Business Champions

AXA Indonesia, Mengelola Smart Working Transformation

AXA Indonesia, Mengelola Smart Working Transformation
(Ki-Ka) Dian Yuwiraswati, Chief of Human Resources AXA Financial Indonesia, Dany Winardi, Head of Performance, Reward, & Talent Management AXA Mandiri Financial Services, Elisabeth Evaty Dewi, Chief Human Capital Officer AXA Mandiri Financial Services.
(Ki-Ka) Dian Yuwiraswati, Chief of Human Resources AXA Financial Indonesia, Dany Winardi, Head of Performance, Reward, & Talent Management AXA Mandiri Financial Services, Elisabeth Evaty Dewi, Chief Human Capital Officer AXA Mandiri Financial Services.

Sebagai perusahaan yang terdiri dari empat entitas (AXA Mandiri Financial Services, Mandiri AXA General Insurance, AXA Financial Indonesia, dan Architas Asset Management Indonesia), dan dengan 1.430 jumlah karyawan, pengelolaan human capital (HC) di AXA Indonesia otomatis menjadi prioritas.

Realisasinya, dalam melaksanakan program-program HC, ada empat pilar yang ditegakkan, yaitu Smart Working, Health & Wellbeing, Incluson & Diversity, dan Sustainability. Keempatnya berdiri menyokong satu atap, yakni AXA Purpose: act for human progress by protecting what matters, dan berpijak di atas fondasi employee engagement & productivity.

Pada pilar pertama, Smart Working, AXA melakukan smart working transformation yang dirancang untuk 2021-2024 dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi termutakhir. Dalam hal ini, dirancang cara kerja atau lingkungan kerja baru, yaitu hybrid. Menimbang tantangan pandemi Covid-19 dan tuntutan penyederhanaan proses, AXA memprioritaskan pada digitization & simplification, digital learning culture, talent management, serta physical & mental wellbeing.

“Spiritnya didasari trust and empowerment. Tahun 2021 menjadi tahun persiapan, dari sisi kebijakan dan kampanye. Kami memastikan ada culture dan habit yang terbentuk. Lalu, tahun ini adalah masa implementasinya. Kemudian, 2023-2024 adalah masa norming,” kata Elisabeth Evaty Dewi, Chief Human Capital Officer AXA Mandiri Financial Services.

Selanjutnya, pada pilar Health & Wellbeing, perusahaan berupaya memperhatikan karyawan dan keluarganya, dari sisi health & safety. Yang diberikan antara lain servis dan benefit, mulai dari telemedicine sampai digital medical check-up.

Termasuk pada pilar ini, AXA juga memperhatikan aspek culture & engagement, dengan menjaga komunikasi internal. Di antaranya, lewat Coffee with BOD, the builders meeting, town hall, dan pulse survey. “Spiritnya adalah untuk menjaga employee engagement by managing balance between work and home life and overall mental health and wellbeing,” kata Elisabeth.

Pada pilar Incluson & Diversity, AXA mengupayakan lingkungan inklusif yang menghargai perbedaan. Pada aspek ini, perusahaan menunjukkan komitmennya dengan menerapkan sejumlah kebijakan, yakni harassment policy, mentoring program for women and millennials yang berkolaborasi dengan AXA di Asia dalam mendapatkan mentor terbaik, dan survei khusus inclusion.

“Adapun yang menjadi tema tahun 2021 adalah female presents. Di AXA, jumlah perempuan di jajaran pemimpin sudah 33%. CEO di MAGI (Mandiri AXA General Insurance) dan AFI (AXA Financial Indonesia) juga perempuan yang banyak mendapatkan award terkait leadership,” ungkap Elisabeth.

Pada pilar terakhir, Sustainability, AXA Indonesia menerapkan komitmen ESG (Environment, Social, and Governance), khususnya tentang iklim. Dalam konteks ini, perusahaan menjalin kerjasama dengan Yayasan Agri Sustineri Indonesia untuk memberikan climate parametric insurance kepada petani dalam mengelola risiko akibat gagal panen yang terkait iklim.

Di sisi karyawan, manajemen AXA membangun awareness tentang sustainability dengan kerangka learn the science, rethink the business perspective, dan commit to change. Karyawan juga diminta untuk tersertifikasi dengan mengikuti program e-learning terkait perubahan iklim supaya punya kesadaran ke arah sana.

Sementara itu, pada strategi Learning & Development, Dian Yuwiraswati, Head of Human Capital AXA Financial Indonesia, menjelaskan, demi menghadapi dunia kerja yang sudah banyak berubah, AXA Indonesia memiliki visi, yaitu self-learning organization. Artinya, organisasi yang mampu menginspirasi dan menggerakkan karyawannya untuk terus melakukan pembelajaran secara mandiri.

Hal ini dimulai dengan mengembangkan kultur belajar secara mandiri, yakni setiap karyawan dibiasakan membuat individual dan performance360 learning program bersama atasan atau rekan. Kedua, menggerakkan proses belajar melalui pimpinan sebagai panutan. Misalnya, learning buddy, mentoring, dan leaders talk.

Ketiga, memudahkan akses belajar dengan dukungan secara teknologi. Contohnya, memberikan akses LinkedIn learning, micro learning, learning management system, dan e-library. Keempat, menjadikan belajar sebagai kebiasaan dengan cara melibatkan karyawan di dalam aktivitas edu-engagement, misalnya learning week dan learning parade.

Tahun ini, AXA Indonesia akan terus fokus pada self-learning organization. Selain itu, yang tak kalah penting, kata Dian, pihaknya juga menyelaraskan smart working dan smart learning melalui sejumlah cara, di antaranya melalui Being One AXA, growing empowerment dan trust, becoming more resilient, dan a greener way of working.

“Kami percaya dengan smart learning dan smart working ecosystem yang kami miliki, learning akan memberikan impact sebagai source of wellbeing dan long-term productivity bagi karyawan dan organisasi,” Dian menandaskan.

Berbagai strategi itu, menurutnya, telah membuahkan hasil yang dapat dilihat. Antara lain, karyawan yang menjadi pengguna aktif di LinkedIn learning dan puluhan program sertifikasi mencapai 72%, rata-rata learning hours tiap karyawan mencapai 31,5 jam per tahun, AXA Indonesia menempati top 3 position dan top 1-2 fastest in Asia for AXA Global Climate Change Learning Path Completion, dan 100% karyawan tersertifikasi AXA Climate Academy Learning Program.

Pada Knowledge Management, seluruh karyawan dapat mengakses sistem internal untuk segala kebutuhan, baik pengembangan diri, operasi, data karyawan, maupun informasi lain seperti Covid Klopedia, di mana saja dan kapan saja.

Selanjutnya, untuk Reward Management, Dian menyatakan, dalam memberikan reward, perusahaan tidak hanya memastikan tingkat kompetitif dalam total kompensasi dan manfaat. Namun, juga menjaga keseimbangan antara komponen individu dan kolektif, serta memastikan diferensiasi berdasarkan segmentasi karyawan. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved