Management Strategy

Kalbe Pastikan Bahan Dasar Hydro Coco Murni Air Kelapa

Kalbe Pastikan Bahan Dasar Hydro Coco Murni Air Kelapa

Pekerja RSUP sedang mengupas kulit kelapa di perkebunan milik Sambu Group (foto: Syukron Ali)

Pekerja RSUP sedang mengupas kulit kelapa di perkebunan milik Sambu Group (foto: Syukron Ali)

Tujuh tahun silam sejak perusahaan farmasai PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengeluarkan produk minuman Hydro Coco, banyak yang menyangsikan tentang keaslian air kalapa yang menjadi dasar produksi minuman isotonik tersebut. Tidak hanya masyarakat, bahkan LSM pun sudah banyak yang mempertanyakan hal tersebut kepada pihak Kalbe. Lewat sebuah kesempata bersama awak media, Kalbe menegaskan bahwa kandungan Hydro Coco adalah murni air kelapa.

Sejak kehadiraannya, dari 4 unit bisnis utama Kalbe, unit Kalbe Beverage atau Consumer Health yang membawahi merek minuman Ready to Dring (RTD) Hydro Coco yang digarap mulai pertengahan tahun 2008 baru berkontribusi sebesar 5% dari unit bisnis Kalbe secara keseluruhan. Dari pengakuan Arwin N Hutasoit, Group Brand Manager RTD Beverages Division Kalbe, jumlah 5% tersebut masih di bawah standar pencapaian.

Berdasarkan penjelasan Arwin kepada awak media yang menyambangi pabrik Hydro Coco dalam rangka ekspedisi Coconut Island Expedition di Pulau Sambu-Kepuluan Riau (11/6), total keseluruhan sejak pertama kali Kalbe memperkenalkan minuman air kelapa dalam kemasan kepada publik, hingga kini sudah mencapai 55 juta kemasan selama satu tahun atau sekitar 13.750 ton air kelapa yang sudah diproses. “Kami menargetkan kontribusi yang sebesar-besarnya. Target kami, bisa mengekspor Hydro Coco keberbagai wilayah negara di dunia. Untuk saat ini, kami sudah memasarkannya ke 43 kota di Indonesia,” ujar Arwin lagi.

Sementara itu, Hari Nugroho, Head Eksternal Communication Kalbe, optimis dengan kualitas yang disajikan Hydro Coco, karena pertumbuhan pasarnya dapat meningkat hingga 40% setiap tahunnya. Hari menegaskan kualitas tersebut terletak pada bahan dasar Hydro Coco yang terbuat dari air kelapa asli dengan 5% campuran air gula murni dari tebu serta beberapa formulasi standar industri minuman dalam kemasan.

“Teman-teman bisa melihat langsung, inilah bukti nyata bahwa Hydro Coco terbuat dari air kelapa asli tanpa essence (perisa) kelapa,” ucap Deputy Director in charge Consumer Health Division 2 PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), Yusuf Hady dalam press conference di pabrik Hydro Coco di Pulau Sambu, Kepulauan Riau.

Guna memenuhi stok kelapa tadi, Kalbe menggandeng Sambu Group, perusahaan perkebunan kelapa terbesar di Indonesia yang memiliki fasilitas produksi minuman air kelapa dalam kemsan. Sedangkan untuk proses produksinya sendiri digarap oleh unit bisnis Sambu Group, yaitu PT Pulau Sambu Guntung (PSG) dengan kapasitas produksinya mencapai 1 juta butir kelapa tiap hari.

Air kelapa yang menjadi bahan dasar Hydro Coco, diambil dari lahan perkebunan milik Sambu Group yang dikelola oleh unit bisnisnya, PT Riau Sakti United Plantation Industry (RSUP). Menurut Kamaruddin, perwakilan manajemen perkebunan RSUP, lahan yang dikelola Sambu Group di Kab. Indragiri Hilir Provinsi Riau tersebut luasnya mencapai 22ribu hektar. Dengan pembagian 18 ribu hektar perkebunana kelapa, dan sisanya adalah komoditas lain.

Kapal yang membawa kelapa dari perkebunan Sambu Group untuk diolah menjadi bahan Hydro Coco di Pulau Burung-Riau

Kapal yang membawa kelapa dari perkebunan Sambu Group untuk diolah menjadi bahan Hydro Coco di Pulau Burung-Riau

Jumlah pohon kelapanya sendiri diakui Kamaruddin mencapai 2.700.000 pohon yang dapat memenuhi kebutuhan kelapa sebanyak 400-500 ribu butir kelapa per hari. “Lahan seluas ini pertama kali dibuka tahun 1996,” jelas Kamaruddin pada awak media saat mengunjungi lahan kelapa bersama tim Kalbe.

“Semua proses pemetikan atau panen kelapa di kebun ini dilakukan secara manual dengan bantuan 300-350 karyawan dari berbagai elemen masyarakat yang datang dari berbagai daerah,” jelas Kamaruddin lagi.

Sedangkan untuk jenis kelapanya sendiri Sambu Group memilih kelapa hibrida yang dikembangkan oleh Institut de Recherche pour Les Huiles et Oleagineux (IRHO) dan terus dilakukan riset oleh Centre de Cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Developpement (CIRAD) milik pemerintah Perancis.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved