Youngster Inc. Entrepreneur

Solut-ioN, Solusi dari Pandawa Putra Indonesia untuk Pertanian

Oleh Admin
Solut-ioN, Solusi dari Pandawa Putra Indonesia untuk Pertanian

Melihat berjualan produk herbisida banyak tantangannya, tiga orang anak muda lulusan Institut Pertanian Bogor, yakni Kukuh Roxa Putra Hadriyono, Sigit Pramono, dan Wahyudi, merintis produk yang lain. Mereka membuat adjuvant herbisida dengan nama Solut-ioN. Produk ini baru saja membuat mereka memenangkan Mandiri Young Technopreneur 2013 di kategori teknologi-non IT.

“Di Mandiri Young Technopreneur 2013, yang kami ajukan Solut-ioN-nya. Kami sebenarnya sudah memproduksi 14 produk, cuma yang benar-benar belum ada (di pasar) ini, Solut-ioN, makanya kami ikutkan ke ajang ini,” terang Sigit, selaku COO Pandawa Putra Indonesia, kepada SWA, di sela-sela expo Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Young Technopreneur 2013, yang baru-baru ini diadakan di Istora Senayan, Jakarta.

adjuvant herbisida 2

Sebagai informasi, tiga orang alumni Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB ini membentuk perusahaan Pandawa Putra Indonesia di tahun 2012. Mereka sendiri lulus kuliah di awal tahun 2011. “Bahkan bisa dibilang mulai usaha pas masih menjadi mahasiswa,” ucapnya. Perusahaan yang dinahkodai oleh Kukuh selaku CEO ini berkantor pusat di Banyuwangi, Jawa Timur.

Seperti apa produk Solut-ioN itu?

Jadi, produk ini itu campurannya herbisida. Kalau untuk aplikasi mematikan rumput itu biasanya pakai herbisida, ini kami arahkan setengahnya herbisida, setengahnya Solut-ioN. Intinya, ini sebagai campuran, atau tidak bisa dipakai tunggal. Produk ini gunanya untuk menurunkan dosis racun yang ada di herbisida, tetapi kualitas kematian rumputnya tetap sama. Segala merek ataupun segala bahan aktif herbisida bisa dicampur dengan ini.

Sekarang ini, kalau digunakan 100 persen herbisida, dampaknya itu ke lingkungan sama kesehatan. Seperti untuk minyak sawit, produk dari Indonesia tidak bisa masuk ke beberapa negara yang menggunakan standar RSPO, karena penggunaan herbisidanya masih tinggi. Dengan penggunaan ini, katakan satu hektar butuh enam liter herbisida, cukup pakai tiga liter herbisida, tiga liter produk ini. Jadi, dosis racunnya jauh menurun, tapi tingkat kematiannya sama kualitasnya.

Terciptanya produk Solut-ioN ini berawal dari mana?

Jadi, kami sudah lama berkecimpung di pertanian organik dan pendampingan petani. Beberapa produk sudah kami buat. Dan dari petani ada feedback ke kami. “Mas, tolong dong dibuatkan herbisida untuk mematikan rumput.” Akhirnya, kami membuat herbisida, cuma masalahnya kami harus face to face dengan perusahaan multinasional. Dan, pengajuan izin untuk herbisida itu lama, bisa sampai dua tahun. Biayanya bisa sampai Rp 200 juta.

Lantas, kami mencari cara bagaimana supaya kami tetap bisa memberikan solusi untuk rumput ke petani, tetapi tidak perlu keluar biaya terlalu banyak dan perizinan terlalu lama. Istilahnya, kami mencari modal dari produk yang lain dulu. Akhirnya, kami buat adjuvant ini. Ini produk benar-benar baru. Untuk mengujikannya ke Kementerian Pertanian saja, untuk keluar izinnya kan harus dirujukkan ke balai, itu sampai tiga bulan itu bolak-balik, dilempar ke beberapa laboratorium. Karena beberapa laboratorium itu belum ada yang bisa mengeluarkan uji untuk ini.

Berapa lama waktu yang ditempuh untuk menemukan produk ini?

Untuk riset dan pengembangannya sekitar enam bulan.

Apakah produksinya sudah konsisten sekarang ini?

Sudah. Kalau kapasitas produksi bisa sampai 1.000 liter per bulan. Realisasi produksi sekitar 500-600 liter per bulan. Mengenai bahan baku, kami tidak ada kesulitan sejauh ini karena produk ini 50 persennya adalah bahan organik, yang bisa didapatkan di alam. Bahan itu banyak tersedia tapi belum dioptimalkan sama masyarakat. Tapi, tidak bisa saya sebutkan apa, rahasia perusahaan.

Kalau herbisida itu 100 persen bahan aktifnya impor, maka harganya pasti selalu mengikuti fluktuasi dollar US. Kalau kami 100 persen itu lokal. Kami pun menjual produk ini satu liter seharga Rp 30 ribu.

Dan, dalam proses produksi, kami mempunyai lima orang tenaga kerja. Memproduksi produk ini memang tidak butuh SDM yang banyak, dan waktu produksi relatif lebih cepat.

Bagaimana dengan penjualan produk?

Kalau untuk daerah Banyuwangi, ada beberapa agen. Tapi, kalau yang ke luar, seperti untuk perkebunan, kami sudah menggandeng satu distributor.

Apa rencana bisnis di tahun ini?

Karena Solut-ioN adalah produk baru, maka kami bakal melakukan pengenalan ke pasar, ke perkebunan-perkebunan. Target kami, kalau mau besar, ya menyasar ke perkebunan-perkebunan. Awalnya, memang yang menjadi sasaran utama produk ini adalah perkebunan kelapa sawit dan tebu. Kedua perkebunan ini sangat membutuhkan herbisida.

Di kalangan petani tebu, biaya herbisida itu sangat tinggi. Makanya, seringkali petani memilih untuk tidak menyemprot tanaman mereka. Padahal, tanpa mereka sadari kerugian akibat mereka tidak menyemprot itu jauh lebih tinggi.

Sejauh ini, ada kesulitan memasarkan produk ke petani?

Ke petani, kesulitannya itu lebih kepada edukasi produknya. Yaitu, memberitahukan kepada mereka bahwa ini produk baru. Dari sisi yang lain, tidak ada masalah. Asal mereka sudah paham apa tujuan dari produk ini, mereka otomatis sudah langsung OK-lah.

Sedangkan untuk perusahaan perkebunan besar, kami tidak masalah dalam menyesuaikan produksi nantinya. Karena, seperti tadi disebutkan kami tidak membutuhkan SDM yang banyak dan bisa mengerjakan dalam waktu yang cepat. Jadi, tidak masalah, tinggal penambahannya saja.

Kami juga sudah mempunyai perencanaan. Kami ini sebenarnya masuk ke perkebunan sudah dari 3-4 bulan yang lalu. Sehingga kesiapan pun sudah dibangun. Sudah ada yang pesan, tapi kami tahan dulu, karena kami mencoba memperbaiki sistem manajemen dahulu. Kalau permintaan langsung dipenuhi bisa saja, tapi ketika dalam perjalanannya itu harus ada kesiapan juga. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved