Marketing CSR Corner Trends

Komitmen FFI Turunkan Penderita Kekurangan Gizi

Komitmen FFI Turunkan Penderita Kekurangan Gizi
Prevalensi Gizi Kurang di Indonesia mencapai angka 17,7% tahun 2018, mendorong berbagai pemangku kepentingan untuk berkolaborasi memecahkan masalah bersama,

Faktor kesehatan serta pemenuhan gizi seimbang menjadi kebutuhan dasar dan fundamental, yang sepatutnya dipenuhi setiap orang. Sayangnya, saat ini masih kerap ditemukan berbagai permasalahan gizi yang melanda masyarakat di Tanah Air.

Berkolaborasi dengan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN Indonesia), Frisian Flag Indonesia (FFI) meluncurkan Frisian Flag Kompleta, guna mendukung pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kami juga menginisiasi gerakan #IndonesiaSIAP (Sadar Gizi, Inisiatif, Aktif dan Peduli), sebagai bentuk gerakan kolektif dalam upaya mengatasi masalah kekurangan gizi melalui pemenuhan gizi berkualitas dan edukasi bagi keluarga Indonesia,” Andrew F Saputro, Corporate Affairs Director FFI, di Jakarta, (3/9/2019).

Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi Gizi Kurang di Indonesia mencapai angka 17,7%. Pada ibu hamil, masalah anemia masih menjadi ancaman, yaitu 48,9%. Di samping itu, kekurangan energi, protein, vitamin dan mineral juga masih menjadi masalah serius, yang tentunya dapat berdampak pada kualitas generasi bangsa.

Padahal, memperbaiki gizi, mengurangi kelaparan dan kemiskinan, serta mencapai kehidupan yang sehat dan sejahtera, menjadi beberapa target penting dari Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), yang menjadi kesepakatan pembangunan global, termasuk Indonesia.

Adapun masalah yang berkaitan dengan kekurangan gizi adalah stunting. Menurut Subandi, Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, meskipun pemerintah telah menurunkan angka stunting dari 37,2% menjadi 30,8%, ia mengakui angka ini masih tergolong tinggi. “Di tahun 2024 kami ingin menurunkan stunting hingga mencapai 19%,” ujarnya.

Hal ini juga dimasukan ke dalam berbagai kebijakan dan regulasi pemerintah sebagai komitmen dalam percepatan perbaikan gizi di Indonesia, yang diantaranya adalah RPJMN 2020-2024, RKP 2020, WHA 2025, SDGs 2030, Perpres KSPG, Germas, Sun Global, dan juga Strategi Nasional 2018-2024.

“Masalah kekurangan gizi masih menjadi salah satu isu penting yang dihadapi masyarakat Indonesia. Masalah ini bukan hanya berpengaruh pada kesehatan, tetapi juga memicu tantangan bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia, mengingat dampak jangka panjang masalah gizi akan berpengaruh buruk pada kualitas hidup, produktivitas, dan ekonomi bangsa,” tegas Felicia Julian, Marketing Director Consumer Dairy FFI.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved