Youngster Inc. StartUp

Rewash, Laundry Pintar Muhammad Ridha Indradewa

Rewash, Laundry Pintar Muhammad Ridha Indradewa
Muhammad Ridha Indradewa, founder Rewash.

Nama Rewash Smart Laundry (Rewash) belakangan semakin banyak dikenali. Startup laundry berbasis apps dan loT yang mengusung konsep laundry kekinian ⸺modern, ramah lingkungan, dan menjadikan teknologi produk detergennya sebagai andalan— di bawah PT Rimaji Teknologi Negeri (RTN) ini rupanya mulai menjadi pilihan masyarakat.

Pencetusnya: Muhammad Ridha Indradewa. Konsep ini menjadi solusi bagi laundrypreneur dalam mengelola dan melakukan ekspansi bisnis laundry yang terjangkau. Rewash membantu laundrypreneur menjalankan bisnis laundry yang inovatif dan disruptif, dengan mengubah mesin cuci rumah menjadi commercial use via teknologi Rewash.

Bisnis yang dibuka pada Juli 2020 ini mencoba menggabungkan antara detergen, mesin cuci, dan teknologi. Sehingga, tercipta layanan cuci, kering, lipat dan seterika hanya dalam 90 menit dan antar-jemput gratis.

Rewash menggunakan produk sendiri yang ramah lingkungan sebagai bahan baku laundry, serta sengaja memanfaatkan smart laundry (laundry pintar). Kelebihannya: mudah dikontrol walaupun pemilik tidak berada di lokasi, sehingga pemilik mampu memonitor operasional transaksi laundry yang dikelolanya dari mana saja melalui ponsel.

Menurut lulusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada (2004-2009) ini, dirinya sejak dulu memang terobsesi dengan bisnis, teknologi informasi, dan inovasi. “Saya lama di industri kreatif tentang musik, saat itu saya pernah membuat bisnis teknologi terkait dengan musik menggunakan IoT (2007-2009),” ujar pria 36 tahun ini.

Maka, lulus kuliah ia langsung berbisnis membuat sabun ramah lingkungan atau detergen. “Sebenarnya, agak unik sih membuat detergen karena waktu itu saya suka nyuci. Lalu, bertemu dengan formulator hingga akhirnya kami membuat detergen ramah lingkungan di garasi rumah,” Ridha mengenang.

Saat itu usia formulator sudah menginjak 70 tahun, tetapi memang jenius untuk membuat formula detergen yang ramah lingkungan, bersih, dan berteknologi canggih. “Lalu, saya mengajak teman hingga akhirnya kami bertiga membuat detergen ramah lingkungan,” katanya.

Ridha menyadari, membuat detergen ini, pesaingnya besar-besar. Namun, dalam hati kecilnya, ia ingin detergen temuannya ini bisa dipakai semua orang yang punya mesin cuci karena manfaat besarnya, yaitu dapat merawat pakaian, mesin, dan lingkungan.

Penjualan melalui door-to-door dilakukan. Jatuh-bangun dilalui demi mendapatkan kepercayaan konsumen, hingga mendapat ide mendekati perusahaan laundry yang memakai mesin cuci dengan tugas merawat mesin cuci mereka. “Kami jual produk ke laundry hingga akhirnya kami buat pabrik di Bitung, Tangerang, dan saat itu klien kami sudah ribuan,” katanya.

Ia melihat hampir semua jasa laundry memiliki masalah terkait karyawan. Rata-rata kinerja usaha itu menurun gara-gara karyawan. Itu sebabnya, pada Oktober 2019 ia mengembangkan IoT. “Kami buat tim kecil untuk memasang IoT ini di mesin cuci. Pengembangan ini menjadi unit bisnis sendiri yang namanya Rewash,” ungkapnya.

Tahun 2020 kembali muncul ide baru, yaitu membuat bisnis model waralaba (franchise) dengan teknologi. “Jadi, kami buat sendiri dulu laundry-nya, kami pasang sistemnya, dan buat franchise,” cerita Ridha. Ia menambahkan, semuanya dilakukan saat pandemi. Saat itu yang dibangun teknologi POS System dan IoT sehingga mesin cuci tidak bisa berjalan kalau tidak dihidupkan dari sistem. Dan pada Juni 2020, ia pun membuat laundry sendiri.

Tak disangka, bisnisnya berjalan bagus. Berawal dari tujuh gerai, meningkat menjadi 30 gerai di 2021. “Di Januari lalu, kami MoU dengan pesantren untuk pembangunan 50 laundry selama satu tahun ini,” kata Ridha yang telah mempersiapkan 100 gerai baru di tahun 2022.

Menurutnya, bisnis Rewash merupakan integrasi dari empat hal yang ditawarkan. Pertama, produk, yaitu detergen ramah lingkungan yang diproduksi sendiri sebagai standar kualitas gerai. Kedua, tim manajemen yang berperan sebagai support system dalam pengelolaan laundry.

Ketiga, teknologi, karena menngembangkan sistem dan IoT sendiri untuk memudahkan monitoring aktivitas laundry-nya secara real-time. Keempat, tim yang akan membantu support, mulai dari pemasaran, desain, iklan, hingga laporan keuangan.

Bagi siapa pun yang ingin bermitra dengan Rewash, tidak perlu khawatir. Sebab, Rewash akan mendukung sistemnya, bahkan telah menyiapkan supervisor area untuk mengawasi jalannya usaha. “Kami akan pantau, mulai dari absensi, training, daily briefing, dan weekly meeting. Semua kami fasilitasi sehingga mitra memperoleh dukungan atau bantuan,” katanya.

Nilai waralaba Rewash saat ini sebesar Rp 175 juta. Jumlah sebesar itu tidak termasuk sewa lokasi. Jadi, hanya untuk mesin, interior, IoT, sistem teknologi, training, seragam, sabun, dll. Yang tergabung dalam satu paket. “Namun, Rewash akan membantu mencarikan lokasi jika mitra tidak memiliki referensi,” ujarnya. Sejauh ini Rewash telah memiliki 30 gerai, lima di antaranya milik sendiri,

Ridha meyakinkan bahwa mitra tidak akan kecewa dengan kerjasama ini. Pasalnya, ia dan manajemen mengembangkan produk sendiri. Jadi, segala kebutuhan pembersih didukung oleh pabrik sendiri, seperti detergen bayi, detergen untuk pakaian gelap, detergen untuk baju halus/delicate, dan sabun sepatu organik.

Sehingga, satu gerai tidak hanya menyuci baju, tetapi juga bisa menawarkan solusi kebersihan kepada konsumen. “Kami bangun satu ekosistem kebersihan yang bisa membesar, segala kebutuhan kebersihan orang bisa lihat di Rewash. Itu inginnya kami,” katanya tandas.

Ke depan, gerai akan menjadi titik ritel. Karena, saat ini detergen dari Rewash sudah memiliki peminat yang loyal. Kemudian, ada banyak produk turunan lainnya yang akan dikeluarka.n sehingga gerainya tidak hanya untuk mencuci baju tetapi juga bisa menjadi gerai ritel.

“Saat ini kami juga sedang mengembangkan produk AWM, automatic washing machine (nama sementara), mesin cuci yang tidak ada kasir, seperti vending machine. Yang mau nyuci tinggal scan saja, tidak perlu ada yang jaga/kasir,” papar Ridha. Rencananya, produk AWM ini yang akan dikeluarkan di tahun ini ⸺targetnya di Maret 2022.

Dengan demikian, ia optimistis, ada tiga titik revenue stream yang diperoleh RTN, yaitu pickup, licensing dan teknologi (berlangganan), serta produk. Divisi Pickup berperan sebagai salesman yang menawarkan jasa cucian ke orang ritel.

Lalu, Divisi Licensing berpeluang membuka titik yang banyak lagi, dan Divisi Teknologi yang menjadi basis usaha laundry. Selain itu, tentu dari produknya menjadi kunci pendapatan utama. “Divisi Produk adalah divisi yang paling profitable bagi perusahaan, sehingga itu yang akan kami kembangkan,” ujarnya.

Sebagaimana produk jasa, Rewash juga menyadari adanya komplain pelanggan. Menurut Ridha, komplain adalah satu hal yang tidak bisa dihindari. “Kami ada term & condition-nya. Kami sudah punya SOP. Untuk preventif, di SOP sudah kami kawal agar tidak terjadi berulang kali. Jadi, kami sudah ada modulnya,” katanya.

Bahkan, untuk menanggapi komplain, Rewash sudah menyiapkan Divisi Customer Service. Mereka akan menanggapi semua komplain dan layanan supaya tercipta service excellence. “Justru kami melihat adanya komplain ini bagus untuk perusahaan sehingga kami bisa improve dan kembangkan teknologi yang lebih bai,” ungkapnya.

Dengan performa yang dijalankan, Rewash sudah menjangkau Yogyakarta, Bali, Tegal, dan Sidoarjo. Lokasi paling banyak di Jabodetabek. Di Tegal sudah ada dua dan sedang pembangunan yang ketiga. Di sana bagus sekali, salah satu outlet dengan laba terbesar. Selanjutnya akan ada di Malang, Surabaya, dan Manado.

Dari sisi omzet, dari Juni 2020 sampai akhir tahun, omzet RTN Rp 1,9 miliar. Pada 2021 ditutup di Rp 5,9 miliar. Tahun 2022 ini, Ridha menargetkan omzet mencapai Rp 12 miliar.

RTN berencana mengembangkan ritel dan bekerjasama dengan satu bisnis kos-kosan untuk mengelola bisnis laundry-nya. Kemudian, juga bekerjasama dengan Ikatan Pesantren Indonesia. Total ada lebih dari 140 ribu kos-kosan dan 10 ribu pesantren. RTN pun optimistis, masih banyak ruang yang bisa dikelola dan dioptimalisasi.

“Kehadiran Rewash selain menjaga lingkungan, juga mengedukasi orang dan memberikan nilai ekonomi di area tersebut. Jadi, kami sangat optimistis.,” Ridha menegaskan.

Dyah Hasto Palupi/Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved