Personal Finance

Ternak Uang Bagikan Tips Investasi Reksadana Saham

Ternak Uang Bagikan Tips Investasi Reksadana Saham
Reksadana saham

Reksadana saham menjadi salah satu jenis investasi yang populer di kalangan anak muda. Maklum, reksadana saham memang dirancang untuk investasi dalam jangka waktu yang lama.

Secara sederhana, reksadana adalah tempat mengumpulkan uang atau dana investasi dari masyarakat yang selanjutnya akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam berbagai instrumen investasi, dalam hal ini instrumen yang dimaksud adalah saham.

Nantinya, manajer investasi akan mengelola dan menginvestasikan dana secara profesional dalam reksadana. Manajer investasi didukung oleh tenaga ahli lainnya yang terdiri dari komite investasi dan pengelola investasi.

Masih bingung bagaimana caranya? Co-founder Ternak Uang Felicia Putri Tjiasaka berbagi tips untuk berinvestasi reksadana saham, khususnya bagi para pemula.

Pertama, tepat memilih manajer investasi. Karena reksadana dijalankan oleh manajer investasi, Felicia berpesan agar investor pemula tidak salah dalam memilih manajer investasi. Untuk mengakalinya, ia memberikan panduan.

“Untuk pemula, mereka bisa memilihnya dari 20 manajer investasi terbaik berdasarkan dana kelolaan. Untuk mengetahui daftarnya bisa di cek di website IDX dan beberapa agen penjual reksadana. Alternatif lainnya, pilih manajer investasi yang dikenal secara personal dan bisa dipercaya. Kalau nggak kenal, lebih baik skip saja,” katanya.

Kedua, pilih reksadana yang tepat. Setelah menyortir manajer investasi, selanjutnya kita perlu memilih jenis reksadana yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kita. Untuk mengetahui ciri reksadana yang menguntungkan, Felicia menganalisanya dari beberapa karakteristik.

“Idealnya, pilihlah reksadana yang punya dana kelolaan yang tidak terlalu kecil ataupun tidak terlalu besar. Kalau terlalu besar nanti kurang lincah sehingga tidak fleksibel. Tapi kalau terlalu kecil itu sulit untuk dipercaya, rentan bermasalah ke depannya. Idealnya, dana kelolaannya di kisaran Rp100 miliar hingga Rp1 triliun,” ungkap Felicia.

Selain itu, Felicia mengimbau agar investor lebih jeli dalam melihat rekam jejak reksadana yang akan dipilih. Paling aman, bisa dilihat dari laporan bulanan reksadana tersebut beserta prospektusnya.

“Cek return-nya. Apakah bagus dan konsisten dalam jangka panjang atau tidak. Lalu, cari reksadana yang drawdown (kerugian) paling rendah. Terakhir, pilih reksadana yang expense ratio dan biaya manajer investasinya rendah,” tambahnya.

Meski demikian, lanjut Felicia, seorang investor tetap memerlukan strategi saat berinvestasi reksadana saham. Pada umumnya, ada lima trik yang dijadikan strategi para investor pemula, yakni lump sum (beli sekaligus dalam satu waktu); dollar cost averaging (beli dalam waktu yang berbeda-beda); market timing (membeli dan menjual di waktu yang tepat); average up; serta buy and hold.

Felicia juga merekomendasikan investor untuk menerapkan strategi dollar cost averaging. Pasalnya pergerakan reksadana saham sangat fluktuatif. Reksadana ini dinilai Felicia lebih cocok untuk investasi secara rutin, agar menghindari beli di harga pucuk/tertinggi.

“Kemudian jangan pakai buy and hold, itu tidak cocok karena reksadana saham yang dikelola oleh manajer investasi yang bisa melakukan salah atau pindah perusahaan. Idealnya, selalu melakukan evaluasi setiap enam bulan atau setahun sekali,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved