Youngster Inc. Entrepreneur

Nyali Salim Santoso Bertarung di Transportasi Online

Nyali Salim Santoso Bertarung di Transportasi Online

Maraknya jasa transportasi online memicu Salim Santoso ikut terjun di bisnis berbasis teknologi digital tersebut. Tak tanggung-tanggung, pemuda kelahiran Semarang, 37 tahun silam, itu mengucurkan dana miliaran rupiah untuk meluncurkan Atrans, merek transportasi online yang melayani dua moda sekaligus, roda dua dan empat.

Salim Santoso

Salim menganalogikan kondisi saat ini seperti ketika ia memulai bisnis penyewaan mobil 12 tahun lalu di Jakarta. Saat itu pemain sewa mobil sudah mencapai ribuan, tetapi dirinya yang hanya mengawali dari sebuah mobil tua mampu bertahan dan berkembang hingga memiliki puluhan mobil dan karyawan. Karena itu ia yakin, berbekal inovasi dan fitur yang tak dimiliki pesaingnya, Atrans akan mampu bersaing.

Salim memulai bisnis saat belia. Setelah lulus sekolah setingkat SMA di China pada 2000, ia pulang dan membantu toko batik kakaknya di Semarang. Namun, pria yang dibesarkan di lingkup keluarga pengusaha hotel di Semarang itu ingin lekas memacu diri lebih kencang lagi. Dan, bungsu dari delapan bersaudara itu pun pergi ke Jakarta.

Setelah mencari bidang bisnis yang pas, ia memulai bisnis rental mobil. Tabungan sebesar Rp 6 juta hasil “magang” di toko kakaknya ia pakai untuk mengkredit mobil Daihatsu Espass tua. “Awalnya, Espass tahun 1997 masih keropos. DP murah sekali Rp 6 juta, angsuran bulanan Rp 1,6 juta,” katanya mengenang.

Mobil tua itu dipakainya untuk mengantar konsumen ke mana-mana. Targetnya, orang dari daerah yang datang ke Jakarta. Banyak asam garam yang telah dicecapnya saat itu. Dari dimarahi konsumen lantaran hanya memiliki mobil tua keropos, sampai berkali-kali kehilangan kendaraan yang dibawa kabur konsumen. Namun, ia tak menyerah dan terus berinovasi. Misalnya, ia merilis “fitur” sewa dengan sopir sampai mengangkat pengemudi sebagai karyawan tetap. Saat itu pemain rental mobil banyak yang menerapkan sistem lepas kunci alias sewa tanpa sopir dari rental. Kondisi ini efisien dan disukai penyewa, tetapi riskan terjadi penipuan.

Rekan-rekannya sesama pengusaha rental kala itu pun banyak yang penasaran dan menelepon mempertanyakan inovasinya. Salim tidak peduli dan jalan terus. Ia yakin, kemacetan di Jakarta dan sekitarnya yang kian menggila membuat orang memilih menyewa dengan sopir.

Betul juga. Konsumen tetap berminat menyewa meski ia mewajibkan penggunaan sopir dari rentalnya. Karena minat penyewa yang tinggi, ia berani mengangkat pengemudi rentalnya sebagai karyawan tetap. “Kalau tidak diangkat jadi karyawan tetap, saya tidak bisa mengontrol kualitas mereka,” kata Salim yang hingga tahun lalu memiliki 60 sopir tetap plus sejumlah sopir lepas sebagai pengganti kala pengemudi tetapnya libur.

Salim Santoso

Salim Santoso (ketiga dari kiri? & Team

Berkat inovasi itu, bisnis rental Salim yang berkantor di Jalan Adam Malik, Kavling 65, Tangerang, terus membesar. Dengan inovasi, ia yakin mampu mencuri ceruk pasar signifikan dari pemain transportasi online yang sudah ada. Pasalnya, selain menawarkan layanan standar transportasi online seperti Trans Ojek untuk ojek motor, Trans Send untuk kurir, Trans Food untuk pengantaran makanan, Trans Box untuk kiriman kargo, Trans Car untuk mobil, Atrans memiliki fitur unggulan: Trans Day Rent. Dengan layanan terakhir itu, konsumen layaknya menyewa di rental mobil biasa tetapi berdasarkan aplikasi Atrans. Lama sewa Trans Day Rent dimulai dari dua jam dengan tarif Rp 160 ribu atau Rp 80 ribu per jam.

Bagaimana jika pengguna terjebak macet sehingga penggunaan mobilnya melebihi pemesanan awal? Rupanya Atrans telah memikirkan solusinya dengan memiliki fitur perpanjangan sewa. Hitungan perpanjangannya cukup adil, yakni per menit. Biayanya, Rp 80 ribu dibagi 60 menit, atau sekitar Rp 1.300 per menit perpanjangan sewa.

Inovasi lainnya, Atrans memberikan tarif promo selama masa promosi beberapa bulan ke depan. Plus, insentif bonus 10% bagi pengemudinya yang mampu mencapai omset tertentu dalam sepekan. Ada pula insentif jalan-jalan ke luar negeri dengan syarat tertentu. “Target kami saat ini menambah jumlah pengemudi dulu. Karena ada customer tanpa driver, ya percuma,” ujar Salim.

Arynto C. Samudro, Direktur Pengelola Atrans yang turut meluncurkan aplikasi transportasi online tersebut bersama Salim, memaparkan, kelebihan lain adalah seluruh armada mobil Atrans telah berizin kendaraan sewa resmi. Ini lantaran induk Atrans, Angelita, merupakan rental mobil resmi terdaftar sehingga seluruh armada Atrans saat ini menginduk kepada izin Angelita, bahkan telah mengikuti kir.

Arynto menuturkan, di hari peluncuran Atrans pada 18 Juli, tercatat sudah 400 mitra pengemudi baik ojek maupun mobil yang terdaftar di Atrans. “Namun, sampai akhir tahun ini diharapkan target sebanyak 30 ribu mitra driver bisa tercapai,” ungkapnya.

Untuk mencapai target tersebut, Atrans siap menggandeng perusahaan rental resmi di berbagai daerah di Indonesia yang selanjutnya disebut agen Atrans. Kota yang sudah masuk dalam radar operasi Atrans yakni Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Medan, dan Makassar. Sampai kini, sudah 14 agen transportasi yang tergabung di Atrans. “Selanjutnya, agen tersebut yang akan mengelola mitra pengemudi Atrans,” ujar Arynto.

Salim mengaku, dalam masa awal pendirian perusahaan ini, pihaknya telah menyiapkan dana Rp 4 miliar. Dana itu untuk pembuatan aplikasi, peluncuran, dan promosi. Namun, ke depan, ia tak menutup kemungkinan menggandeng investor lain untuk menambah permodalan.

Atrans juga akan berinovasi dengan menyediakan jasa bus online. “Tapi, itu rencana ke depan. Fokus kami sekarang membesarkan yang ada dulu dan menambah mitra pengemudi. Akan ada inovasi-inovasi selanjutnya dari kami. Dengan begitu, kami akan survive, bahkan unggul di bisnis transportasi online,” kata Salim, optimistis.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved