zkumparan Automotive

Dealer Toyota Jateng dan Yogyakarta Siapkan Capex Rp 150 miliar

Mobil Toyota. (Ilustrasi Foto : Ist)

PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS), dealer Toyota di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 150 miliar di tahun 2020. Anggaran capex di tahun ini lebih banyak dua kali lipat dibandingkan capex di tahun lalu sebesar Rp 75 miliar.

Capex ini bakal digunakan perseroan untuk menyokong rencana bisnis untuk menambah bengkel mobil sebanyak 30-40 unit di tahun ini. Lewat ekspansi ini, total bengkel Bintraco di akhir 2020 menjadi 60 bengkel. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1969 ini telah memiliki 20 bengkel dengan merek dagang CarFix yang terdiri atas 8 unit bengkel milik perseroan dan 12 unit bengkel kemitraan yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk jumlah dealer Toyota, CARS ada 24 gerai Nasmoco. Lokasi dealer Nasmoco yang menjual Toyota itu, antara lain ada di Brebes, Pemalang, Kudus, Pati, Demak, Pemalang, Yogyakarta, Kebumen, Sukoharjo, dan Purwodadi.

CARS juga memiliki 11 distributor suku cadang yang melayani 7.991 toko suku cadang dan bengkel serta perusahaan pembiayaan otomotif, Andalan Finance. Di tahun Tikus Logam ini, manajemen CARS fokus menggarap pengembangan bisnis dengan menambah jumlah bengkel CarFix, diler, dan pengembangan bisnis digital yakni CarsWorld.

Salah satu sumber dana pengembangan bisnis berasal dari dana yang dihimpun dari penawaran saham perdana alias IPO pada 10 April 2017. Kala itu, perseroan memperoleh dana dari IPO sebesar Rp 262,50 miliar. , Setelah dikurangi biaya penawaran umum sebesar Rp 9,82 miliar, maka hasil bersih yang diperoleh CARS dari pelaksanaan IPO itu senilai Rp 252,67 miliar.

Saat ini, keseluruhan dana tersebut telah digunakan untuk pengembangan bisnis. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia yang dikutip SWAonline pada Senin (3/2/2020), menajemen CARS menyebutkan telah menghabiskan dana IPO sebesar Rp 252,67 miliar hingga akhir tahun 2019. Dana sebesar Rp 83,38 miliar telah digunakan untuk belanja modal anak perusahaan, PT New Ratna Motor. “Sedangkan dana untuk akuisisi senilai Rp 83,38 miliar, dan modal kerja sebesar Rp 85,91 miliar yang diperuntukkan anak usaha, yaitu NRM dan dan PT Andalan Finance Indonesia (Andalan Finance),” tulis Lina M. Ibrahim, Sekretaris Perusahaan CARS pada keterbukaan informasi.

Sebelumnya, Direktur Utama CARS, Sebastianus Harno Budi, menyebutkan pihaknya optimistis dengan prospek otomotif di Indonesia. “Kami berinisiatif untuk mengembangkan bisnis sesuai kondisi pasar,” ujar Sebastianus di sela-sela paparan publik pada pertengahan November tahun lalu. Vice President Director CARS, Benny Redjo Setyono, menambahkan proyeksi bisnis di tahun 2020 ini diharapkan semua bisa stabil. Oleh karenanya, belanja modal di tahun ini dianggarkan untuk tiga fokus bisnis tersebut, yakni meningkatkan sistem digital, otomotif, dan bengkel. “Capex akan dua kali lipat, berapa bengkel lagi kalau kami targetkan akan tambah 30 hingga 40 bengkel jadi total 60 bengkel,” ucapnya.

Laba bersih CARS pada kuartal III-2019 sebesar Rp 117 miliar atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama di 2018 sebesar Rp 202 miliar. Pencapaian ini di tengah tekanan ekonomi dan industri otomotif. “Tahun 2019 merupakan tahun yang penuh tantangan. Perlambatan terjadi di lini pembiayaan dan penjualan mobil baru, sejalan dengan kondisi industri otomotif secara umum,” ucap Sebastianus. Roda bisnis perusahaan di tahun lalu itu terpengaruh sejumlah faktor seperti isu perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok, kondisi politik di dalam negeri dan perlambatan ekonomi Indonesia.”Kondisi tersebut ikut menekan pendapatan bersih CARS pada kuartal III-2019 sebesar Rp 5,50 triliun atau menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2018 senilai Rp 5,67 triliun,” kata Sebastianus.

Gabungan Industri kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan wholesales (penjualan dari pabrik ke dealer) mobil di sepanjang tahun 2019 sebanyak 1.026.921 unit. Angka ini ambrol 10,8% dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 1.151.413 unit. Sepanjang tahun lalu, pangsa pasar mobil nasional masih dipegang PT Toyota Astra Motor (TAM) yang menjual mobil Toyota ke diler (wholesales) sebanyak 331.797 unit, atau susut 5% dibanding wholesales sepanjang tahun 2018. Namun, pangsa pasar yang digenggam Toyota Indonesia ini justru naik dari 30,6% menjadi 32,2%.

Pangsa Pasar Toyota Mengembungnya pangsa yang direbut Toyota dikarenakan pasar secara keseluruhan selama tahun 2019 juga ambles 10,5% dengan total penjualan 1,03 juta unit. Semua merek mengalami penyusutan penjualan. Wakil Presiden Direktur TAM, Henry Tanoto menyebut kenaikan pangsa pasar di tengah lesunya industri otomotif nasional itu merupakan bukti loyalitas konsumen terhadap Toyota. “Kami bersyukur raihan penjualan 2019 mencerminkan loyalitas konsumen terhadap produk-produk Toyota yang senantiasa terjaga dan terpelihara seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Sepanjang tahun lalu, sejumlah merek mobil Toyota laris manis dibeli konsumen. Data yang disodorkan Gaikindo menyebutkan penjualan yang paling kinclong disematkan kepada Toyota Avanza lantaran penjualan mobil ini sebanyak 86.374 unit, atau paling banyak dibeli konsumen se-Indonesia. Raihan itu menempatkan Toyota Avanza di peringkat pertama di daftar mobil yang paling banyak terjual di 2019. Posisi kedua dihuni Honda Brio yang membukukan penjualan sebanyak 70.344 unit, disusul Mitsubishi Xpander sebanyak 62.666 unit di posisi ketiga.

Pada posisi keempat diduduki Toyota Rush yang mencetak penjualan sebanyak 61.569 unit dan Toyota Calya di urutan kelima dengan 54.549 unit. Lalu, penjualan Toyota Kijang Innova laku dibeli konsumen sebanyak 52.981 unit sehingga menempati posisi keenam dan Suzuki Carry bertengger di posisi ketujuh dengan 52.694 unit.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved