Strategy

Ini Fokus BMHS di Usia ke-50

Managing Director BMHS
Nurhadi Yudiyantho, Group CEO & Managing Director PT Bundamedik Tbk saat menyampaikan kinerja perusahaan. (Vina/SWA)

Bermula dari klinik bersalin, kini PT Bundamedik Tbk (BMHS) genap 50 tahun beroperasi di Indonesia, dengan terus konsisten bertransformasi secara agresif dengan total 9 rumah sakit, 2 klinik, 39 Laboratorium Diagnos, 126 Klinik Fertilitas Indonesia (KFI), dan 10 Morula IVF center.

Selama lima dekade beroperasi, perluasan ekosistem layanan kesehatan yang terintegrasi dan inovatif terus menjadi prioritas BMHS. Nurhadi Yudiyantho, Group CEO & Managing Director PT Bundamedik Tbk mengatakan, usia lima dekade ini merupakan waktu yang cukup bagi BMHS untuk membuktikan resiliensi fundamental perusahaan.

Selain berkembang dari sisi jaringan rumah sakit, BMHS juga telah memiliki produk dan layanan kesehatan terdepan yang mendukung semua fase kehidupan masyarakat.

“Di usia 50 tahun ini, ekosistem kami sudah terbentuk dan baru satu tahun terakhir kami memaksimalkan ekosistem tersebut untuk berjalan bersama. Sesuai tagline kami ‘from embryo throughout life’, bagaimana pasangan suami istri bisa punya anak sampai ke usia senior. Jadi pelayanannya menyeluruh,” ungkapnya dalam media gathering di Jakarta, Rabu (05/04/2023).

Di usia emasnya ini, kata Nurhadi, BMHS siap untuk membawa standar baru dalam healthcare excellence di Indonesia dengan menghadirkan The New BMHS yang mengusung healthcare lifestyle. Inisiatif ini akan menjadi salah satu strategi perusahaan untuk membukukan capaian yang positif dan stabil di era keemasan berikutnya.

Salah satu inisiatifnya adalah memperkuat keberhasilan program bayi tabung dengan menyatukan PGT-A menjadi satu paket. PGT-A merupakan teknologi untuk melakukan screening kromosom embrio sehingga dapat mengoptimalkan keberhasilan program bayi tabung. Menurut Nurhadi, Morula IVF merupakan klinik fertilitas pertama yang memiliki teknologi ini.

Berdasarkan studi BMHS yang dilakukan pada Januari 2019 hingga September 2022 kepada hampir 500 pasien, bahwa teknologi PGT-A membantu potensi kehamilan sebesar 68% di kelompok umur 38-39 tahun dan 46% usia diatas 40 tahun.

Pada kelompok 38-39 tahun tersebut, persentase kehamilan dengan teknologi PGT-A lebih baik 25% dibanding kehamilan Non PGT-A dan di usia 40 tahun ke atas, PGT-A membantu persentase kehamilan 19% lebih baik dari yg Non PGT-A.

“PGT-A dapat meningkatkan keberhasilan sehingga menghindari ibu untuk berulang-ulang melakukan program bayi tabung. Selain dari biaya yang tinggi, tekanan batin ibu juga akan berat. Jadi di 50 tahun kedua ini, kami akan melakukan peningkatan kualitas dengan ekosistem yang lebih kuat lagi,” ucap Nurhadi.

Selain mengoptimalkan fundamental yang telah dibangun selama pandemi, strategi penguatan resources dan adopsi teknologi, serta inisiatif yang mendukung potensi medical tourism di Indonesia juga akan menjadi fokus perusahaan. Saat pandemi misalnya, BMHS telah menjalankan medical tourism dengan pasien dari Australia dan New Zealand.

Untuk mendukung semua inisiatif tersebut, perusahaan telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp200 miliar untuk tahun ini. Anggaran belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk perbaikan kinerja dan pembelian alat-alat kesehatan.

“Di semester I di 2023 ini kami akan memaksimalkan kinerja. Dari 4 RS yang sudah kami akuisisi, kami berkeinginan untuk memperbaiki dulu kinerjanya, seperti pelayanannya, mutunya, termasuk investasi di peralatan, dokter, dan perawat. Jadi semester I ini masih perbaikan kinerja dan semester II menyelesaikan proyek yang masih berjalan sambil melihat peluang yang ada,” katanya.

BMHS pun optimistis tahun ini mampu membukukan capaian positif dengan pertumbuhan double digit. Corporate Financial Director BMHS, Cuncun Wijaya menyebut, perusahaan menargetkan pendapatan tumbuh 17% di 2023. Sementara pertumbuhan Ebitda ditargetkan sekitar 23-24% pada tahun ini.

Tercatat, BMHS menutup tahun 2022 dengan pendapatan sebesar Rp1,66 triliun. Pendapatan tersebut menurun 12% dibandingkan tahun 2021. Namun, pendapatan bisnis utama (Non-Covid) ditutup dengan sukses meningkat 17% dibandingkan dengan tahun 2021.

Adapun pendapatan ini masih ditopang oleh pengembangan core business perusahaan secara signifikan, utamanya operational unit bisnis rumah sakit yang terus meningkat, Morula IVF, serta Diagnos yang makin tumbuh pesat lewat kemampuannya mengembangkan jaringan pasar di layanan tes non-Covid lewat strategi kemitraan strategis.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved