Automotive

Keunggulan Motor Listrik bagi Lingkungan dan Dompet

Keunggulan Motor Listrik bagi Lingkungan dan Dompet
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat mencoba motor listrik di acara Electric Vehicle Fun Day. (Foto: Dok. Kemen ESDM)

Pertumbuhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat terus meningkat. Sehingga pertumbuhan ini akan membuat kebutuhan akan pasokan BBM meningkat. Oleh karena itu, untuk mengurangi kebutuhan BBM, maka kendaraan listrik harus diperbanyak.

“Pertumbuhan kendaraan berbahan bakar BBM kecenderungannya naik terus, informasi dari Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas), total kendaraan roda dua berbahan bakar BBM itu ada 120 juta unit dan itu kecenderungannya naik terus 4–5% per tahun serta mobil BBM ada 20 juta lebih yang kecenderungannya juga naik terus,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dikutip dari keterangan resminya.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan lifting migas nasional yang justru terus mengalami penurunan, karena usia sumur yang sudah tua. Sehingga saat permintaan BBM semakin tinggi, maka impor BBM semakin banyak, subsidi semakin besar.

Menurut Arifin, program konversi kendaraan listrik yang dilakukan Kementerian ESDM memiliki beberapa keuntungan, baik dari sisi biaya bahan bakar dan pergantian oli maupun emisi karbondioksida (CO2). Hasil percobaan konversi motor listrik di atas 10 tahun yang dilakukan ESDM menunjukkan bukti pengurangan biaya yang signifikan.

“Jika menggunakan bahan bakar BBM untuk 30 KM akan menghabiskan BBM 1 liter. Misalnya, Pertalite dengan harga Rp10.000, tetapi jika diganti dengan motor listrik hanya memerlukan daya listrik 1 Kilowatt yang harganya Rp1.600. Jangan lupa juga motor BBM setiap tahun harus ganti oli itu kurang lebih Rp2 sampai Rp2.5 juta per tahun, dengan motor listrik hal itu tidak ada lagi,” kata Arifin.

Selain penghematan, keuntungan lain adalah penurunan emisi CO2 yang tentunya sejalan dengan target net zero emission (NZE) pada 2060. Jika 140 juta unit seluruh kendaraannya diganti dengan listrik, maka dapat mengurangi emisi 100 juta ton CO2 setiap tahun. “Target kita 2060 emisi kita bisa nol, kita bisa pakai semua potensi energi baru yang ada di seluruh Indonesia,” ujar Arifin.

Program motor listrik ini diyakini akan menimbulkan efek berganda di sektor lainnya, seperti manufaktur hingga pertumbuhan bengkel-bengkel motor listrik. Arifin yakin, jika motor listrik sudah banyak maka kegiatan ekonomi juga akan meningkat, mulai dari bengkel, manufacturing pabrik-pabrik yang membuat komponen motor listrik akan bergerak dan ini produksi Indonesia.

Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, salah satu faktor pendorong bagi masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik adalah bahan bakar yang ramah lingkungan. “Energi yang lebih bersih, penghematan 75% per hari untuk pengeluaran bahan bakar, dan untuk negara akan mengurangi besaran subsidi (BBM),” kata Budi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved