Marketing Brands

Amunisi Generali di Tahun Ayam Api

Amunisi Generali di Tahun Ayam Api

Gelaran Pilkada DKI Jakarta bakal menyedot perhatian masyarakat di Ibukota. Deru bisnis tidak akan kencang seperti biasanya dan baru akan bangkit di kuartal II-2017. Namun, Generali Indonesia tak mau kehilangan momentum pertumbuhan tinggi selama tiga tahun terakhir. Mereka telah menyiapkan amunisi terbaiknya untuk kembali melaju kencang di tahun ini.

“Tantangan terbesar kami adalah sumber daya manusia. Kalau ingin mengelola multiple segment, kami harus punya source orang yang banyak. Seorang agen secara alamiah akan menyasar pasar dengan kelas yang sama dengan kelasnya dia karena mereka biasanya menjual kepada keluarga, teman, dan tetangga dekat. Jadi, kami harus punya cukup agen dari berbagai kelas sehingga akan memunculkan segmentasi pasar,” kata Edy Tuhirman, CEO Generali Indonesia.

Edy Tuhirman, CEO Asuransi Jiwa Generali.

Namun, dia menolak menjelaskan lebih lanjut. Saat ini, jumlah agen Generali mencapai 15.000 orang di seluruh Indonesia. Selain kualitas yang harus terus ditingkatkan, jumlah agen pun terus ditambah. Seorang agen yang telah bergabung selama 7 tahun bisa menduplikasi dirinya menjadi 7 orang agen baru. Bisnisnya bahkan bisa dilanjutkan oleh anaknya.

Yang juga penting adalah inovasi dan kejelian membaca pasar. Inovasi yang dihasilkan harus disesuaikan dengan momentum agar berdampak bagus terhadap penjualan. Selama tiga tahun terakhir, Generali berhasil mencetak pertumbuhan rata-rata sekitar 48%. Ini lebih tinggi sekitar tiga kali lipat pertumbuhan industri. “Kami prediksi bisnis akan naik terus. Kami percaya dengan momentum dan momentum kami sedang bagus. Pertumbuhan middle class juga sangat cepat,” kata dia.

Salah satu bukti kejelian mereka adalah saat membuat inovasi produk yakni Global Medical Plan (GMP) yang menyasar nasabah dengan akses global. Saat itu, produk dirilis bertepatan program Tax Amnesty yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pajak. Banyak dana masyarakat di luar negeri dipulangkan ke Indonesia dan sebagian digunakan untuk membeli produk asuransi. “Biasanya mereka membeli asuransi di luar negeri. Dengan GMP, kami berharap mereka mau beli produk asuransi di dalam negeri,” ujar dia.

Inovasi produk juga harus diikuti layanan prima seperti memberi informasi terpercaya kepada nasabah, terutama untuk yang menderita penyakit kritis. Generali juga siap mencarikan dokter yang terbaik di bidangnya. Tertanggung juga bisa melakukan pengobatan di luar negeri, termasuk untuk konsultasi dan tindakan yang dibutuhkan. Ada juga produk Automatic Risk Management System pada 2010 lalu.

“Produk ini akan terasa manfaatnya saat kondisi market sedang tidak bagus. Jadi, bisa mengamankan premi yang telah dibayarkan,” kata dia. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved