Menurut Pujobroto, Kepala Komunikasi Perusahaan Garuda, penambahan kapasitas tempat duduk tersebut ditempuh melalui 2 cara. Pertama, dengan cara meningkatkan frekwensi penerbangan (extra flight). Dengan cara ini, kapasitas tempat duduk diperkirakan bertambah sebesar 14.144. Kedua, mengoperasikan armada yang lebih besar. Misalnya, rute Jakarta – Denpasar yang biasanya dilayani dengan menggunakan pesawat B-737-400 yang berkapasitas 134 penumpang, akan diganti dengan B 747-400 yang memiliki kapasitas 405 penumpang atau DC-10 (247 penumpang). Dengan cara kedua ini, diperkirakan bisa menambah kapasitas tempat duduk sebanyak 7.916.

“Pertimbangan Garuda melaksanakan penambahan kapasitas tenpat duduk tersebut didasarkan pada analisa kecenderungan dan perkembangan tingkat supply dan demand, termasuk mempertimbangkan hasil evaluasi pelaksanaan penambahan kapasitas pada periode yang sama tahun lalu,” jelas Pujobroto.

Ia mengatakan, dalam mengantisipasi lonjakan arus penumpang, Garuda juga menerapkan kebijakan operasional flexible response, yaitu perusahaan akan merespons berbagai perkembangan yang terjadi secara flexible. “Perencanaan penambahan kapasitas tempat duduk didasarkan kondisi yang terjadi dan diputuskan sesegera mungkin secara on the spot,” katanya.

Sementara itu, untuk kenyamanan calon penumpang, Garuda menghimbau para calon penumpang untuk dapat merencanakan perjalannya sedini mungkin, dan tidak melakukan perubahan jadwal perjalanan secara mendadak. Garuda juga menyarankan kepada calon penumpang untuk menggunakan fasilitas city check in untuk menghindari antrean di konterr check in Bandara.