Youngster Inc. StartUp zkumparan

Di Balik Sukses Salmon Mentai By Anind, Kuliner Jawara Pilihan Go-Food

Di Balik Sukses Salmon Mentai By Anind, Kuliner Jawara Pilihan Go-Food
Fitria Anindita Putri, founder & owner Salmon Mentai, bisnis kuliner kekinian masakan khas Jepang
Fitria Anindita Putri, founder & owner Salmon Mentai, bisnis kuliner kekinian masakan khas Jepang

Hobi dan cita-cita jangan dipandang dengan sebelah mata. Dari keduanya boleh jadi akan mengantarkan Anda ke tangga sukses. Seperti perjalanan bisnis kuliner yang dilalui Fitria Anindita Putri (30 tahun). Hobi masak-memasaknya dan cita-citanya sejak kecil untuk mempunyai restoran sendiri, membuatnya sangat bergairah ketika mengembangkan bisnis kuliner kekinian: salmon mentai, masakan khas Jepang. Karena kesungguhan dan kegairahannya, dalam waktu tak lama usaha rumahan tersebut berhasil mendapatkan penghargaan dari @gofoodjakarta sebagai #JuaraPartnerGofood kategori Inovasi Terbaik 2018.

Seperti halnya bisnis lain pada umumnya, menurut perempuan kelahiran 7 Mei 1989 ini, prestasi yang diperoleh dari Go-Food tidak datang secara tiba-tiba. “Saya juga melalui jatuh-bangun juga sebelum sampai pada kondisi sekarang,” kata Anind, panggilan dekat Fitria Anindita, kepada SWA. “Awalnya saya tertarik berbisnis pastry, tapi ternyata respons pasar rendah,“ ujar lulusan Akademi Pariwisata Universitas Pelita Harapan yang mengawali usaha di tahun 2011 ini. Atas saran suami, Anind beralih ke makanan asin. “Jadilah saya coba berjualan makanan Jepang dengan menu utama shirataki,” lanjut Anind yang memulai kembali usahanya tahun 2017.

Ada dua masakan yang ia tawarkan: shirataki tek-tek dan shirataki casserole. Namun, respons pasar tetap anteng; pembeli hanya satu orang setiap hari. Hingga secara tidak sengaja Anind mencoba menu baru dari sisa salmon bekas MPASI, yang dijadikan salmon mentai shirataki. “Alhamdulillah, menu baru ini direspons lebih baik daripada makanan yang sebelumnya,” ungkapnya.

Menurut Anind yang sebelum berbisnis sendiri pernah menjadi koki di hotel berbintang dan mengajar anak-anak memasak di Young Chef Academy, kunci menjalankan usaha kuliner adalah mau terus belajar, pantang menyerah, dan tidak berhenti berinovasi. Pengalamannya setelah “gagal” di bisnis pertama menyajikan pastry, ia memperdalam ilmu soal dessert dengan mengambil kursus singkat hidangan penutup ala Jepang hingga lahirlah salmon mentai buatannya.

Dan ketika merasa siap, Anind pun memberanikan diri menawarkan makanan hasil racikannya itu lewat Twitter, Instagram, juga langsung ke teman-temannya. Hari pertama berlalu dan belum juga ada yang minat. Namun, ia tak patah arang dan terus bersabar, sampai akhirnya satu per satu pesanan masuk. “Ternyata, dari yang memesan ini terus repeat order,” ujarnya.

Selain itu, yang menurutnya juga penting adalah memperhatikan kualitas dan menjaga pasokan makanan, jangan sampai out of stock/sold out. “Saya selalu berpegang teguh bahwa segala sesuatu yang out of stock/sold out itu tidak membuat kita hebat,” katanya. Karena ketika sold out, berarti penjual tidak sanggup memenuhi permintaan pelanggan. “Saya selalu mempelajari dalam sehari porsi kami berapa sehingga setiap bulan, alhamdulillah, selalu naik produksinya,” Anind menjelaskan upayanya untuk menjaga kualitas dan pasokan makanan.

Terkait kerjasamanya dengan Go-Food hingga menorehkan prestasi istimewa, dikatakan ibu seorang putra ini, hal itu berkat kemauannya untuk belajar dan membuka diri terhadap hal-hal baru. Awalnya, ia memakai sistem purchase order, lalu pesanan meluncur dengan Go-Send. Karena orderan semakin banyak, pelanggan harus menunggu 2-3 hari, bahkan hingga seminggu. “Sampai suatu ketika pelanggan mendorong untuk dimasukkan ke Go-Food,” ujar Anind.

Ternyata, di hari pertama bergabung dengan Go-Food, rumahnya ramai seperti didemo. Apalagi, karena masih menggunakan uang cash, prosesnya jadi lama. Apalagi, rumah tidak dibentuk seperti restoran yang sudah diatur tata letaknya: pesan ke mana dulu, tunggu di mana, bayar ke mana, akibatnya: kacau. “Leaning by doing, perlahan-lahan kami berhasil mengatur flow dan cara kerja yang efektif mengantisipasi pesanan. Ditambah ada program cashless sehingga semakin menguntungkan kami,” kata Anind dengan semangat.

Dari proses belajar itu, Anind mengaku masih akan terus belajar dan mengembangkan diri. Misalnya, menunya akan terus ditambah. Saat ini ada empat jenis masakan, yakni shirataki tek-tek, shirataki casserole, salmon kani mentai shirataki, dan salmon kani mentai nasi. Ke depan, ia akan mencoba jenis lain. Ia percaya, dengan harga shirataki tek-tek Rp 40 ribu, shirataki casserole Rp 85.000, salmon kani mentai nasi Rp 47 ribu, dan salmon kani shirataki Rp 54 ribu (pakai keju tambah Rp 5 ribu), produknya akan lebih terjangkau dibandingkan dengan harga mentai saat ini yang lumayan mahal.

Anind juga bertekad mempertahankan kualitas. Contohnya, demi menghindari kondisi jalanan yang di luar dugaan, salmon buatannya dimasak matang. “Aku aku tidak mau ambil risiko dengan drama Go-Jek kena macet, atau suhu ekstrem di Jakarta, dan lain-lain. Intinya, konsumsi terbaik tiga jam, di suhu ruangan lima jam, dan lebih dari itu sebaiknya dimasukkan ke kulkas,” ungkap Anind yang selalu menuliskan di boksnya aturan konsumsi terbaik. “Kalau mentai yang salmonnya tidak matang, risikonya nanti bau. Saya hindari betul hal itu,” katanya lagi, tandas.

Setelah sekarang berhasil menjual ratusan loyang dalam sehari, Anind menargetkan ke depan bisa menjual lebih banyak lagi. Dan, setelah selama ini lebih banyak menjangkau wilayah Jakarta Selatan (Kuningan, Tebet, dan daerah perkantoran), ia tertarik melebarkan sayap ke depan dengan membuka cabang ke arah Jakarta Pusat, Bintaro Tangerang, Bekasi, atau Bandung dan Bogor. Demi mempertahankan keunggulan produknya, ia pun membubuhkan dalam salmon mentai-nya simbol “By Anind; first mentai shirataki”, sebagai simbol pionir sekaligus orisinalitas.

Dibantu enam karyawan, kini 99% penjualan salmon mentai By Anind dilakukan melalui Go-Food. Selain dengan Go-Food, kini juga sedang melakukan proses rekanan dengan Grab. “Saya tidak menolak karena sebelumnya juga sudah banyak yang pesan lewat Grabfood walaupun bukan rekanan Grab,” kata Anind yang berprinsip tidak akan mengecewakan pelanggan. Sebagai juara Partner Go-Food Inovasi Terbaik –By Anind terpilih dari 278 merchant yang bergabung sebagai mitra Go-Food– Anind bertekad akan terus memuaskan pelanggan. (*)

Dyah Hasto Palupi/Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved