Brands IBBA

Domestik Seret, Polygon Fokus Komunitas

Domestik Seret, Polygon Fokus Komunitas

Perlambatan ekonomi ditambah persaingan yang kian ketat membuat manajemen PT Insera Sena mesti memutar otak untuk mendongkrak penjualan. Produsen sepeda asli Indonesia ini semakin intensif mendekati komunitas pecinta sepeda. Polygon berusaha hadir di setiap acara yang digelar komunitas.

“Anggota komunitas (pecinta sepeda) sudah mencapai ratusan ribu di seluruh Indonesia. Kami menargetkan para mereka yang menganggap sepeda sebagai bagian dari gaya hidup,” kata Ronny Liyanto Direktur Marketing Polygon.

Selama dua tahun terakhir, lanjut dia, penjualan di dalam negeri boleh dibilang stagnan. Kebalikannya, produk mereka masih laris di luar negeri. Pertumbuhan penjualan di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika masih jauh lebih tinggi. Sayang, hal serupa tak terjadi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, dan Irian. Dengan produk utama sepeda MTB, Polygon melepas produk dari harga Rp 2 juta hingga yang termahal, Rp 62 juta.

“Kami berharap bisa recovery. Penjualan bisa naik di atas 10% dibanding tahun lalu. Kami sempat menyesuaikan harga selama beberapa tahun terakhir karena kenaikan upah tenaga kerja, raw material, dan lainnya. Kami masih market leader di kategori lifestyle,” ujar dia.

Selama 10 tahun terakhir, Polygon membangun brand awareness. Sehingga merek asli kebanggaan Indonesia ini mampu berbicara banyak di pentas internasional. Upaya menembus pasar Asia Tenggara dilakukan sejak 2005 termasuk Jepang lewat pameran-pameran. Lima tahun kemudian giliran pasar Eropa yang menjadi targetnya dengan bantuan agen di luar negeri seperti Jerman dan Thailand yang telah membuka toko khusus.

Direktur Pemasaran PT Insera Sena, Rony Liyanto

Direktur Pemasaran PT Insera Sena, Rony Liyanto

“Tak banyak brand global yang punya factory secara mandiri. Tak banyak brand global yang memiliki wide-range product. Kami punya keduanya. Itulah kekuatan kami. Fasilitas produksi dan sepeda yang berkualitas berkat pengembangan teknologi,” kata Hendi A Widhiatmoko, Head of Marketing Communications Polygon.

Polygon berusaha membawa imej yang berbeda dengan di pasar yang baru. Itu kenapa perseroan selalu bisa menawarkan produk yang lain meskipun harga sedikit lebih tinggi. Perseroan juga mencoba pemasaran dengan membuka toko sendiri, namanya Roda Link. Selama kurun 1997-2004, sudah ada 5 toko di Singapura dan Malaysia serta 37 toko yang tersebar di seluruh Indonesia.

Masyarakat baru melek tentang gaya hidup bersepeda di tahun 2000-an. Mereka sadar kalau sepeda tak hanya untuk alat trasportasi, tetapi juga bagian dari lifestyle yang ramah lingkungan (go green). Gaya bersepeda pun terus berubah mengikuti tren. Maraknya car free day di kota-kota besar di Tanah Air semakin melambungkan citra sepeda.

Hingga saat ini, Polygon memproduksi kurang lebih 150 model dan 350 varian sepeda setiap tahunnya. Jenis sepeda yang diproduksi antara lain tipe MTB, Road, City Bike, BMX, Dirt Jump, Youth, dan special bike termasuk sepeda tandem, folding, cruisser, fixie, dan lainnya.

Beberapa pameran dunia telah diikuti untuk memperluas distribusi & memperkenalkan brand Polygon antara lain: Mengikuti pameran Euronbike di Jerman & Taipei Show setiap tahun. Pameran Cycling Mode di Jepang, Pameran Sea Otter di USA, dan mulai dari tahun 2015 mengikuti Pameran di China. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved