Youngster Inc. Entrepreneur zkumparan

Empat Sekawan Kembangkan Masshiro&Co.

Empat Sekawan Kembangkan Masshiro&Co.
Katharina Inkiriwang, CEO & cofounder Masshiro &Co.
Katharina Inkiriwang, CEO & cofounder Masshiro &Co.

Berteman tidak melulu untuk bersenang-senang. Katharina Inkiriwang, Alena Supit, Krisanti Gondokusumo, dan Debora Gondokusumo membuktikan bahwa berkawan bisa untuk berbisnis juga. Ibarat sambil menyelam minum air, mereka pun membicarakan bisnis sambil kongko-kongko.

Maka, hadirlah Masshiro&Co., brand pakaian yang dikembangkan dari kegalauan mereka ⸺dan perempuan pada umumnya⸺ yang sering terpaku di depan almari karena bingung memilih baju di tengah aktivitas sehari-hari. Karena hal itu, tercetuslah dalam pikiran mereka untuk mengembangkan desain kemeja putih.

Ya, kemeja putih dianggap timeless dan memiliki pola yang sesuai dengan bentuk tubuh dan warna kulit orang Indonesia. Masshiro&Co. hadir pertama kali pada 2015 sebagai solusi hidup atas permasalahan memilih baju. “Daripada berlama-lama di depan lemari, kami tawarkan solusi,” ujar Katharina Inkiriwang, salah satu founder Masshiro &Co.

Kata “Masshiro” diambil dari bahasa Jepang yang berarti “pure white”. Kebudayaan Jepang juga menjadi konsep utama produk, yaitu teratur dan menjunjung tinggi nilai honor dan integrity.

Katharina bercerita, kemeja putih dapat menjadi pilihan busana yang simpel tapi tetap rapi. Bagi wanita yang sehari-harinya beraktivitas padat, memilih kemeja putih bisa memangkas waktu berpakaian. Value inilah yang ditawarkan kepada customer dalam wujud kemeja yang klasik dan hadir dalam berbagai model, seperti fitted shirt, oversized shirt, dan shirt dress.

Masshiro&Co. juga mengusung nilai slow dan sustainable fashion untuk mengurangi dampak negatif limbah industri fashion pada lingkungan. Bahkan, salah satu komunikasi brand mereka adalah “jangan membeli banyak baju, tapi belilah beberapa baju saja yang berkualitas bagus dan bisa dipakai dalam segala acara”.

Dengan konsep dan value ini, Katharina mengakui pertumbuhan Masshiro&Co. cenderung lambat dibandingkan brand lain. Dijelaskannya, kenaikan penjualan secara signifikan baru terjadi dua tahun terakhir, tepatnya ketika pihaknya mengikuti bazar Brightspot Market di penghujung 2019. Pada awal berdiri, kuantitas produksi masih sangat terbatas, itu pun menggunakan penjahit sendiri.

Seiring dengan berkembangnya bisnis, Masshiro&Co. mulai mempekerjakan karyawan, lalu memperbaiki rantai pasok, strategi produksi, inventori, dan strategi pemasaran. Hingga saat ini, Masshiro&Co. mempekerjakan kurang-lebih 20 karyawan dan telah bekerjasama dengan salah satu pabrik garmen untuk menambah jumlah produksi.

Katharina tidak memungkiri bahwa penjualan pertama (first purchase) produk Masshiro&Co. cenderung sulit. Sebab, tidak semua orang langsung memahami konsep slow fashion brand ini. Namun sebaliknya, brand yang sudah punya flagship store di Plaza Indonesia ini percaya diri dengan keberadaan konsumen loyal yang sudah memahami konsep tersebut. Hal ini terbukti dengan lebih dari 40% penjualan adalah pembelian berulang (repurchased item). Bahkan, konsumen loyal pun menjadi penyelamat tatkala pandemi mengguncang bisnis Masshiro&Co.

Merespons tantangan di masa pandemi, Masshiro&Co. juga mengubah strategi bisnis, dari yang tadinya menjual produk di consignment store, seperti di Pasaraya dan Alun-Aun Indonesia, menjadi penjualan online di platform e-commerce. Strategi bertahan lainnya adalah fokus menjual koleksi bestseller, menekan angka produksi, bahkan sampai membuat baju hazmat atau alat pelindung diri (APD). “Kami sempat meminta pabrik membuat APD untuk mempertahankan kerjasama dengan mereka,” ungkap Katharina.

Walaupun menantang, ia berpendapat bahwa pandemi membawa angin segar bagi bisnis Masshiro&Co. Sebab, konsep produk yang mereka usung akhirnya dapat teramplifikasi dengan baik. Seperti yang terlihat kini, orang cenderung berpakaian lebih santai dan simpel, serta membeli baju yang berkualitas tinggi agar bisa dipakai dalam jangka waktu panjang. Tidak hanya untuk bepergian, ada juga sejumlah konsumen yang membeli produk Masshiro&Co. untuk dipakai saat work from home.

Produk Masshiro&Co.
Produk Masshiro&Co.

Lantas, bagaimana potensi pasar Masshiro&Co.? Menurut Katharina, market kemeja putih masih sangat luas. Sebab, setiap orang pasti membutuhkan kemeja putih dalam setiap fase hidup mereka. Maka, kemeja putih menjadi salah satu item yang esensial.

Seiring berjalannya waktu, brand ini menambah koleksinya, mulai dari The X series (XOXO) untuk koleksi warna hitam, The Earth Series untuk koleksi baju warna earth tone, hingga koleksi yang lebih ramah lingkungan bernama Matters by Masshiro&Co. Koleksi pakaian ini terbuat dari bahan biodegradable, yaitu kain tencel. Tak hanya untuk wanita, baru-baru ini juga diluncurkan koleksi untuk pria, yaitu Mann by Masshiro&Co.

Sukses di penjualan online, Masshiro&Co. mengukuhkan flagship store pada September 2021. Katharina menyebutkan, toko offline ini difungsikan sebagai gerbang bagi konsumen baru untuk mengenal produk-produk Masshiro&Co.

“Customer harus melihat bahan dan jahitannya, serta mencoba pakaiannya. Kalau cuma lihat foto baju saja, khawatir kurang meyakinkan. Nah, untuk pembelian berikutnya, mereka bisa beli lewat online,” ia menjelaskan. Berdasarkan data Masshiro&Co., rata-rata konsumen akan berbelanja lagi (repurchase) dalam 1-2 bulan berikutnya.

Menurut Katharina, penjualan Masshiro&Co. masih sangat tergantung pada customer behavior. Salah satu penerapannya adalah mendesain flagship store sesimpel mungkin sesuai dengan konsep produk Masshiro&Co. Jika dilihat, hanya ada lima model baju yang dipasang di tiap-tiap rak dengan ukuran berbeda-beda. Tujuannya, konsumen lebih mudah saat memilih dan mencoba baju tanpa dipusingkan dengan banyaknya pilihan.

Lantas, bagaimana menarik pelanggan di penjualan online? Di sinilah, kata Katharina, pentingnya memiliki konsep yang kuat. “Kami harus bisa menyampaikan nilai dan konsep Masshiro&Co. lewat caption foto. Tidak hanya itu, foto baju pun minimal dengan dua macam styling.”

Hingga saat ini Masshiro&Co. tidak pernah melakukan kampanye pemasaran besar-besaran. Ia percaya ketika sebuah brand konsisten menyampaikan nilai produknya, konsumen akan datang dengan sendirinya.

Bahkan, diakuinya, biaya pemasaran terbesar sampai saat ini adalah untuk membangun flagship store. Sebelumnya, yakni pada 2020, Masshiro&Co. sempat membuka pop-up store di Ashta District 8, SCBD.

Produk Masshiro&Co. dijual mulai dari harga Rp 600 ribu. Dengan harga ini, menurut Katharina, produknya dapat dijadikan investment piece. Sebab, selain modelnya yang timeless, produk Masshiro&Co. juga mudah dirawat (easy care) dan berkualitas premium sehingga dapat dicuci-pakai dalam jangka waktu panjang. Karena itu, ia mengklaim brand-nya berada dalam kategori affordable luxury.

Target konsumen Masshiro&Co. adalah wanita di atas 25 tahun. Soal ini, Katharina punya pandangan menarik. “Sebelum usia 25 tahun, kita masih mencari jati diri dan gaya berpakaian, sehingga belum begitu paham value dan konsep Masshiro&Co.

Berbicara soal timeless clothing, Katharina dan ketiga temannya sepakat bahwa konsep tersebut didefinisikan sebagai pakaian yang cocok dipakai dalam berbagai kesempatan, mudah dipadupadankan, dan dapat dikenakan oleh segala usia dan bentuk tubuh. “Kami percaya dan optimistis bahwa timeless clothing ini akan terus berkembang, because it will never go out of style dan memang merupakan barang kebutuhan,” katanya tandas.

Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved