Youngster Inc. Entrepreneur

Laila Munaf, Memopulerkan Zumba Lewat Sana Studio

Laila Munaf, Memopulerkan Zumba Lewat Sana Studio

Nama Laila Munaf sangat mungkin sudah tidak asing bagi para pencinta zumba di Tanah Air. Maklumlah, wanita kelahiran 1983 ini adalah salah seorang yang memopulerkan olahraga itu. Selama menetap 11 tahun di Negeri Abang Sam, Laila tergolong rajin melakukan olahraga tersebut. Di AS, olahraga ini memang sangat populer. “Hampir setiap pulang kerja saya bersama tante saya mengikuti kelas Zumba,” ungkap Laila, yang kala di AS bekerja di sebuah kantor hedge fund di Boston.

Laila Munaf

Siapa sangka, dari hanya kelas kecil-kecilan di apartemen, bisnis olahraga kebugarannya itu berkembang. Pada 2012, Laila sudah bisa membangun studio fitness bernama Sana Studio. Nama studionya diambil dari pepatah terkenal latin: men sana in corpore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kini cabang Sana Studio ada tiga, yakni di Panglima Polim, Cilandak dan Cipete –semuanya di Jakarta.

Saat ini, Sana Studio dibantu 40 instruktur. “Dulu modalnya hanya Rp 150 juta,” ungkap Laila. Sekarang, setiap bulan dari ketiga cabang tersebut ia mengaku bisa mengantongi pendapatan bersih di atas angka tadi.

Untuk urusan bisnis, Laila dibantu oleh keluarga untuk mengurusi segala hal terkait bisnis dan bagaimana memasarkan Sana Studio hingga bisa memiliki banyak murid. Istri kakak iparnya sangat membantu dalam hal networking. Begitu juga suami dan kakak iparnya, yang turun tangan membantu menjalankan roda bisnis. “Kami berbagi peran. Tugas saya hanya bagaimana membuat mereka yang mengikuti kelas saya merasa senang,” ujarnya.

Pernikahan, menurut Laila, menjadi salah satu kunci kesuksesannya dalam menjalankan bisnis. Maklumlah, karena lama tinggal di luar negeri, ia mengaku tidak punya banyak teman dan kenalan di Indonesia yang bisa diajak untuk bergabung dengan kelas zumba yang dibukanya. Hal ini berbeda dengan suami dan kakak iparnya yang merupakan arsitek. Keduanya, menurut Laila, orang yang lumayan gaul dan punya banyak kenalan. “Bisa dikatakan, olahraga ini berkembang setelah saya menikah dengan suami,” katanya seraya tersenyum.

Untuk urusan strategi, menurut Laila, Sana Studio sebenarnya bukan tipe bisnis yang berorientasi pada profit. Ia mengaku punya misi mengampanyekan hidup sehat melalui olahraga. Berbagai brand besar kerap digandeng Sana Studio untuk mengampanyekan hidup sehat melalui olahraga. Dengan produsen sepatu Nike dan Adidas, misalnya, Sana Studio pernah bekerja sama untuk mengadakan acara-acara seperti zumba gratis untuk kalangan umum. “Setelah bisnis ini berjalan, akhirnya kami tidak hanya ingin berbicara mengenai profit. Kami mengampanyekan bahwa ini bukan masalah kurus atau gemuk, namun yang penting lebih untuk kesehatan.” dia menegaskan.

Seiring perjalanan waktu, tak hanya Zumba, Sana Studio juga memiliki kelas olahraga lainnya seperti olahraga TRX, yoga, pound fit dan boxing. Soal biaya, ia mengklaim sangat kompetitif dibandingkan pemain lain. Untuk olahraga yang menggunakan alat, sekali pertemuan biayanya Rp 150 ribu, sedangkan yang tidak menggunakan alat seperti zumba dan TRX sebesar Rp 100 ribu. Di luar itu, ada kelas-kelas privat dan kelas dengan paket pertemuan yang biayanya berkisar Rp 550 ribu sampai Rp 1,5 juta. “Banyak juga yang buka studio kecil dan harganya relatif sama,” Laila mengklaim.

Salah seorang member zumba di Sana Studio, Sabrina Darmawan (34 tahun), telah mengikuti kelas zumba di studio tersebut sejak 2012. Ia mengaku merasakan betul manfaat zumba. Olahraga ini membuat perasaannya senang dan tubuhnya lebih sehat. Ke depan ia berharap, Sana Studio bisa membuka lebih banyak cabang studio sebagai alternatif lokasi. “Saya juga ingin Sana Studio punya lebih banyak lagi event yang seru dan reward event untuk member,” ucap Sabrina. (*)

Sri Niken Handayani & Ananda Putri

Riset: Hana Bilqisthi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved