Youngster Inc. StartUp zkumparan

Kiprah Wellson Lo Kembangkan Aplikasi untuk Investor

Wellson Lo, CEO Bibit.id.
Wellson Lo, CEO Bibit.id.

Gairah Wellson Lo untuk mengembangkan bisnis aplikasi yang menyasar kalangan investor rupanya masih terus menyala. Setelah pada 2013 sukses mendirikan Stockbit –aplikasi trading saham yang paling banyak digunakan sampai sekarang– awal tahun ini ia kembali meluncurkan bisnis aplikasi baru yang masih berkutat di dunia investasi, diberi nama Bibit.id. Aplikasi Bibit.id menyasar segmen investor reksa dana pemula.

Sebelum mengembangkan Bibit.id, Wellson sudah mengembangkan Stockbit bersama Johny Susanto, bergerak di bidang platform aplikasi investasi saham. Stockbit bahkan telah mendapatkan pendanaan investasi dari East Ventures, Convergence Ventures, FreakOut, dan beberapa investor lain termasuk 500 startup, Braavos Ventures, dan Ideosource. Menyasar kalangan milenial, Stockbit diposisikan sebagai jejaring sosial untuk investor saham yang kemudian berkembang menjadi aplikasi yang mengintegrasikan perdagangan saham, agregator informasi, dan jejaring sosial. Startup ini hadir untuk membantu trader pemula di pasar saham dan membantu konsumen membangun portofolio investasi saham yang lebih personal.

“Nah, untuk melengkapi bisnis itu, kemudian kami juga bangun Bibit.id untuk membantu investor pemula berinventasi di reksa dana,” kata Wellson yang menjadi CEO Bibit.id. Patform marketplace reksa dana ini fokus pada investor reksa dana pemula sehingga semua fitur dan pemasaran berorientasi pada investor pemula. “Investor pemula biasanya masih bingung mau memulai dari mana dan memilih produk yang mana, dan kendala teknis lainnya,” katanya. Salah satu keunggulan Bibit.id dibandingkan aplikasi investasi reksa dana lain, adanya Robo Advisor, sistem kecerdasan buatan untuk memandu dan merekomendasikan reksa dana yang tepat, sesuai dengan profil risiko setiap pengguna. Hanya dengan satu klik, pengguna bisa berinvestasi secara optimal yang disesuaikan dengan profil risiko masing-masing (konservatif, moderat, atau agresif).

Menurut Wellson, investasi reksa dana melalui Bibit.id terbilang mudah karena dengan hanya Rp 10 ribu pun bisa mulai berinvestasi. Yang jelas, kini Bibit.id mempekerjakan 15 manajer investasi dan terus akan menambah tim. Revenue stream Bibit.id diperoleh dari komisi. “Kalau kita beli reksa dana dari sales di bank, kita akan di-charge 1% untuk komisi sales tersebut. Yang kedua adalah komisi dari reksa dana untuk bank. Reksa dana itu bayar ke sales dan ke bank. Tapi karena melalui Bibit.id, tidak ada sales, jadi kami sudah dianggap seperti bank,” kata pria yang pernah bekerja sebagai auditor di KPMG Singapura ini memosisikan model bisnis perusahaannya.

Pertumbuhan Bibit.id, menurut Wellson, cukup bagus. “Kami baru launching aplikasi Januari 2019, sekarang sudah di-download 250 ribu pengguna. Ada ribuan review di App Store dan Playstore. Ini membuktikan aplikasi kami mendapat feedback yang serius,” katanya. Ia mengakui, mengedukasi investor pemula tak mudah, tak cukup dengan seminar 2-3 jam, tetapi semua dilakukan secara terintegrasi: pemasaran, registrasi, customer support, rekomendasi produk reksa dana, tip keuangan, kuis, dan sebagainya. “Sejauh ini 90% pengguna aplikasi kami di bawah 35 tahun,” ujar peraih gelar master bidang Applied Finance dari Monash University ini.

Kini pembelian reksa dana di Bibit.id juga bisa lewat Go-Pay. “Kami satu-satunya yang sudah menggaet Go-Pay. Ke depannya, kami ingin menggaet pembayaran digital lainnya,” kata Wellson. Salah satu fitur andalan Bibit.id, investor bisa memilih reksa dana sesuai dengan level risiko masing-masing. Contohnya, kalau profil risiko yang didapatkan adalah agresif, persentase alokasi reksa dana saham lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang atau obligasi. Itu semua sudah disarankan melalui program yang terotomasi.

“Otomatisasi itu membantu investor pemula, tidak hanya untuk berinvestasi di satu produk, tapi juga terdiversifikasi ke beberapa produk sesuai dengan level risiko,” kata Wellson. Karena itu, ia menyarankan kepada anak muda untuk berani memulai berinvestasi di reksa dana, walaupun dimulai dari nilai kecil. “Bahkan, bisa dimulai dari ‘uang kopi’ yang tak seberapa untuk dialihkan ke investasi reksa dana,” demikian sarannya.

Sudarmadi & Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved