Youngster Inc. StartUp

Modalku Pada 2018 Bidik Pertumbuhan Empat Kali Lipat

Modalku Pada 2018 Bidik Pertumbuhan Empat Kali Lipat

Modalku berencana menjadi perusahaan unicorn dalam lima tahun. Target tahun depan memperluas kantor cabang dan menggenjot penyaluran pinjaman.

(kiri ke kanan): Stefanus Warsito, Chief Risk Officer Modalku; Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku; Muhammad Chatib Basri, mantan Menteri Keuangan; Hendrikus Passagi, Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech OJK; Pamitra Wineka,Chairman & Co-Founder TaniHub-TaniFund. (Foto : Modalku).

PT Mitrausaha Indonesia Grup, perusahaan yang menanungi Modalku, memproyeksikan penyaluran pinjaman di tahun 2018 naik 3-4 kali lipat dibandingkan target tahun ini senilai Rp 500 miliar. Modalku di Januari-September 2017 telah menyalurkan pinjaman sekitar Rp 300 miliar, atau naik tujuh kali lipat daripada tahun 2016. “Modalku di tahun 2018 diharapkan bisa menyalurkan pinjaman 3 hingga 4 kali lipat dari target tahun ini yang senilai Rp 500 miliar,” ujar Reynold Wijaya, CEO dan Co-Founder Modalku di sela-sela diskusi panel “Bedah Peer-to-Peer Lending: Alternatif Investasi di Era Digital” di Jakarta, pada tengah pekan ini.

Modalku, penyedia layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi atau peer to peer (P2P) lending juga bakal memperluas sayap bisnis dan jangkauan ke konsumen dengan menambah kantor cabang. Reynold mengatakan pihaknya sedang mengkaji penambahan kantor cabang di Indonesia bagian Timur. Saat ini, Modalku tersedia di Jakarta, Bandung, Surabaya. Untuk menggenjot kanal penyaluran pinjaman, Modalku berancang-ancang untuk menggandeng Bank Perkreditan Rakyat (BPR). “Kami sedang menjajaki kerjasama dengan BPR,” tambah Reynold. Peraih dua gelar MBA dari Harvard Business School dan Master of Science dari The University of Michigan, Amerika Serikat ini, hendak memperkuat jaringan Modalku di Indonesia.

Perkembangan bisnis Modalku juga dirancang oleh manajemen untuk berkembang menjadi perusahaan rintisan digital yang valuasinya menembus US$ 1 miliar alias perusahaan unicorn. “Target Modalku mencapai unicorn mungkin sekitar 4 atau 5 tahun lagi,” sebut Reynold. Di Indonesia, Go-Jek dan Tokopedia sudah menyabet status sebagai perusahaan unicorn.

Seperti diketahui, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia melalui nama Funding Societies dan menjadi satu-satunya perusahaan P2P lending dari Asia Tenggara yang masuk dalam Fintech 250, daftar perusahaan-perusahaan terbaik di dunia yang melakukan terobosan inovasi di bidang teknologi finansial. Aplikasi Modalku bisa diunduh di telepon genggam berbasis Android dan iOS App Store. Agar menjaga target bisnisnya itu, Modalku yang beroperasi sejak tahun 2016 itu menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dan memproteksi dana investor serta konsumen. Modalku telah menggandeng PT Bank Sinarmas Tbk sebagai bank kustodian dalam pengelolaan dana pinjaman. Modalku mengklaim sebagai perusahaan P2P lending yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang diaudit salah satu firma dari kelompok audit ternama the Big Four, yaitu Ernst and Young. Laporan keuangan Modalku diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (firma Anggota Ernst and Young Global Limited) dengan pendapat bahwa laporan keuangan tersebut wajar tanpa modifikasi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Modalku pada Juni tahun ini sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pada September 2016, Modalku juga sudah menggandeng PT Bank Sinarmas Tbk sebagai bank kustodian.. Kerja sama ini menjadikan Modalku sebagai perusahaan P2P lending pertama di Indonesia yang pendanaannya dijaga bank kustodian sehingga keamanan dan transparansi dananya terjamin. Pada kesempatan yang sama, Hendrikus Passagi, Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech OJK, mengestimasikan nilai penyaluran pinjaman P2P lending di tahun ini akan mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Data yang disodorkan OJK menyebutkan jumlah dana yang telah disalurkan oleh P2P lending pada kuartal III/2017 mencapai Rp 1,44 triliun, melonjak sebesar 496,51% dibandingkan Desember 2016 senilai Rp 242,49 miliar. Angka tersebut merupakan akumulasi dari 22 P2P lending yang telah terdaftar di OJK.

Jika mengacu estimasi OJK itu, maka Modalku berpeluang menyabet pangsa pasar mayoritas lantaran target penyaluran pinjaman Modalku di tahun ini sebesar Rp 500 miliar, atau berpotensi menggenggam pangsa pasar 50%. “Modalku memang market leader P2P lending di Indonesia,” klaim Reynold. Lebih lanjut, Hendrikus menambahkan proyeksi nilai pinjaman P2P lending di tahun berikutnya diharapkan naik bertahap menjadi Rp 2 triliun. “Kemudian di tahun 2018 diharapkan naik lagi menjadi Rp2 triliun, dan seterusnya,” imbuh Hendrikus. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved