Capital Market & Investment

BEI dan Emiten Terapkan Partial WFH

Suasana di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Ilustrasi Foto : Istimewa)

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Jum’at pekan lalu telah menerapkan kebijakan pembagian area kerja (split operation) ke beberapa lokasi kerja untuk mengantisipasi risiko penyebaran COVID-19 di lingkungan kerja dan guna menjaga keberlangsungan operasional dan layanan bursa.

Yulianto Aji Sadono, Sekretaris Perusahaan BEI, menyampaikan langkah tersebut diikuti dengan pelaksanaan bekerja dari rumah (work from home/WFH) mulai Rabu pekan ini dengan penerapan bertahap pada periode mendatang mengikuti perkembangan kondisi yang ada dengan memperhatikan layanan Bursa kepada para pemangku kepentingan tetap terjaga.

Hal tersebut dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia dan surat dari Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-88/D.04/2020 perihal Penanganan dan Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Industri Pasar Modal yang ditujukan kepada seluruh Pelaku Industri Pasar Modal. “Saat ini, Anggota Bursa telah diimbau untuk menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keberlangsungan operasional perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien,” tulis Yulianto pada siaran pers di Jakarta, (19/3/2020).

Selain pemberlakuan kebijakan tersebut, Yulianto mengatakan BEI juga telah melakukan pembatasan kegiatan-kegiatan, seperti sosialisasi, rapat, dan kegiatan lain yang memerlukan interaksi dengan orang banyak, serta penundaan terhadap penyelenggaraan acara di Main Hall BEI dan area umum BEI lainnya sampai dengan waktu yang belum ditentukan. “Hal ini dilakukan dengan itikad baik dan demi kebaikan bersama para stakeholders di industri pasar modal,” sebut Yulianto. Seluruh kegiatan operasional perdagangan BEI tetap berjalan normal seperti biasa.

Pada kesempatan terpisah, PT Repower Asia Indonesia Tbk (Repower) mendukung program pemerintah dalam penerapan social distancing akibat merebaknya wabah virus Covid-19. Mendukung program tersebut, manajemen emiten properti ini memberlakukan partial WFH sejak awal pekan ini untuk seluruh karyawan yang pekerjaannya berpusat di kantor pusat Repower

Direktur Operasional Repower, Rully Muliarto mengungkapkan bahwa walaupun pekerjaan operasional dilaksanakan di rumah, manajemen meyakini bahwa dengan mengandalkan kecanggihan dan kemajuan teknologi saat ini, akan memudahkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya dari rumah. “Untuk koordinasi tim, kami bisa memanfaatkan fungsi WhatsApp dan bisa pula melalui media video conference dengan aplikasi Zoom. Sedangkan untuk memantau dan memastikan karyawan kami melakukan WFH di rumah, kami juga mewajibkan seluruh karyawan untuk share Live Location mereka. Hal ini untuk memastikan bahwa Gerakan kami dalam mendukung pemerintah menghadapi Covid-19 bisa benar-benar berjalan,” ujar Rully.

Sejalan dengan itu, aktivitas penjualan dan pemasaran, manajemen Repower mengimbau agar mengurangi interaksi langsung dengan konsumen dan calon konsumen, termasuk dalam hal ini penyebaran flyer dan brosur dalam aktivitas canvassing dikurangi bahkan ditiadakan dan diganti dengan memperbanyak penyebaran promosi dan berita proyek melalui media sosial. Sedangkan untuk pekerjaan pembangunan proyek perseroan, tetap berjalan dengan menjaga protokol kesehatan dan sosial distancing bagi para pekerja di proyek. Menurut Rully, Repower telah memberlakukan partial WFH selama 14 hari ke depan untuk mencegah para karyawannya terkena dampak penyebaran virus Covid-19. Upaya BEI dan Repower itu untuk memuluskan upaya pemerintah mencegah penyebaran Covid-19.

Pemerintah Bangun FasilitasPemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, telah mulai melaksanakan perbaikan dan perapihan Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta yang akan digunakan sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19. Perbaikan dilakukan sebagai respon atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Perbaikan dan perapihan akan dilaksanakan selama 4 hari mulai Rabu dan ditargetkan selesai pada Sabtu malam (21/3/2020).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo dalam Ratas Evaluasi Penanganan COVID-19 pagi ini mengenai rencana perbaikan Wisma Atlet Kemayoran untuk bisa dimanfaatkan sebagai RS Darurat COVID-19. Pada Kamis sore pekan ini, Menteri Basuki juga melakukan sidak lapangan ke Wisma Atlet didampingi Dirjen Perumahan Khalawi AH, Kasdam Jaya, Brigadir Jenderal TNI M. Saleh Mustafa, Direktur Rumah Susun M. Hidayat, dan beberapa Direksi BUMN Karya.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, mengatakan perbaikan dilakukan pada fisik bangunan, instalasi air minum, listrik dan lift. “Kami akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19/Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian BUMN dan pihak terkait agar RS Darurat COVID-19 ini cepat selesai. Jika memang diperlukan penyesuaian atau pembongkaran fisiknya, kita siap” kata Khalawi pada Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19, di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Dari 10 tower yang ada, Kementerian PUPR menyiapkan 4 tower untuk digunakan sebagai RS Darurat yakni tower 1, 3, 6 dan 7 yang semuanya berada di Blok D10. Tower 6 secara utuh mulai lantai 1 hingga 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien. Kapasitas yang tersedia adalah 650 unit dan dapat menampung 1.750 orang. “Satu kamar diperkirakan dapat menampung dua hingga tiga orang pasien,” terang Khalawi. Adapun tower 7 akan dibagi menjadi beberapa fungsi. Pada lantai 1 akan digunakan sebagai IGD, lantai 2 untuk ICU, lantai 3 untuk ruang refreshing.

Sedangkan lantai 4 – 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien. “Kapasitas di tower 7 adalah 886 unit. Jika satu unit dapat menampung dua atau tiga orang maka kapasitas ruang rawat maksimun adalah 2.458 pasien,” ucapnya. Untuk dokter dan petugas medis akan menggunakan Tower 1 lantai 1 – 24 dengan kapasitas 650 unit dan dapat menampung maksimum 1.750 orang. Sedangkan Tower 3 lantai 1 – 24 direncanakan untuk Posko Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Jumlah unit yang tersedia sebanyak 650 unit dan dapat menampung maksimal 1.750 orang.

Di luar daerah Jakarta, Kementerian PUPR terus mempercepat pembangunan fasilitas observasi, penampungan, dan karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya COVID-19 (Corona) di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Secara keseluruhan progres konstruksi yang telah dimulai sejak 8 Maret 2020 saat ini sudah 32% dengan target selesai pada 28 Maret 2020.

Lokasi yang dipilih yaitu di eks pengungsi Vietnam dan area pengembangan yang berjarak 60 km dari Bandara Hang Nadim dan 56 km dari Kota Batam dengan memanfaatkan lahan seluas 20 hektar dari total luas area 80 hektar. “Target yang diberikan Bapak Presiden adalah 2-3 minggu harus selesai dan siap untuk dimanfaatkan. Tidak hanya bangunan untuk observasi/penampungan/karantina (termasuk isolasi) saja, tetapi juga fasilitas pendukungnya, seperti rumah dokter/perawat, dapur umum, gudang, laundry, dan lain-lain,” kata Basuki.

Pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi 3 Zonasi, yakni Zona A (Renovasi Eks Sinam) meliputi gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house. Untuk progres konstruksi mess perawat saat ini sudah sekitar 37%, mess petugas 30%, dan mess dokter 33%. Selanjutnya untuk gedung sterilisasi saat ini progres konstruksinya sudah 70%, gedung farmasi 50%, gedung gizi 50%, gedung laundry 45%, gudang 75%, dan power house 60%.

Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, Laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helikopter (helipad), dan zona utilitas. Material modul panel yang telah dikirim dari Jakarta saat ini sudah selesai dipasang sebanyak 4 modul untuk ruang observasi berkapasitas 5 tempat tidur.

Pada tahap awal akan dibangun 2 gedung bertingkat 2 berada di Zona B yang terdiri dari fasilitas observasi/penampungan/karantina (termasuk isolasi) terdiri dari ruang observasi dan ruang isolasi untuk Intensive Care Unit (ICU) dan untuk Non ICU. Saat ini progres pembangunan Gedung Isolasi ICU (20 bed) mencapai 42%, Gedung Observasi 1 (50 bed) sebesar 31%, Gedung Observasi 2 (50 bed) sebesar 32%, dan Gedung Observasi 3 (240 bed) sebesar 19%. Sedangkan untuk pembangunan landasan helipad saat ini progres fisiknya sudah 90%.

Selain itu di sekitar fasilitas utama juga akan dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan eksisting untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya, serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi. Terakhir Zona C peruntukannya untuk tahap berikutnya (menyesuaikan kebutuhan) dengan memanfaatkan cadangan lahan.

Keseluruhan pekerjaan berlangsung dibawah supervisi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Riau, Ditjen Cipta Karya. Bertindak selaku kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved