Berita BCA Berita BCA

Titik Balik Chandra Gupta di Bisnis Hairdressing

Titik Balik Chandra Gupta di Bisnis Hairdressing

Bagi kalangan selebritis dan kalangan kelas atas Ibukota, nama Chandra Gupta Hair & Beauty Salon sudah tidak asing lagi. Hasil tatanan rambutnya yang natural, modern, dan futuristik memang senantiasa mengundang kepuasan dari pelanggannya. Memiliki lima cabang di Jakarta (Mal Taman Anggrek, Mal Kelapa Gading, Mal Puri Indah, Pluit Village, Supermal Karawaci), salon yang berdiri sejak tahun 80-an ini juga telah melebarkan sayapnya melalui jalur waralaba hingga Yogyakarta (Plaza Ambarukmo), Solo (Hartono Lifestyle Mall), dan Surabaya (Jalan Sulawesi).

Chandra Gupta

Chandra Gupta

Namun siapakah sosok di balik nama Chandra Gupta? Ditemui di sela-sela kesibukannya di cabang Mal Taman Anggrek, Selasa (22/3), Chandra yang selalu berpenampilan rapi bersedia membagi kisah hidupnya dalam merintis bisnis ini. Siapa sangka, di masa kecilnya, penata rambut kenamaan ini adalah seorang anak nakal yang kerap membuat pusing kedua orang tuanya. “Saya ini bisa dibilang liar,” ujar Chandra yang merupakan anak ke-9 dari 12 bersaudara ini.

Semasa SMP, Chandra sering mencuri alat potong rambut milik Evi, kakak kandungnya yang bekerja sebagai penata rambut. “Dengan gunting milik kakak, saya memotong rambut teman-teman saya supaya rapi dan lebih bagus. Sejak kecil saya memang suka keindahan. Tapi saya selalu menghilangkan guntingnya, sehingga kakak pun sering menangis,” kenangnya seraya tertawa.

Suatu saat, ketika Chandra tengah mengikuti ujian kenaikan kelas 1 SMP, rambut gondrong sebahu kebanggaannya tiba-tiba dipotong oleh gurunya dari belakang. Setiap ada pemeriksaan rambut di hari Senin, Chandra memang selalu membolos. Sontak, Chandra yang murka pun memukul gurunya. Akibatnya, dia dihukum tidak naik kelas. Sebagai bentuk kemarahan, setelah itu Chandra memutuskan untuk berambut plontos hingga tamat SMP.

Puncak kenakalan Chandra pun terjadi semasa bersekolah di STM jurusan Teknik Mesin. Ia sengaja memilih STM karena beranggapan aturannya lebih longgar. Kenakalan Chandra pun berlanjut. “Akhirnya saya malah tidak tamat sekolah, karena seminggu sebelum ujian saya berkelahi hebat dengan seorang alumnus STM itu. Sampai hari ini, ibu saya tidak tahu kalau saya tidak tamat,” kenang Chandra.

Selepas dikeluarkan dari STM, Chandra sempat menganggur sebelum akhirnya ditawari bekerja menjaga toko pakaian. Ketika istirahat, ia menawarkan jasa potong rambut kepada karyawan toko lainnya secara gratis. Setiap kali ada orang menanyakan cita-citanya, ia selalu menjawab ingin menjadi tukang cukur. “Cita-cita kok jadi tukang cukur,” ujar Chandra menirukan tanggapan mereka. “Tapi ya saya ini orang susah, cita-cita sederhana saja. Rambut orang kan selalu tumbuh, jadi saya tidak akan kehabisan pekerjaan.”

Tata Rambut Jadi Penyelamat Hidup

Melihat minat dan kesungguhan adiknya di bidang tata rambut, pada tahun 1981 Evi memasukkan Chandra ke Eiffel Hairdressing School di Jakarta. “Saya masih ingat, ketika itu biayanya Rp150 ribu untuk pendidikan selama tiga bulan. Ini titik balik saya, di sinilah pertama kalinya saya mendapat pendidikan formal di bidang ini. Sayangnya kini sekolah tersebut sudah tutup, pemiliknya ganti haluan dan mendirikan Es Teler 77,” ujar Chandra.

Usai menamatkan pendidikan, Chandra langsung diminta mengajar di lembaga kursus tersebut. Hal ini berjalan hingga tahun 1983, sampai akhirnya ia merasa membutuhkan tantangan lain. “Saya tidak ada keinginan lain lagi selain menjadi hairdstylist, saya fokus di sini. Dan saya gila belajar, tidak mudah puas. Hampir setiap malam saya begadang, latihan memotong dan menata rambut. Kebiasaan itu masih saya lakukan sampai hari ini,” jelas suami dari Melly yang rajin mengikuti kompetisi hairdressing hingga ke mancanegara ini.

Sempat patungan menjalankan bisnis salon bersama beberapa teman hingga tahun 1987, Chandra yang bertugas menjalankan keseluruhan operasional salon pun akhirnya memutuskan untuk membuka salon dengan namanya sendiri. Ia nekat menyewa sebuah ruko di Roxy seharga Rp6,5 juta per tahun dengan uang yang diperoleh dari menjual mobilnya, yang ketika itu hanya dihargai Rp13 juta. Berkat kerja kerasnya, Chandra Gupta Hair & Beauty Salon pun bisa terus berkembang.

Kebetulan, banyak pelanggan salon Chandra yang bekerja sebagai tenaga pemasaran di Mal Taman Anggrek. Melihat perkembangan kota yang semakin menjadikan pusat perbelanjaan sebagai one stop shopping and entertainment, termasuk untuk kebutuhan tata rambut, pada tahun 2001 Chandra yang ketika itu berusia 40 tahun pun memindahkan bisnisnya ke Mal Taman Anggrek. Benar saja, setelah itu bisnisnya mengalami perkembangan pesat.

Chandra Gupta

Chandra Gupta

Chandra memaparkan, “Sebenarnya waktu itu secara kalkulasi di atas kertas, uang kami tidak mencukupi untuk pindah ke Mall Taman Anggrek. Tapi gaya hidup memang berubah, semua orang ingin ke mal. Dengan bantuan modal dari BCA, kami bisa terus mengembangkan usaha hingga seperti sekarang. Sebagaimana Evi kakak saya, BCA juga telah menjadi bagian dari mereka yang membesarkan saya. Kita tidak boleh melupakan orang yang membesarkan kita, baik dalam kehidupan maupun bisnis.”

Sebagai salah satu salon yang kerap disambangi kalangan menengah ke atas di Jakarta, pelanggan Chandra sempat mengeluh karena salonnya hanya menerima pembayaran tunai. Namun sekarang, hal itu tidak lagi menjadi masalah karena semua cabang Chandra Gupta Hair & Beauty Salon telah dilengkapi dengan mesin EDC BCA dan menerima pembayaran dengan kartu kredit BCA. “Partner terbaik seorang hairdresser adalah bank dan produk perawatan rambut. Kita harus bisa berjalan beriringan,” ujar Chandra karyanya banyak berkiblat ke Jepang ini.

Bermula dari tiga karyawan ketika membuka salonnya di Roxy, kini Chandra Gupta Hair & Beauty Salon telah menjadi rumah bagi sekitar 200 karyawan. “Saya memiliki visi hidup harus bermanfaat bagi orang lain, merekrut sebanyak mungkin orang dari berbagai kampung di seluruh Indonesia. Mereka yang putus sekolah, tidak punya pendidikan formal, juga bisa sukses. Kami berikan tempat tinggal gratis dan kami latih, hingga akhirnya memiliki kemampuan dan penghasilan lebih besar dari sarjana,” papar ayah dari tiga anak ini.

Ketika ditanya apa yang menjadi rahasianya sehingga bisa terus melahirkan karya yang mengesankan, Chandra mengaku memiliki kecintaan yang teramat besar terhadap profesinya sebagai hairdresser. “Saya menganggap profesi ini sangat suci, karena ini yang telah menolong kehidupan saya. Saya sangat mengabdikan diri pada profesi ini, dan mimpi saya menjadi hairdresser terbaik di negeri ini. Tidak puas dengan pencapaian sekarang bukan berarti tidak bersyukur. Jika bisa menjadi lebih hebat, maka sekadar baik saja tidak cukup,” pungkasnya.

BCA Senantiasa di Sisi Anda.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved