Sekedar membandingkan, tahun lalu New City berhasil memimpin pasar sedan kecil dengan penguasaan 29,5% pangsa pasar, atau mencetak penjualan 7.860 unit. Sementara itu, pesaing utamanya: Toyota Vios, berdasarkan data PT Toyota Astra Motor selaku ATMP Toyota, tahun lalu membukukan penjualan 7.074 unit (menguasai 27,2% pangsa pasar). Namun, kemudian Vios menyalip karena selama Januari-April 2004 mencetak penjualan 3.420 unit. Bandingkan dengan New City, dalam kurun waktu Januari–Mei tahun ini, baru terjual 3.064 unit.

Menurut Jonfis, varian terbaru New City ini diperuntukan bagi pelanggan yang menginginkan kendaraan bertenaga besar, tapi tetap efisien dalam penggunaan bahan bakar. “Itu yang menjadi nilai tambah dibanding New City sebelumnya yang hanya unggul dalam efisiensi bahan bakar,” ungkapnya. Namun demikian, dari segi strategi pemasaran dan promosi, tidak ada bedanya antara kedua varian itu. “Tahun ini kami menargetkan New City terjual 8 ribu unit dengan komposisi masing-masing 4 ribu antara New City lama dan New City bermesin VTEC,” tutur Jonfis kepada Majalah SWA. Sementara itu, target penjualan Honda secara keseluruhan di Indonesia pada tahun ini 35 ribu unit.

Jonfis pun tak khawatir, kehadiran New City VTEC akan mempengaruhi penjualan New City sebelumnya. “Semua produk ada segmen pasarnya,” ia berkilah. Alasannya, pasar otomotif di sini masih cukup besar. Dengan kehadiran New City varian baru ini, akan memberikan pilihan kepada konsumen sesuai seleranya. Dari sisi harga pun New City varian terbaru lebih tinggi Rp 5 juta dibanding generasi sebelumnya. Versi transmisi manual dibanderol Rp 164 juta, sedangkan yang transmisi otomotik Rp 174,8 juta.