Bagi kebanyakan wanita dan peminat busana, fashion games jelas permainan yang asyik. Selain menguji keterampilan, fashion games mengajarkan berkreasi karena bisa memadu-padankan busana dan aksesori — kalung, tas, bandana — sesuka hati. Sayangnya, karena hanya berupa permainan, pemain tidak bisa memilikinya dalam wujud nyata.

Namun, game Miss Matching menawarkan sesuatu yang berbeda. Game kreasi Riana Bismarak ini memberikan kesempatan bagi pemain bisa memiliki seluruh koleksi fashion yang menjadi image dalam game tersebut. Sebab, seluruh image dalam Miss Mathing merupakan koleksi toko online bernama www.belowcepek.com. “Inilah yang membedakan Miss Matching dengan fashion games yang lain,” ujar Riana.

Miss Matching adalah aplikasi game online buatan Belowcepek.com. Game ini dapat diakses melalui Facebook (http://www.facebook.com/belowcepekcom/app_374701945947810). Caranya, klik like, user akan langsung diajak untuk mix & match outfit seluruh koleksi busana (atasan, bawahan, aksesori dan sepatu) sesuai dengan gaya smart shopper — sebutan untuk konsumen Belowcepek.com. “Kalau cocok, user bisa langsung transaksi di Belowcepek.com,” ujar Riana berpromosi. Hasil outfit pemain bakal mendapat nilai. Peraih skor tertinggi dalam game tersebut berkesempatan mendapat hadiah liburan ke Bali.

Jadi, game tersebut berfungsi sebagai fitting room. Maklum, belanja online tidak memungkinkan pembeli menjajal barang. Dengan Miss Matching, setidaknya konsumen bisa memadu-padankan busana sebelum membeli. Sebab, tiap ada barang baru di Belowcepek.com, item di Miss Matching juga di-update.

“Ide awal mengembangkan aplikasi ini karena di Twitter banyak pelanggan bertanya kepada saya bagaimana cara mengombinasikan baju-baju Belowcepek.com,” kata Riana. Pemilik akun @RianaRee ini memang suka memperlihatkan kreasinya dalam mengombinasikan busana lewat jejaring sosial. Daripada selalu dimintai sarannya, ia pun membuat aplikasi Miss Matching yang informatif dan menyenangkan .

Jangan bayangkan Riana ahli teknologi informasi. Dia lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta. Sepanjang hidupnya, ia tak pernah bersentuhan dengan TI. Sebelum berbisnis, ia menjadi profesional di beberapa perusahaan. Kariernya dirintis mulai dari staf dapur di Holiday Inn, Bali, hingga terakhir menduduki posisi sebagai Direktur Koporat Waterbom Bali dan Jakarta. Setelah itu, ia sempat hijrah ke dunia penjualan & pemasaran di beberapa perusahaan.

“If you have strong concept, jangan takut,” begitu tekad Riana saat meninggalkan kursi direksi di Waterbom. Sebenarnya, keputusannya keluar dari pekerjaannya terlalu prematur. Rencananya, ia akan keluar tahun depan. Namun, akun Facebook Belowcepek.com yang dirintisnya tahun lalu kebanjiran member — ada 10 ribuan member.

Kepalang tanggung, Riana akhirnya memutuskan membesarkan Belowcepek.com. Ia merogoh kocek hingga Rp 100 juta untuk membangun website. Khusus aplikasi game Miss Matching, ia menggelontorkan Rp 200 juta. “Investasi paling mahal, ya membuat website dan game,” ungkapnya. Website dan aplikasi game dibuatkan oleh pihak ketiga. “Saya yang punya konsep. Pokoknya, maunya begini. Tahu-tahu jadi,” tuturnya sambil tertawa lebar.

Lajang kelahiran 5 Juli 1976 ini tak mau main-main terkait koleksi produknya di Belowcepek.com. Barang-barang yang dijual punya kualitas baik. “Tidak kalah dengan baju branded yang harganya Rp 300 ribu ke atas. Baju yang ada di Belowcepek.com ya itu yang saya pakai,” kata Riana. Bagaimana soal harga? Sesuai dengan namanya, Belowcepek.com, yang berarti di bawah 100, maka produknya dijual maksimal Rp 99 ribu.

Ia pun menggandeng UKM untuk memasok barang. Ada 10 UKM di bawah binaannya. “Semua di Jakarta. Khusus aksesori, dari Bali. Karena, aksesori di Jakarta kebanyakan impor,” ungkapnya. Riana memang tak ingin ada barang impor di Belowcepek.com. “Semua barang 100% Indonesia!” ujarnya serius.

Lalu, bagaimana bila ada kenaikan harga kain? “Harga akan tetap di bawah Rp 100 ribu. Makanya, kuantitas harus banyak. Sebab, marginnya kecil,” kata Riana tanpa mau merinci. Saat ini dalam sebulan ia mampu menjual 500-1.000 item barang.

Riana juga harus pintar mengatur keuangan. Misalnya, untuk promosi, ia harus bisa menempuh jalur yang tepat. “Mengoptimalisasi uang dikit, menjadikannya viral,” demikian kiatnya. Ia pun men-support koleksi Belowcepek.com untuk beberapa tayangan televisi, pemotretan majalah. “Model Belowcepek.com juga real people,” ujarnya. Maksudnya, Belowcepek.com tidak menggunakan selebritas untuk memamerkan baju. “Kalau orang biasa, mereka akan excited dan bangga cerita ke teman-temannya. Jadi, bayarnya murah dan promosinya pun dapat,” kata Riana tentang taktiknya. Ke depan, ia berencana membuat semacam mal online. “Tunggu saja,” cetusnya.

Menurut Sumardy, pakar pemasaran word of mouth, Belowcepek.com cocok bagi pebelanja yang budget-oriented. Harga di bawah Rp 100 ribu yang diterapkannya itu bisa menjadi keunggulan tersendiri di tengah banyaknya toko online. “Mestinya online shop ini akan berjalan bagus, karena dari sisi harga cukup affordable,” ungkap CEO Buzz & Co ini.

Hanya saja, Sumardy agak ragu dengan masa depan Belowcepek.com. Terutama, berkaitan dengan harga karena rentan terhadap ancaman inflasi. “Dulu di dunia offline juga banyak yang menerapkan strategi seperti itu. Mereka gagal bertahan, salah satunya karena inflasi.”

Namun, terlepas dari itu, Sumardy mengapresiasi inovasi Belowcepek.com yang menciptakan aplikasi game yang bisa membuat pelanggan fun. Aplikasi tersebut memungkinkan pengunjung bertahan lebih lama. “Yang paling penting, membuat orang betah dan spend lebih banyak di online shop. Game adalah inovasi yang bagus,” katanya. Hanya saja, ia menyayangkan aplikasi game terpisah dari website Belowcepek.com. Bila game bisa dimainkan di situs yang sama, akan lebih bagus.(*)

Sigit A Nugroho dan Dede Suryadi

Riset: Siti Sumariyati