PT Intan Baruprana Finance (IBF), anak perusahaan dari PT Intraco Penta Tbk yang bergerak di bisnis pembiayaan alat berat, meraih pinjaman Rp 75 miliar dari BNI Syariah berupa executing facility. Dana tersebut dimanfaatkan untuk ekspansi pembiayaan alat berat.

Pernyataan tersebut diungkapkan Presiden Direktur IBF sekaligus Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk, Fred L. Manibog. “Ekspansi yang dilakukan untuk INTA maupun non-Inta. Pinjaman tersebut juga dapat membiayai mesin-mesin pendukung mining, seperti genset, truck ridgit, tug & barge, serta peralatan trasportasi yang diklasifikasi sebagai alat berat.”

Selain itu, IBF juga memiliki dana yang sudah standby untuk pembiayaan hingga akhir Agustus sebesar US$ 13 juta dan Rp 65 miliar yang telah terpakai. Karena itu, total dana IBF yang tersedia hingga akhir bulan ini mencapai US$ 13 juta dan Rp 140 miliar, belum termasuk finalisasi offering loan dari beberapa bank.

Hingga akhir Agustus 2011, IBF telah menggelontorkan pembiayaan alat berat sampai dengan Rp 630 miliar, mencapai 63% dari target 2011 sebesar Rp 1 triliun. Kondisi pasar aalat berat di Indonesia masih cenderuh positif didukung oleh penguatan rupiah dan maraknya industri batu bara tahun ini. “Dengan semua faktor tersebut, kami optimistis akan dapat meraih kinerja lebih optimal lagi. Prospek on hand kami sampai akhir tahun mencapai sekitar Rp 400 miliaran.”

Sesuai dengan visi usaha INTA sebagai induk perusahaan, IBF merupakan bagian dari konsep rangkaian solusi total yang ditawarkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan di industri alat berat dari sisi pembiayaan. Untuk menunjang bisnisnya, IBF memiliki dua skema pembiayaan yaitu melalui pembiayaan konvensional dan skema pembiayaan syariah.

Selain dua skema tersebut, layanan pendanaan yang ditawarkan oleh IBF juga tidak terbatas pada merk‐merk yang diageni oleh INTA. IBF juga melayani pembiayaan untuk berbagai merk alat berat lain di luar Volvo, Ingersolf Rand, Bobcat, SDLG. Mahindra dan Sinotruk.