Automotive

Komitmen Pemerintah Dorong Pengembangan Kendaraan Listrik

Komitmen Pemerintah Dorong Pengembangan Kendaraan Listrik

Pemerintah berkomitmen untuk mendorong pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik yang merupakan bagian dari upaya mengurangi emisi karbon hingga 29 persen pada 2023 dan net zero emission pada 2060. Kendaraan listrik merupakan salah satu upaya terus menggaungkan penggunaan energi terbarukan di tengah masyarakat.

Pada September lalu, Presiden Joko Widodo meneken Inpres Nomor 7 Tahun 2022 tentang instruksi penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk kendaraan operasional pemerintah pusat dan daerah. Komitmen itu bahkan diteruskan dengan membawa isu energi terbarukan dan berkelanjutan sebagai satu dari tiga isu utama di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 –selain transformasi digital dan arsitektur kesehatan global.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Arilangga Hartarto dalam pembukaan GIIAS 2022 di Tangerang pada 11 Agustus lalu mengatakan, pelaksanaan KTT G20 juga akan menggunakan kendaraan listrik, sejalan dengan visi misi pertemuan. Sejumlah pabrikan besar seperti Hyundai, Wuling, dan Toyota juga berkomitmen untuk menyediakan mobil listrik flagship mereka guna mengangkut delegasi. Adapula bus listrik Merah Putih (BLMP) yang merupakan buatan Indonesia.

Dalam sejumlah kesempatan, Presiden Jokowi mengutarakan programnya untuk menciptakan ekosistem mobil listrik di Indonesia. “Kami menginginkan mobil listrik itu dibuat di Indonesia, bukan hanya baterainya,” kata Jokowi. Pernyataan itu sejauh ini telah dipenuhi Hyundai kala merilis Ioniq 5 yang dirakit di Indonesia. Untuk KTT G20, Hyundai menyiapkan 226 unit. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total kendaraan listrik di Indonesia per September 2022 mencapai 21.987 unit, dengan penjualan terbanyak adalah sepeda motor yakni mencapai 19.024 unit.

Pengamat otomotif Fitra Eri mengatakan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia memang belum sebanyak di negara-negara maju. Namun ia optimis hal itu bakal membaik setelah melihat animo masyarakat terhadap kendaraan listrik kian membesar seperti kisah Wawan, serta keseriusan pemerintah dalam mengembangkan ekosistemnya.

Fitra menambahkan penggunaan kendaraan listrik pada ajang G20 dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk berperan lebih besar di industri kendaraan listrik di masa mendatang. Tidak hanya negara perakit, tapi betul-betul menjadi negara produsen kendaraan listrik. “G20 ini adalah saat yang tepat untuk berbicara karena selama ini kita sudah berjalan ke arah yang baik dalam industri kendaraan listrik,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman, lanjut Fitra, kendaraan listrik memiliki sejumlah keunggulan dibanding kendaraan konvensional. Selain lebih ramah lingkungan, kendaraan listrik lebih praktis karena bisa di-charge di rumah dan lebih. “Tidak ada suara, getaran, dan tenaga pun instan. Tiga tujuan pabrikan mobil itu kini sudah ada di mobil listrik,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved