Youngster Inc. StartUp zkumparan

Feedloop, Penyedia Layanan SaaS Pemasaran Interaktif

Ahmad Rizqi Meydiarso, Co-founder & CEO Feedloop
Ahmad Rizqi Meydiarso (tengah), Co-founder & CEO Feedloop

Saat ini ada banyak cara bagi perusahaan untuk berinteraksi dengan konsumen mereka. Cara yang lazim adalah menyediakan tenaga layanan pelanggan yang siap menjawab pertanyaan ataupun keluhan pelanggan. Kini malah sudah ada sejumlah perusahaan yang membuat chatbot (chatting robot), yang bukan hanya menjawab pertanyaan pelanggan, tetapi juga bisa mengumpulkan behavior data dari pelanggan mereka.

Namun, tidak semua perusahaan mempunyai akses untuk dapat berdialog secara langsung dengan pelanggannya. Sebagai contoh, perusahaan yang menjual produk dengan distribusi tidak langsung –seperti kalangan pebisnis fast moving consumer goods— tidak memiliki akses seperti itu. Ada juga perusahaan yang tidak mampu mengembangkan aplikasi untuk melayani pelanggan (customer-facing) seperti itu.

Untuk perusahaan-perusahaan seperti inilah Feedloop hadir. Perusahaan rintisan (startup) ini memosisikan diri sebagai penyedia layanan SaaS (software as a service) berupa platform pemasaran interaktif berbasis digital. Tujuannya adalah memudahkan pengelola merek membuat kampanye yang memikat pelanggan. Perangkat (tools) yang disediakan Feedloop bagi tim pemasaran dalam membuat kampanye interaktif berupa survei, kuis, tes kepribadian, konfigurator, kalkulator, story infographics, dan semacamnya.

Positioning Feedloop dalam memberikan layanan ini adalah menyasar B2B enterprise, yakni menargetkan brand besar melalui agensinya. Dengan bantuan teknologi artificial intelligence, Feedloop berupaya menggabungkan kampanye, data publik, dan social media listening sehingga pengelola brand bisa mengetahui informasi demografi, psikografis, dan sosial-ekonomi audiens mereka.

Menurut Ahmad Rizqi Meydiarso, Co-founder & CEO Feedloop, tidak semua brand bisa memiliki aplikasi semacam itu. Belum tentu karena tidak mampu membuatnya, tetapi bisa juga karena brand tersebut belum memiliki urgensi dan value proposition yang kuat. “Dengan Feedloop, agensi atau brand tidak hanya bisa membuat interactive campaign dengan lebih cepat dan cost effective, tapi juga bisa mengumpulkan insight mengenai audiensnya,” kata Rizqi.

Feedloop dijanjikannya akan memberikan analisis yang komprehensif tentang perilaku pelanggan, seperti berapa lama waktu interaksi, engagement rate, drop-off rate, dan social interactions. “Kami ingin membantu perusahaan berdialog dengan audiens mereka lewat marketing campaign yang interaktif dan memberi nilai tambah kepada konsumen,” kata sarjana dan magister lulusan Ilmu Komputer & Engineering, Technische Universität Hamburg ini.

Sebagai platform, Feedloop berbeda dengan agensi periklanan. Biasanya agensi periklanan menawarkan solusi end-to-end yang mengerjakan mulai dari strategi, kreatif, sampai pembelian iklan. “Kami merupakan platform yang mempermudah pekerjaan agensi ataupun brand dengan menyediakan tools sebagai enabler untuk mendapatkan return on investment yang lebih baik dibanding strategi iklan biasa,” lanjut Rizki yang pernah bekerja di Airbus Defence and Space, untuk sistem simulasi pesawat tempur ini.

Startup yang berdiri pada akhir 2018 ini pada tahap awal membantu para mitra dari agensi periklanan dalam hal konten dan strategi. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mendapatkan cukup use cases dan memperkaya repository dari kapabilitas tools yang disediakan Feedloop.

Diklaim Rizqi, Feedloop bisa meningkatkan engagement rate terhadap sebuah konten sebesar lima kali lipat dibandingkan rata-rata konten konvensional. Salah satu contohnya, Feedloop membantu Liga1 dan agensinya yang bernama Panenmaya dengan mengeluarkan kampanye fun quiz. Pada hari pertama ada sekitar 20 ribu orang yang berinteraksi dengan kuis mereka, 90%-nya berhasil menyelesaikan kuis dan banyak yang membagi hasilnya di Instastrory. Klien Feedloop lainnya yaitu Grup Paragon dan Narasi TV.

Bentuk pemasaran yang bisa diberikan oleh Feedloop juga berbeda. Misalnya, selama ini pengembang properti banyak mengiklankan produk mereka dengan cara push marketing. Contohnya, “Beli klaster baru sekarang, besok harga naik”. Hal ini dinilai tidak efektif untuk generasi muda. Maka, Feedloop menawarkan strategi baru dengan pull marketing, yakni brand memosisikan diri sebagai penasihat/konsultan melalui kampanye yang menarik.

Pengembang properti tidak lagi menawarkan rumah baru, tetapi menawarkan konsultasi: “Temukan rumah yang cocok dengan gaya hidup kamu”. “Dari hasil interaksi dengan konsumen, pada akhirnya calon pembeli diberi rekomendasi produk yang personalized, seperti rumah yang cocok untuk dia,” tutur Rizqi yang sebelumnya menjadi Co-founder Kata.ai ini.

Sejauh ini, Feedloop telah memperoleh pendanaan tahap awal (seed funding) dari East Ventures dan beberapa angel investor pada Juni lalu. (*)

Jeihan Kahfi Barlian & Andi Hana M.E.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved