Automotive

Desain Unik Jadi Alasan Terbanyak Orang Beli Mobil Listrik

Survei Inventure-Alvara ungkap alasan terbanyak orang membeli mobil listrik karena desain yang unik. (Dok. LG)

Penjualan mobil listrik menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan di tahun 2022. Berdasarkan laporan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik di Indonesia sebanyak 15.437 unit sepanjang 2022. Jumlahnya melesat 383,46% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 3.193 unit.

Bahkan, inden beberapa brand mobil listrik hingga berbulan-bulan. Hal ini ditengarai konsumen terjangkit FOMO alias tidak ingin ketinggalan tren terbaru terkait mobil listrik yang sedang naik daun. Merujuk pada hasil riset Inventure-Alvara Februari 2023, sebanyak 36,8% responden menjawab desain unik dan futuristik menjadi alasan nomor satu dalam membeli mobil listrik.

“Ini bukan alasan fungsional melainkan alasan emosional. Meskipun di posisi kedua, ketiga dan seterusnya merupakan alasan fungsional seperti ketersediaan sparepart (21,1%), harga jual kembali (18,4%), after sales service (13,2%), pajak STNK murah (7,9%), dan bebas ganjil genap (2,6%),” tulis Inventure Alvara dalam laporan hasil surveinya yang dipublikasi Kamis (16/3/2023).

Kemudian jika dibedah kembali per generasi, gen Z menjadi generasi yang mendominasi untuk alasan desain unik dan futuristik sebesar 61,5%. Berbeda dengan generasi milenial yang lebih mendominasi di alasan ketersediaan sparepart.

Melihat hasil survei Inventure-Alvara, Brand Manager Wuling Motor Indonesia Yusuf Anshori tidak menepis temuan survei tersebut. Menurutnya, konsumen yang belum menggunakan EV lalu membeli mobil listrik kemungkinan karena tidak ingin ketinggalan.

“Kami tidak menepis temuan riset ini. Konsumen yang early adopter belum punya experience menggunakan (mobil) EV sebelumnya sehingga bisa dibilang FOMO. Namun, seiring waktu konsumen menjadi semakin rasional setelah merasakan benefitnya,” kata Yusuf dalam sesi Indonesia Industry Outlook 2023, Kamis (16/3/2023).

Senada dengan Yusuf, Arie Hernawan selaku Head of xEV Project PT Toyota Astra Motor menyatakan bahwa pihaknya lebih cocok menggunakan istilah trendsetter daripada FOMO. Konsumen tidak hanya melihat dari sisi produk, namun juga keseluruhan nilai yang akan didapat.

“Kami lebih prefer dengan istilah trendsetter, bahwa konsumen tak hanya melihat dari sisi produk namun total value yang didapat. Ketika konsumen sudah merasakan value atau benefit seperti lebih irit dari sisi pengeluaran maupun perawatan, maka mereka akan jadi konsumen yang rasional pada akhirnya,” katanya dalam sesi yang sama.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved