Youngster Inc Youngster Inc. StartUp

Kevin Kumalaputra Lahirkan Bisnis Bioplastik

Kevin Kumalaputra Lahirkan Bisnis Bioplastik

Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia setelah China, yaitu sekitar 1,9 juta ton setiap tahun. Maka bisnis Kevin Kumlaputra (33 tahun) dimulai dari rasa frustasi. “Saya frustasi melihat sampah di laut. Saya hobi diving dan snorkling, tiap kali saya melakukan aktivitas itu selalu berhadapan dengan sampah plastik mengapung di laut. Saya juga menyaksikan sendiri penyu dan ikan Pari Manta yang mati karena memakan sampah plastik. Data dari sebuah lembaga nirlaba pemerhati laut, 30 tahun lagi jumlah sampah plastik di laut leih banyak dibanding jumlah ikan,” ujarnya dengan sedih.

Salah satu jenis produk dari plastik yang banyak dibuang menjadi sampah adalah sedotan minuman. Dalam satu tahun di Indonesia, sampah sedotan plastik jika disambung akan panjangnya mencapai 150 ribu km. Belum lagi kemasan plastik lainnya dan kotak makanan styrofoam.

Sebelumnya sudah ada upaya mengurangi sampah plastik ini dengan 3R, tetapi ini ternyata tidak signifikan, karena hanya sekitar 0,1% orang yang peduli dan mau melakukannya. Tetapi ujungnya, plastik itu sendiri tidak hilang, tetap ada hanya berputar karena 3R itu. Oleh karena itu sudah saatnya dilakukan satu aksi lagi yakni replace alias mengganti semua produk tadi dengan bahan non-plastik. Kevin memproduksi bioplastik berbahan nabati lewat bisnis yang dibangunnya PT Nirwana Alam Hijau. Perusahaan yang berlokasi di Denpasar, Bali itu memproduksi kemasan makanan dan minuman bioplastik dengan mereka dagang Avani. Berikut kutipan wawancara Swa Online dan Kevin :

Apa bedanya Avani dengan kantong plastik degradable yang sudah lebih dulu beredar di pasaran?

Produk Avani ini 100 % terbuat dari bahan nabati seperti pati singkong, minyak nabati, serat tebu dan bahan-bahan nabati lainnya,. Dalam waktu 180 hari ini akan menjadi kompos. Kantong ini juga sudah lulus oralsity test, jadi kantong ini bila termakan oleh hewan tetap aman. Kantong degradable sebelumnya belum bisa seperti itu.

Jadi total sudah ada berapa jenis produk yang dihasilkan Avani ?

Ada sekitar 36 jenis produk, semuanya untuk menggantikan produk-produk yang sebelumnya terbuat dari plastik dan styrofoam. Di antaranya adalah kantong kresek, sedotan, boks makanan, cup untuk kopi atau minuman lainnya, polybag, jas hujan, dan lainnya. Dari frustasi ini akhirnya melahirkan sebuah ide bisnis. Sekarang kami memproduksi 600 kg bioplastik per hari.

Ke mana saja produk bioplastik ini dipasarkan?

Sekitar 80% dari hasil produksi kami dijual ke luar negeri alias diekspor. Sebab, ternyata di dalam negeri masih kurang peminatnya, kami tawarkan ke beberapa perusahaan lokal. Menurut mereka harga produk kami masih mahal dibandingkan plastik bio-degradable yang sudah ada. Tetapi pelan-pelan saya yakin tingkat kepedulian di Indonesia ini meningkat, dan saya yakin para pelaku pasar akan mengganti kantong dari bahan plastik dengan yang berbahan nabati.

Jadi sebenarnya apa tantangannya untuk bisa penetrasi pasar Indonesia dengan produk ramah lingkungan seperti ini ?

Edukasi mengenai greenmium, artinya green premium, jadi memang harga kami memang lebih mahal, sama seperti bahan pangan organik kan masih lebih mahal dibanding yang bahan pangan biasa. Di luar negeri edukasinya sudah dimulai dari sekolah dasar. Sedangkan di Indonesia belum jauh kesana. Maka Avani ini sebagai sebuah eco-technology company mengubah atau mereplace semua kemasan yang dari plastik misalnya kotak makan styrofoam, sedotan plastik, cup minuman. Kami replace dengan yang berbahan nabati, serat singkong dan serat tebu. Jadi total ada 36 jenis produk yang sudah ada dalam portofolio kami.

Dari 36 produk dalam portofolio itu semuanya buat ekspor ?

Masih 80% untuk ekspor, 20% untuk dalam negeri. Jadi yang 20% yang didalamnegeri itu, lebih banyak di serap di Jakarta dan Bali, sisanya di kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya dan Medan

Kliennya siapa saja yang sudah menggunakan produk bioplastiknya Avani ini ?

Kalau yang besar di luar negeri, seperti Coca Cola, Rip Curl, Dutty Free, Monolog Coffee Shop. Di dalam negeri kami sedang penjajakan dengan Ismaya Group, dan semua perusahaan besar yang berhubungan dengan horeka dan ritel.

Ke depan apa lagi rencana Anda untuk produk Avani ini ?

Nantinya, kami akan lebih fokus lagi untuk edukasi pasar, karena misalnya sedotan plastik yang mungkin hanya kita pakai 20 menit untuk minuman es teh, sampahnya bisa mencemari lingkungan sampai lebih dari 20 tahun. Kami akan kembangkan lagi protofolio produk, lebih ke produk untuk hotel amenities, seperti sisir, sikat gigi, pisau cukur dan botol untuk shampo, lotion, dan lainnya.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved