Berita BCA Berita BCA

Apresiasi BCA untuk Wayang Indonesia

Apresiasi BCA untuk Wayang Indonesia

Banyak cara dilakukan perusahaan untuk melakukan kegiatan corporate social responsibilty (CSR). Nah, sebagai bentuk komitmen terus mendukung perkembangan seni dan budaya di tanah air, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merilis program “BCA untuk Wayang Indonesia”. Ini merupakan bagian dari kegiatan sosial Bakti BCA dalam bidang budaya.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja (kanan) berfoto bersama dengan Ketua Umum Pepadi, Ekotjipto (tengah) dan Managing Director Kompas TV, Bimo Setyawan (kiri) saat peluncuran program “WOW: World of Wayang” di Menara BCA, Jakarta, Kamis (4/7) lalu.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja (kanan) berfoto bersama dengan Ketua Umum Pepadi, Ekotjipto(tengah) dan Managing Director Kompas TV, Bimo Setyawan (kiri) saat peluncuran program “WOW: World ofWayang” di Menara BCA, Jakarta, Kamis (4/7) lalu.

Bekerja sama dengan Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia), BCA mengemas suatu tayangan edukasi berseri berjudul World of Wayang (WOW) yang mengupas kebudayaan Wayang di Indonesia. WOW merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang akan dijalankan dalam program “BCA untuk Wayang Indonesia”.

Wayang adalah salah satu seni budaya Indonesia yang paling populer di Indonesia bila dibanding karya seni budaya lainnya. Dalam perkembangannya, wayang banyak digunakan sebagai sarana sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga wayang bisa menjadi media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan dan kritik sosial dengan nilai filosofi tinggi. Kesenian wayang terus berkembang dari masa ke masa.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan, kita wajib melestarikan wayang sebagai budaya Indonesia. Upaya pelestarian wayang kepada generasi selanjutnya adalah merupakan kewajiban kita bersama. Untuk itu, perlu dilakukan serangkaian upaya yang berkesinambungan sehingga generasi muda dapat mengenal lebih dekat dan mencintai wayang.

Tayangan ini merupakan salah satu sarana untuk mengenalkan kembali wayang yang belakangan ini semakin mengalami kemunduran baik dari sisi dalang, pengetahuan masyarakat maupun kuantitas pementasannya sehingga ada kekhawatiran putusnya usaha transformasi budaya dari generasi masa lalu ke generasi masa depan.

Sembilan tahun yang lalu, tepatnya tanggal 07 November 2003, Unesco memberikan pengakuan wayang kulit sebagai World Master of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Keberadaan wayang kulit di Jawa sudah ada sekitar abad X SM. Dengan kemampuan bertahan selama berabad-abad Wayang dapat dikatakan sebagai bentuk kesenian yang mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dan tumbuh dari berbagai situasi yang terjadi pada sejarah panjang manusia.

”Salah satu budaya milik bangsa kita yang telah mendapatkan pengakuan dari Unesco adalah wayang. Selama ini, banyak dari kita yang mungkin hanya mengenal beberapa jenis wayang seperti wayang kulit atau wayang golek. Ternyata, banyak sekali jenis-jenis wayang lain,” tambah Jahja seraya menjelaskan program WOW tayang di Kompas TV.

Ekotjipto, Ketua Umum Pepadi menyambut baik dukungan ini. “Dukungan dari BCA diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat dari berbagai generasi demi kelangsungan dan keterpeliharaan kehidupan Wayang itu sendiri,” ujarnya.

Sebelumnya BCA menggelar diskusi media bertajuk “Quo Vadis Wayang Indonesia” pada tanggal 29 Juni 2012. Semangat urbanisme yang dinamis senantiasa menjurus kepada arah modernisasi di hampir seluruh aspek kehidupan. Peninggalan-peninggalan masa lalu yang harusnya tetap lestari hingga kini, perlahan kian hilang pamor dan atensinya. Budaya-budaya luhur peninggalan nenek moyang seyogyanya merupakan bentuk refleksi atas jati diri kita sebagai bangsa yang berbudaya. (***)

BCA Senantiasa di Sisi Anda

BCA memiliki komitmen menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility. Melalui Bakti BCA, digelar beragam kegiatan sosial bidang kesehatan, seni budaya, pendidikan, dan lainnya, berikut beberapa liputannya.

Berita BCA (swa.co.id/beritabca)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved