IBBA zkumparan

Ultra Sakti , Media Online untuk Bangun Trust dan Engagement

Diana Christy, Direktur Penjualan & Pemasaran Ultra Sakti, produsen Madu TJ
Diana Christy, Direktur Penjualan & Pemasaran Ultra Sakti, produsen Madu TJ

Sebagai perusahaan yang memproduksi consumer goods, PT Ultra Sakti memiliki produk andalan Madu TJ. Menurut Diana Christy, Direktur Penjualan & Pemasaran Ultra Sakti, Madu TJ punya keunggulan berupa tingkat awareness yang tinggi di mata publik untuk kategori madu. “Merek ini mudah diingat dan sebenarnya merupakan pengembangan merek lama yang sudah cukup populer, karena TJ singkatan dari Tresno Joyo,” kata Diana.

Namun, Diana mengakui, pasar sekarang amat dinamis. Tantangannya terkait era digital, di mana perubahan cukup cepat dan drastis, berupa perubahan kebiasaan (habit) maupun pola konsumsi konsumen dalam mencari produk pilihannya. “Kunci supaya merek kami tetap eksis dan bertahan menjadi yang terbaik adalah konsisten melakukan perbaikan dan adanya dukungan aktivitas pemasaran yang mengikuti perkembangan zaman,” katanya.

Strategi Ultra Sakti untuk mempertahankan ekuitas mereknya, yakni mendekatkan diri ke konsumen dengan memanfaatkan sejumlah aspek dalam bauran pemasaran, yakni berbagai media promosi (above the line), komunitas, media sosial, ajang below the line, serta ketersediaan produk di gerai offline dan online. Dalam kaitannya dengan pricing, Ultra Sakti mengedepankan prinsip value for money, yakni berupaya menyediakan produk berkualitas dengan harga terjangkau.

Untuk membangun customer engagement, Ultra Sakti menjalankan aktivitas offline dan online. Aktivitas offline-nya berupa kegiatan sponsorship atau ajang komunitas di berbagai daerah. Adapun aktivitas online-nya melalui medsos.

Diana menyebutkan, pihaknya memperoleh manfaat dengan adanya perkembangan media digital, yakni masukan dan keluhan konsumen dapat diterima lebih cepat, dan responsnya pun dapat segera dilakukan. “Konsumen dapat menghubungi kami melalui Instagram, Facebook, maupun e-mail layanan kami,” ujarnya.

Menurut Diana, pihaknya juga berupaya membangun trust (kepercayaan) di mata konsumen dan komunitas. Alasannya, bila trust sudah tercipta, mereka akan menjadi endorser bagi merek.

Diana menyebutkan, trust dapat dibangun dengan memberikan informasi yang benar dan tepat di media online, dengan menciptakan komunikasi dua arah. Menurutnya, medsos juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan loyalitas/engagement, misalnya dengan memberikan informasi promo yang ada, atau merespons umpan balik/keluhan konsumen.

Soal pemanfaatan influencer, menurut Diana, pemilihannya tergantung pada tujuannya. Ia menyebutkan, biasanya influencer dipilih berdasarkan jumlah follower, engagement rate-nya, serta kemungkinan efektivitas promosi dan efisiensi biayanya. Pada prinsipnya, personality-nya harus yang sesuai dengan karakter merek.

Dalam survei IBBA 2019, Madu TJ berjaya dengan mengalahkan sejumlah produk madu bermerek lainnya, seperti Madurasa, Madu Super Nusantara, dan Madu Pramuka. Dengan skor BV 51,6, pencapaian Madu TJ jauh di atas merek-merek lain. Madurasa di peringkat kedua, skor BV-nya 35,2, dan Madu Super Nusantara di peringkat ketiga dengan skor BV hanya 7,2. Sayangnya, Diana enggan membuka kinerja penjualan Madu TJ. Ia hanya mengklaim pertumbuhan penjualan Madu TJ di atas rata-rata pertumbuhan pasar. (*)

Joko Sugiarsono & Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved