Listed Articles

Analis: Proton Sebaiknya Jual Kepemilikan Lotus

Analis: Proton Sebaiknya Jual Kepemilikan Lotus

Nama Lotus sempat populer di kalangan pecinta film karena pernah digunakan James Bond, 30 tahun lalu. Namun, para investor tampaknya berharap Proton Holdings Bhd, perusahaan otomotif asal Malaysia, melepaskan diri dari Lotus yang diambil alih kontrolnya sejak 1996. Pasalnya, selama 15 tahun, Proton tak berhasil memperoleh profit dari Lotus.

“Ini akan masuk akal bila mereka (Proton) menjual Lotus,” kata Gan Eng Peng, Kepala Ekuitas HwangDBS Investment Management Bhd, kepada Bloomberg. “Proton dan Lotus tidaklah cocok. Mereka memiliki segmen pasar yang berbeda, baik dalam lingkup geografi ataupun produk.”

Lotus yang tengah bersaing dengan Porsche AG dan Ferrari SpA di Eropa, memiliki keunggulan di industri otomotif karena, dalam sejarah panjang, mereka ahli dalam mendesain frame ringan. Namun, Lotus membutuhkan dukungan dari produsen mobil yang lebih global dari Proton untuk bertahan di industri yang tengah bergejolak. Apalagi, produsen mobil seperti Saab Automobile pun bangkrut.

CEO Lotus, Danny Taner Bahar, mantan eksekutif Ferrari, mengatakan bahwa dirinya percaya diri bahwa ia mampu meraih break even point di 2014 selama ia memperoleh dukungan finansial. “Satu-satunya yang dapat kami lakukan adalah menunjukkan kepada pemilik saat ini, atau pemilik baru, bahwa kami benar-benar berada di jalan yang sesuai dengan rancangan bisnis yang kami presentasikan,” kata Bahar, seperti dikutip Bloomberg. “Tanpa dukungan dana dan jaminan dari grup Proton, kami tidak akan bertahan. Inilah akhir cerita.”

Bahar mengatakan Lotus, mobil yang pernah digunakan oleh film James Bond ‘The Spy Who Loved Me’ (1997) dan ‘For Your Eyes Only’ (1981), akan terus memanfaatkan kekuatan mereka dalam lingkup rekayasa teknologi untuk bersaing di industri otomotif. Bagi Proton yang sempat mengalami penurunan profit hingga 76% di kuartal terbaru, unloading unit Lotus mungkin memberikan tuang investasi di fasilitas produksi di Malaysia guna menghadapi persaingan dengan Toyota Motor Corp dan Perusahaan Otomobil Kedua Sdn Bhd.

Lotus membutuhkan 2,4 miliar ringgit untuk meningkatkan profit, berdasarkan estimasi OSK Holdings Bhd. Merek dagang tersebut mungkin bernilai 1 miliar ringgit atau mungkin tiga kali lipat bila dianggap menguntungkan, kata Ahmad Maghfur Usman, analis OSK. Untuk mencapai nilai itu, Lotus harus menjual 8 ribu kendaraan selama satu tahun. Angka yang cukup tinggi mengingat hingga tahun yang berakhir pada 31 Maret 2011, Lotus hanya berhasil menjual 1.985 mobil.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved