Youngster Inc. Entrepreneur zkumparan

Kiat Nanda Aprizal Orbitkan Ghanior

Nanda Aprizal, pendiri dan CEO Ghanior, produsen jersey (seragam) futsal
Nanda Aprizal, pendiri dan CEO Ghanior, produsen jersey (seragam) futsal

Ghanior, produsen jersey (seragam) futsal, kebanjiran pesanan dari berbagai klub futsal. Tahun lalu, rata-rata jumlah pesanan jersey buatan Ghanior berkisar 1.500-2.000 potong per bulan.

Nanda Aprizal, pendiri dan CEO Ghanior, menyebutkan, sebanyak 40-50 klub futsal amatir telah menggunakan jersey produksi Ghanior. Jersey futsal buatannya ini juga digunakan oleh dua klub Liga Futsal Profesional (Professional Futsal League) Indonesia, yaitu Halus FC dan Cosmo FC, serta Tim Nasional (Timnas) Futsal Indonesia, khusus untuk pertandingan persahabatan. Sementara jersey Timnas Futsal di pertandingan resmi menggunakan produk Nike.

Jersey merek Ghanior dikenakan Cosmo FC sejak tiga tahun lalu, sedangkan Halus FC mulai memakai Ghanior sebagai jersey klub di tahun 2019. Saat ini, kedua klub sedang berlaga di Liga Futsal Profesional musim 2020 yang digelar oleh Federasi Futsal Indonesia. Halus FC dimiliki Abraham Lunggana dan Cosmo FC dibawah naungan Grup Sinar Mas.

Nanda mengemukakan, penggunaan jersey dari Ghanior oleh klub profesional, amatir, dan Timnas Futsal merupakan wahana pemasaran Ghanior dari mulut ke mulut. Pemasaran getok tular (word of mouth marketing) ini mendongkrak citra merek Ghanior. “Konsumen membeli jersey buatan Ghanior minimal selusin, 12 pemain yang menggunakan kaos Ghanior ketika berlaga di lapangan futsal itu menjadi ajang marketing Ghanior,” kata Nanda.

Kesuksesan pemasaran Ghanior ini melanjutkan strategi pemasarannya di media sosial ketika Nanda merintis bisnis ini di tahun 2010. Saat itu, dia mempromosikan Ghanior di Facebook dan Kaskus. Dia menyodorkan jersey yang desain, bahan sablon, dan kainnya dikustomisasi sesuai dengan keinginan pembeli. Nanda merespons permintaan pembeli seperti ini. Mereka menginginkan rancangan desain, kain, dan kualitas sablon yang berbeda dengan produsen jersey sejenis. “Produk Ghanior harus berbeda dari produk massal atau manufaktur. Makanya, saya tidak main-main dalam membuat produk,” tutur kelahiran 1988 ini.

Resep bisnis ini manjur lantaran pembeli kian kesengsem mengenakan jersey buatan Ghanior. Sejak tahun 2012, Ghanior semakin dikenal sebagai produsen jersey futsal oleh pemain futsal di seluruh Indonesia. Kini, menurut Nanda, sekitar 10 ribu klub futsal di berbagai daerah telah menggunakan Ghanior. “Kami menjaga pasar dengan kualitas dan desain yang baik,” ia menegaskan.

Embrio bisnis Ghanior itu dirintis Nanda pada 2010 ketika masih kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat. Di sela-sela waktu luang mengerjakan skripsi, dia mempelajari seluk-beluk memproduksi jersey di perusahaan konveksi di Bandung dan mempelajari pembuatan seragam olahraga di YouTube. Lantas, dia mencoba-coba rancangan desain yang dibuatnya untuk diproduksi oleh perusahaan konveksi di Kota Kembang itu. Dia belum menyematkan Ghanior sebagai merek jersey futsal bikinannya.

Namun, jersey futsal Nanda cukup banyak dipesan dan dibeli mahasiswa. Seluruh keuntungan di tahun itu diserahkan Nanda kepada orang tuanya. Di tahun 2011, setelah merampungkan kuliahnya di UPI, dia menggunakan merek Ghanior yang berasal dari kata “Al-Ghani”, salah satu asmaul husna, nama-nama Allah Swt. yang baik di agama Islam. Al-Ghani artinya memakmurkan. Nanda menambah “or” yang merupakan singkatan kata “orang”. Arti Ghanior secara harfiah adalah memakmurkan semua orang.

Lantas, Nanda mengalihkan produksi Ghanior ke Jakarta untuk mengejar margin keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan memproduksinya di Bandung. Branding untuk membangun awareness Ghanior digenjotnya di berbagai medsos. Strateginya tetap mempertahankan jersey yang dikustomisasi.

“Profit yang saya peroleh ditabung,” ujarnya. Ia bisa membeli mesin dan mempekerjakan pegawai. Sebagai mantan pemain futsal, Nanda memahami kebutuhan jersey futsal yang diinginkan konsumen. Biasanya, konsumen mengirim desain seragam. Lalu, Nanda bersama timnya memproduksinya berdasarkan desain itu.

Selain itu, tim Ghanior memberikan rekomendasi desain kepada pembeli yang umumnya berasal dari klub futsal amatir. Harga jersey produksi Ghanior dipatok Rp 160 ribu-280 ribu/potong. “Kalau jersey yang Rp 280 ribu itu biasanya yang bercorak, kalau jersey berdesain polos Rp 160 ribuan,” ujar bapak dua anak ini. Pegawai Ghanior sebanyak 35 orang, termasuk penjahit. Produksi jersey merek Ghanior dilakukan di pabrik yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat. ““Sekarang tempat produksi kami ada tiga tempat di Bekasi,” ungkap bungsu dari empat bersaudara ini.

Kantor Ghanior yang berlokasi di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, merupakan etalase untuk menjual dan mempromosikan Ghanior. Jersey buatan Ghanior dijual pula di toko online, misalnya Blibli.com dan Bukalapak. Ke depan, Nanda ingin meningkatkan kualitas dan kompetensi pegawainya, membenahi manajemen keuangan, serta membidik Timnas Futsal untuk menggunakan jersey buatan Ghanior. (*)

Herning Banirestu & Vicky Rachman; Riset: Hendi Pradika

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved