kopi yang baik,” ia menambahkan.

Sejak 2013 Otten Coffee membuka kanal penjualan online (www.ottencoffee.co.id). Agar lebih optimal, di toko online ini diterapkan mekanisme search engine optimization, dan bergabung pula dengan Google Q Words. Selain itu, Otten Coffee pun bekerja sama dengan para blogger kopi, memasang iklan di Internet, bekerja sama dengan beragam situs jual-beli, perbankan, media sosial, dan sebagainya.

Otten menjalankan pula sistem pendataan konsumen. Tim TI Otten Coffee membangun sistem analisis konsumen. Setiap hasil klik dari pengunjung dianalisis dengan menggunakan Google Analytics. “Pengunjung kami track, sehingga kami lebih mengetahui apa yang diinginkan mereka. Tidak jarang seorang pengunjung akan menjadi pembeli setelah diarahkan dengan tepat melalui sistem,” papar Robin.

Saat ini, diklaim Robin, situs Otten Coffee rata-rata dikunjungi 10 ribu pengunjung per hari. Tak hanya jumlah pengunjung, sejak menjalankan sistem online ia mengklaim hasil pendapatan pun meningkat hingga 300%.

Tak cukup sampai di situ, sejak 2014 Otten Coffee gencar mengikuti berbagai event besar seperti pameran, expo food dan sebagainya untuk lebih memperkenalkan produk yang ditawarkannya. Ekspansi gerai pun mulai dilakukan Robin. Saat ini yang sedangkan dikembangkan adalah gerai Otten Coffee House di Jakarta dan Bali. Adapun untuk melebarkan jangkauan pasar ke luar, Robin telah mendaftarkan perusahaannya ke Singapura dengan nama perusahaan Otten Pte. Ltd. “Ke depan, kami ingin menjadi coffee house terbesar dan penyedia alat-alat kopi terlengkap bagi para pecinta kopi di Indonesia,” Robin menegaskan.

Kendati bisnis Otten Coffee terus bertumbuh, pengamat bisnis Cahyo Pramono mengingatkan pihak pengelola Otten Coffee agar telaten dan inovatif. Menurut Wakil Ketua Apindo Sumatera Utara, dan Pembina Forda UKM Sum-Ut ini, konsep manajemen dalam mengelola bisnis kopi tidak ada yang baru. “Semuanya sama, mulai dari produksi, pascaproduksi, penyajian dan seterusnya sama hingga saat ini,” ujar Cahyo. “Tantangan berbisnis kopi cuma satu, yaitu waktu,” ia menambahkan. Alasannya, bisnis kopi sudah ada sejak zaman kolonial dahulu. Jadi harus tetap fokus, tabah, dan terus membuat terobosan. “Kopi memiliki unsur candu, artinya potensi ketergantungan bagi peminumnya sangat tinggi. Dengan begitu peluang pasar sangat besar dan berkelanjutan,” ucapnya.

Agar lebih berkembang, Cahyo menyarankan Otten Coffee perlu memosisikan dirinya sebagai maestro kopi. Perlu ikon yang dianggap jago tentang kopi dan dikomunikasikan dengan kemasan promosi yang cocok untuk sasaran pasarnya. “Konsep yang ditawarkan oleh Otten Coffee saat ini belum orisinal. Karena hal yang sama juga dilakukan oleh pesaing lainnya. Tantangan pencitraan ini yang harus diperhatikan. Cari keunikannya lalu besarkan,” kata Cahyo memberikan saran.

Julfini (Medan) & A. Mohammad B.S.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved