Management

Tiga Jurus Bank Mayora di Tahun 2017

Tiga Jurus Bank Mayora di Tahun 2017

Meskipun membukukan laba, tapi pertumbuhan kredit mengalami penurunan. Inilah yang dialami Bank Mayora pada pengujung tahun 2016. Menurunnya pertumbuhan kredit itu karena kondisi ekonomi yang kurang kondusif. Menurut Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora, pihaknya memang lebih fokus mengejar perolehan laba.

Irfanto menerangkan, pihaknya mampu menjaga laba tetap stabil karena bisa menekan biaya dana dan meningkatkan pendapatan bersih. Biaya dana ditahan di posisi 23%, sementara pendapatan bersih naik sebesar 32%.

Bank Mayora

Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora (Tengah)

Untuk menghadapi tahun 2017, berbagai strategi dikerahkan Bank Mayora untuk mencapai pertumbuhan yang positif. Menurut Irfanto, strategi pertama, membesarkan segmen ritel dengan memanfaatkan jaringan distribusi Mayora Group di seluruh Indonesia.

Bank Mayora akan melakukan sinergi dengan induknya (Mayora Group) untuk menjalankan Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Laku Pandai merupakan program OJK untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain sebagai agen bank. Laku Pandai pun didukung penggunaan sarana teknologi informasi.

Mayora Group yang mayoritas berbisnis di sektor makanan dan minuman, sampai sekarang, mempunyai sekitar 250.000 mitra gerai ritel atau disebut juga jaringan distribusi di seluruh Indonesia. Merekalah yang akan menjadi agen Laku Pandai Bank Mayora. Rencananya, Januari 2017, Bank Mayora akan mulai mengoperasikan wilayah Ambon. Sampai akhir 2017, targetnya sekitar 5.000 agen Laku Pandai di seluruh jaringan distribusi Mayora Group di Indonesia.

Strategi kedua, akan menggarap wealth management, dengan membidik nasabah premium. Dengan masuk ke pasar wealth management, menurut Irfanto, nilai investasi yang disasar dari segmen premium Bank Mayora nantinya adalah pada kisaran Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar.

Rencananya, produk wealth management ini akan diluncurkan pada kuartal pertama/kedua 2017. Hingga akhir tahun 2017, Irfanto menargetkan akan ada 250 hingga 300 nasabah wealth management yang dapat diperoleh, dengan rata-rata investasi yang dikelola mencapai Rp 250 juta hingga Rp 500 juta per nasabah. Selain itu, nantinya bank akan menawarkan produk investasi lain seperti reksadana dan bancassurrance.

Strategi ketiga, meluncurkan layanan internet banking di kuartal kedua 2017. Tak tanggung-tanggung, untuk investasi Investasinya sekitar Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar.

Hingga kuartal III tahun 2016, Bank Mayora membukukan kinerja positif dengan pencapaian laba sebesar Rp 41,47 miliar atau tumbuh 37,34% dibandingkan tahun lalu di periode yang sama. Sedangkan hingga Desember ini laba Bank Mayora ditargetkan Rp74 miliar atau tumbuh 37%.

Dari sisi kredit, pada periode yang sama Bank Mayora telah menyalurkan kredit senilai Rp3,4 triliun. Mayoritas kredit disalurkan ke usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan porsi 42%. Sisanya disalurkan ke perdagangan, konsumsi, rumah sakit dan alat-alat kesehatan.

Sepanjang tahun 2016, Bank Mayora melakukan ekspansi berupa pembukaan cabang baru, yaitu KCP Galuh Mas, Karawang dan Kantor Kas Pasar Kebon Kembang, Bogor. Selain itu juga jumlah ATM hingga kuartal III terus mengalami penambahan menjadi 39 unit dan total EDC mencapai 1,687 unit.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved