Berita BCA Berita BCA

Menilik Prospek Profesi Animator di Tanah Air (Bagian 1)

Menilik Prospek Profesi Animator di Tanah Air (Bagian 1)

Bila membandingkan industri animasi di Indonesia dengan negara seperti Jepang atau Amerika Serikat, tentu Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah. Namun, bukan berarti sektor ini tak memiliki prospek cerah di masa depan.

Untuk itu, untuk mencari tahu seberapa menjanjikan profesi ini, Smart-Money pun mewawancara salah satu sosok yang sudah tak asing lagi di dunia animasi Indonesia. Adalah Wahyu Aditya dari HelloMotion Academy yang akan mencoba memberi gambarannya.

Wahyu Aditya, HelloMotion Academy

Wahyu Aditya, HelloMotion Academy

Animator kelahiran Malang 4 Maret 1980 itu sudah menyukai dunia seni dan gambar sejak duduk di bangku sekolah dasar. Di Indonesia sendiri, ia menjadi sosok termuda pendiri sekolah animasi.

Usai menyelesaikan dari SMA Negeri 3 Malang, Adit melanjutkan studi di KvB Intstitute of Technology Sydney, Australia dengan jurusan Interactive Multimedia. Di negeri Kanguru itu, Adit yang juga mengasah bakat akhirnya lulus dengan predikat “best student” di angkatannya.

Selain mendirikan HelloMotion Academy pada 2004, Adit juga rutin menyelenggarakan festival budaya pop yang terdiri dari 25 kategori, salah satunya film pendek dan animasi bernama HelloFest.

Tak hanya itu, ia juga memiliki toko daring (online) Distro KDRI yang menjual kaos nasionalis dengan rancangan khas Indonesia.

Berikut nukilan wawancara dengan animator tersebut.

Seberapa menjanjikan profesi animator di Indonesia?

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa profesi animator biasanya lebih ke jasa. Mereka mengerjakan proyek berdasarkan permintaan dan tergabung dalam sebuah tim. Para animator juga bisa menjadi pekerja lepas atau mengerjakan secara individu untuk proyek durasi pendek.

Untuk peluang profesi ini, dari segi layanan cukup luas, baik lokal maupun internasional. Berkat adanya internet dan pasar bebas kita bisa masuk ke pasar Amerika, Eropa, dan lainnya. Di Indonesia sendiri, profesi pencipta konten yang kurang dilirik.

Padahal, profesi ini bertanggung jawab membuat karakter yang nantinya bisa digemari, dicintai masyarakatnya seperti Doraemon, Upin-Ipin dan lainnya.

Bagaimana persaingan animator Indonesia di bursa tenaga kerja?

Ini tantangan besar buat kita karena animator dari Tiongkok memiliki harga murah, bagus dan cepat sehingga banyak yang menggunakannya. Kita harus bisa bersaing seperti mereka dan memberikan layanan berkualitas namun dengan harga yang tidak terlalu mahal.

Langkah apa yang harus ditempuh untuk menjadi animator profesional?

Pertama harus benar-benar yakin kalau minatnya disitu, karena seorang animator harus kuat, tahan lama duduk di meja selama berjam-jam dengan karakter yang itu-itu saja. Jadi, hanya orang-orang sabar yang bisa menjadi animator.

Bagaimana awalnya bisa tertarik menjadi animator?

Ini minat saya sejak kecil, saat SMA saya aktif membuat berbagai macam desain visual seperti baju olahraga, materi branding sekolah, aktif ikut lomba dan memenangkannya. Banyak yang memberi apresiasi dan ini memberi saya rasa percaya diri.

Saya juga melihat unsur visual sangat kuat, saya bisa mempengaruhi orang lain melalui visual dan itu membuat saya merasa tertantang.

Faktor yang memantapkan diri memilih profesi animator?

Selain karena bakat dan minat, peran orang tua sangat mendukung dengan apa yang saya sukai. Setelah SMA saya melanjutkan studi multimedia di KvB Australia dan bekerja di stasiun televisi swasta sebagai perancang kreatif dan animator.

Saat bekerja di stasiun televisi juga saya menjadi karyawan termuda di usia 20 tahunan dan merupakan karyawan ke-30. Banyak pengalaman dan pembelajaran di industri penyiaran saya dapat, terutama terkait visual, desain kreatif dan animasi.

Berlanjut ke bagian kedua.

Source: smart-money.co

Baca juga:

Menilik Prospek Profesi Animator di Tanah Air (Bagian 2)

© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved