Youngster Inc. StartUp zkumparan

Mirael Sugar Wax, Perawatan Cukur Bulu Racikan Felicia Tjhang

Mirael Sugar Wax, Perawatan Cukur Bulu Racikan Felicia Tjhang

Bagi kaum hawa, perawatan untuk menghilangkan bulu yang tidak diinginkan sudah menjadi kelaziman. Biasanya dilakukan di salon-salon kecantikan dengan metode yang disebut waxing atau dilakukan sendiri dengan cara mencukurnya.

Felicia Regina Tjhang, founder Mirael Sugar Wax.
Felicia Regina Tjhang, founder Mirael Sugar Wax.

Meskipun kelaziman itu terlihat sepele, Felicia Regina Tjhang justru melihatnya sebagai peluang besar. Lewat sejumlah percobaan yang dilakukannya dengan meracik gula dan lemon, ia menemukan formula untuk menghilangkan bulu. Yaitu, dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti kandungan gula, lemon, madu, dan air yang sangat cocok bagi jenis kulit sensitif.

Dari hasil ketekunan lulusan UniSA Bachelor in Commnication and Media Management, Taylor’s University, Malaysia itu, lahirlah Mirael Sugar Wax. Ini adalah produk perawatan sebagai alternatif bagi perempuan yang ingin membersihkan bulu di tempat-tempat yang tidak dikehendakinya.

Tak disangka-sangka, Mirael diterima pasar. Apalagi, di masa pandemi Covid-19 saat ini. Ketika banyak bisnis lesu darah akibat efek pandemi, bisnis Felicia justru meledak penjualannya.

“Sejak saya mendirikan Mirael Sugar Wax di 2013, peningkatan paling signifikan terjadi di 2019. Ibaratnya, enam tahun sebelumnya penjualan hanya berada di level cukup, tapi di 2019 meningkat pesat,” ungkapnya.

Di tahun 2019 itulah, Felicia punya keinginan Mirael menjadi nomor satu di Indonesia. Ia pun ingin mengekspor produknya.

“Saya ingin ketika orang berpikir produk waxing, Mirael menjadi top of mind. Karena sudah tahu keinginan ini, strategi bisnis pun berubah. Saya langsung tancap gas belajar untuk upgrade diri dan ilmu bisnis,” tuturnya.

Puncaknya dicapai di tahun 2020. “Di tahun itu ada momen mukjizat bagi Mirael, karena penjualan kami meningkat 10 kali lipat dibandingkan 2019,” ungkap Felicia.

Selain memperkuat reseller dan distributor, ia juga merekrut teman-teman yang kena PHK untuk menjadi bagian dari tim. “Sehingga, bisa dibilang, tim Mirael saat ini adalah orang-orang mumpuni di bidangnya yang sebelumnya terdampak PHK,” katanya. Ia menyebutkan, saat ini sekitar 30 ribu piece terjual setiap bulan dengan harga sekitar Rp 90 ribu per piece.

Karena melonjaknya permintaan, kini Felicia telah memiliki 11 karyawan, 56 distributor, dan lebih dari 10.000 reseller. Bukan hanya di Indonesia, reseller-nya juga tersebar di negara tetangga, antara lain Singapura dan Malaysia.

Ya, peran reseller memang istimewa di mata Felicia. Ia menyadari, kesuksesan Mirael tak lepas dari kehadiran reseller yang membludak di masa pandemi. Di satu sisi Mirael terbantu karena berhasil meningkatkan penjualan, di sisi lain program reseller di masa pandemi ini juga membantu ribuan orang mendapatkan penghasilan tambahan.

Prinsip Felicia, jika ingin sukses, ia juga harus membantu orang lain untuk sukses. Itu sebabnya, Juara 1 Wirausaha Muda Mandiri 2020 Bidang Industri Perdagangan dan Jasa serta peraih penghargaan Best of The Best Wirausaha Muda Mandiri Business Existing 2020 yang diselenggarakan Bank Mandiri ini rajin berbagi ilmu bisnis kepada reseller. “Sebelumnya, saya sudah punya reseller, tapi hanya menyediakan produk tanpa mengajari ilmu bisnis,” ungkapnya.

Strategi B2B kepada reseller dan distributor yang diperkuat dengan edukasi bisnis membuat Mirael semakin melejit sampai akhirnya pandemi melanda Indonesia. “Saya sempat mengira Mirael akan jatuh juga. Ternyata, penjualan justru meningkat karena masyarakat lebih banyak waxing di rumah, tidak pergi ke salon,” katanya.

Menurut wanita kelahiran 24 Oktober 1991 ini, sejatinya kunci sukses bisnisnya yang utama adalah pada formula waxing-nya. Selanjutnya, jaringan reseller. Kemudian, yang tak kalah penting adalah aktivitas promotional marketing yang sangat kuat. “Endorse di mana-mana, iklan kami gencarkan. Pengucuran modal advertising kami cukup besar agar visibility produk kami di mana-mana,” katanya.

Tentang jumlah SDM Mirael, Felicia mengaku organisasi bisnisnya tergolong ramping. Saat ini, ada 13 orang di kantor: tiga di customer service, lima di packaging, dan sisanya di manajemen. “Dulu, saya kesusahan mencari karyawan. Dulu, susah mendapatkan orang-orang semacam ini karena Mirael masih kecil. Siapa sih yang mau bekerja di perusahaan kecil?” ungkapnya.

Saat ini, Felicia baru selesai membangun pabrik di Gunung Sindur, Bogor. Saat ini pun sedang dalam proses audit BPOM. Ia juga membenamkan investasi besar di mesin waxing untuk menjaga kualitas produk tetap bagus dan konsisten. Pabrik dibangun saat ini karena ia sangat mengedepankan formula produk Mirael. “Dengan adanya pabrik, quality control (QC) kami lebih mudah,” ujarnya.

Alasan lainnya, ia berusaha mencegah kebocoran formula. Sebelumnya, ia melakukan maklun, otomatis vendor tempatnya membuat produk jadi tahu formula Mirael. Akhirnya, formula ini bocor ke orang lain. Ia pun berusaha mencegah hal ini terulang.

Kapasitas produksi pabriknya nanti adalah satu juta produk per bulan. Dengan meningkatnya produksi, Felicia pun ingin melebarkan ekspornya. Selain Malaysia dan Singapura, saat ini ia sudah menjual produknya ke Taiwan dan Hong Kong.

Ia ingin memperluas ekspor ke Eropa dan Amerika sehingga memiliki pabrik sendiri menjadi sebuah kebutuhan. Obsesinya yang lain, memproduksi body care. (*)

Dede Suryadi dan Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved