IBBA

Mountea, Tetap Lincah di Pasar Teh Ready to Drink

Ade Umiyana Savitri, Chief Marketing Officer PT Suntory Garuda Beverage.
Ade Umiyana Savitri, Chief Marketing Officer PT Suntory Garuda Beverage.

Sejak diluncurkan oleh PT Suntory Garuda Beverage (SGB) pada 2005, merek minuman teh ready to drink Mountea tampaknya makin kuat penetrasinya di pasar. Dari sisi ekuitas merek, produk yang menyasar konsumen usia 8-18 tahun ini juga makin solid. Tak mengejutkan, dalam survei best brand (IBBA) tahun 2022 ini Mountea mampu menjuarai kategori minuman teh rasa buah.

Ade Umiyana Savitri, Chief Marketing Officer PT Suntory Garuda Beverage, pemasar Mountea, menjelaskan, dalam dua tahun terakhir pihaknya banyak melakukan inisiatif perubahan pemasaran dan adaptasi strategi, baik untuk menghadapi pandemi Covid-19 maupun merespons derasnya gelombang digitalisasi. Misalnya, dengan menggalakkan tren pemasaran digital ataupun pola gabungan seperti O2O yang berorientasi pada kebutuhan konsumen.

“O2O menghubungkan lalu lintas online ke toko offline, bisa mendorong penjualan tambahan dengan membantu kami memperluas titik penjualan secara nasional, sekaligus mengurangi biaya distribusi,” ungkap Umiyana.

Mountea belakangan ini banyak menjalankan model pemasaran langsung. Misalnya, dengan menggarap toko dan kantin sekolah. “Pasca-Covid, pemasaran direct memerlukan sinergi yang kuat, bahkan lebih dari sebelumnya, melalui promosi, leads dan demands creation,” katanya.

Tim Suntory Garuda aktif menerapkan gemba, dengan melakukan kunjungan langsung ke market untuk mendengarkan aspirasi konsumen. “Gemba dapat dikatakan sebagai strategi relationship marketing, melalui percakapan dengan retailer, pemilik toko, dan konsumen tentang tren belanja dan konsumsi terbaru dan yang muncul,” Umiyana menerangkan. Pihaknya mengembangkan pula layanan call center untuk menangani keluhan dan pertanyaan langsung dari konsumen.

Untuk merespons gelombang digitalisasi, tim Mountea memperkuat internet marketing, menjalin interaksi dengan konsumen melalui berbagai platform yang menjadi touchpoint mereka. Selain itu, juga menganalisis dengan cermat tren yang berkembang di ranah digital, mengoptimalkan anggaran promosi digital, serta menentukan perluasan kampanye yang relevan, baik secara online maupun onsite.

Hingga kini, strategi digital marketing Mountea memegang prinsip “content is a king”. Sehingga, perusahaan ini sangat selektif dalam mengisi konten, baik di Instagram, TikTok, maupun media sosial lainnya. Selain itu, juga menerapkan model data-driven marketing dan cause-related marketing.

Strategi omnichannlel pun terus dijalankan. Gerai nondigital tetap terus dikembangkan, begitu juga gerai digital, melalui beberapa e-commerce ternama, seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak, termasuk e-commerce level grosir seperti M- Bukalapak.

“Baik secara digital maupun nondigital, kami juga secara aktif melakukan consumers promo. Tapi kami sekarang juga banyak meningkatkan engagement konsumen, termasuk dengan webinar,” katanya. Mountea, misalnya, meluncurkan kampanye online #EkspresimuBikinPede, yang mengajak konsumen menunjukkan bakat dan kreativitasnya serta mendukung kompetisi gaming.

Tak disangkal, inovasi produk merupakan salah satu keunggulan yang dijaga tim Mountea. Sebab, ada dukungan jaringan Riset dan Inovasi yang kuat dari tim Suntory, perusahaan induknya yang merupakan perusahaan multinasional asal Jepang.

“Bukan hanya mengutamakan kenikmatan rasa, inovasi juga dilakukan dalam bentuk tambahan vitamin dan inovasi desain kemasan yang menarik, sesuai untuk aktivitas anak dan remaja, serta tetap ramah bagi lingkungan,” Umiyana menjelaskan.

Kemampuan riset ini jelas meningkatkan level kualitas dan inovasi produk Suntory di Indonesia, termasuk Mountea dan Okky Jelly Drink. Sehingga, tetap mampu tampil adaptif dan lincah walaupun sudah lama menjadi pemain utama di segmen pasarnya. (*)

Sudarmadi dan Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved