Legend Brand

Hexpharm Jaya Laboratories: Beradaptasi dengan Lingkungan, Bisnis, dan Pasar

Mulia Lie, Presiden Direktur Hexpharm Jaya Laboratories.
Mulia Lie, Presiden Direktur Hexpharm Jaya Laboratories.

Salah satu cirikhas umum perusahaan yang mampu tumbuh hingga puluhan tahun adalah menjalankan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi dan jiwanya. Ini seperti yang dilakukan PT Hexpharm Jaya Laboratories, yang lebih dikenal dengan sebutan HJ, perusahaan di bidang pengembangan, produksi, dan pemasaran obat. Tahun 2021 ini, HJ genap 50 tahun membuktikan semakin tumbuh kuat sejak berdiri pada 1971.

Adalah PT Kalbe Farma Tbk., induk perusahaan, yang meletakkan fondasi nilai-nilai perusahaan yang dijalankan. Rumusan filosofi Panca Sradha –lima nilai korporasi: Saling percaya, Kesadaran penuh menjadi dasar semua tindakan, Inovasi, Menjadi yang terbaik, dan Saling keterkaitan– yang ditularkannya, berhasil mengantarkan HJ melangkah maju, masuk dalam 20 perusahaan farmasi terbesar (ethical) dan tiga perusahaan farmasi generik terbesar di Indonesia.

Mulia Lie, Presiden Direktur Hexpharm Jaya Laboratories, menegaskan, untuk mencapai posisi sekarang, tentu tidak semudah membalikkan tangan “Kami harus melalui fase-fase yang penuh tantangan, terutama dalam sepuluh tahun terakhir,” ujarnya terus terang. Setiap saat dan setiap waktu, HJ harus beradaptasi dengan lingkungan dan bisnis serta keadaan pasar. “Dan, itu menjadi kunci agar selalu bisa survive,” ungkapnya tandas.

Selama sepuluh tahun terakhir, diakui Mulia Lie, pihaknya memang harus beradaptasi dengan hal-hal baru, seperti cheap revolution, BPJS, e-katalog, dan pengembangan obat generik. Semua itu membutuhkan penanganan yang serius, hati-hati, dan penuh perhitungan.

“Jadi, kami senang jika akhirnya tantangan tersebut berhasil kami hadapi dan proses transformasi berjalan lancar,” ungkapnya. “Bahkan, sekarang kami bisa mengklaim bahwa kami adalah salah satu perusahaan farmasi terkemuka yang leading di produk-produk generik yang berkualitas dengan harga terjangkau,” lanjut orang nomor satu di HJ itu, bangga.

Menurutnya, tantangan terbesar adalah mengelola sumber daya manusia. Pasalnya, aset paling mahal yang dimiliki HJ bukanlah mesin, melainkan manusianya karena merekalah yang menggerakkan organisasi. Merekalah yang membuat HJ bisa berjaya sampai 50 tahun. “Jadi, transformasi terbesar adalah di mindset tim kami,” ujarnya.

Selain itu, lanskap industri farmasi juga berubah total. Sebagai gambaran, di era BPJS, pemerintah mengharuskan semua perusahaan farmasi ikut menyehatkan Indonesia dengan obat yang berkualitas dan harga terjangkau. “Nah, menjawab tantangan itu, kami melakukan transformasi end-to-end, mulai dari memilih bahan baku, lalu memproduksi, hingga menyiapkan barang dipasarkan,” Mulia Lie menjelaskan.

Karena BPJS berbicara tentang kualitas obat yang baik tetapi tidak mahal, HJ pun melaksanakannya, antara lain dengan memilih bahan baku. Juga, mengontrol proses produksi agar efektif dan efisien, dengan produksi yang cukup besar (mass production) untuk 260 juta penduduk Indonesia.

Ada tiga jenis produk yang dikembangkan HJ, yakni produk generik, branded, dan semi-over the counter (OTC). Untuk generik, dikatakan Mulia Lie, tumbuh membanggakan. Kualitas dan kuantitas produksi obat generik HJ Biru meningkat setiap tahun. Diperkirakan, kapasitas produksi HJ sebesar 200 juta tablet per bulan dan telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Terkait produk generik, Mulia Lie memperkenalkan HJ Biru, yaitu obat generik berkualitas paten. Mengapa biru? “Supaya ada identitas. Kami pakai kemasan warna biru yang identik dengan kualitas paten,” katanya. Penanda tersebut sekaligus menjadi sarana promosi dan edukasi melalui forum apoteker, promosi ke dokter, hingga masyarakat awam melalui blogger. “Kami juga melakukan branding di apotek, klinik, dan rumah sakit, “ tambahnya.

Untuk produk branded, HJ menyasar segmen menengah-bawah sehingga penjualannya diarahkan ke klinik dan dokter yang bisa meresepkan obat itu dan bisa ditebus di apotek. Dalam hal ini, HJ memilih obat-obat degeneratif untuk orang-orang yang lebih senior, seperti obat untuk darah tinggi, kolesterol, kardiovaskuler, serta diabetes; obat-obat yang memang diminum secara rutin. Ini sangat membantu bagi penderita yang harus rutin meminum obat degeneratif tersebut dengan harga yang tidak mahal. Mereka bisa hidup dengan sehat tanpa memikirkan mahalnya pengobatan.

“Itulah yang membuat kami sampai hari ini bisa dengan bangga mengatakan, obat diabetes seperti Metformin dan obat darah tinggi seperti Amlodipine itu nomor satu di Indonesia,” kata Mulia Lie penuh semangat. Dengan upaya tersebut, ia berharap, profitabilitas akan datang serta keberlangsungan perusahaan terjamin dan berjalan aman.

Untuk produk branded ini, edukasi dilakukan melalui HJ Learning Forum. “Kami mengadakan acara, mengundang dokter di hari Minggu, saat mereka tidak praktik. Kami beri edukasi BPJS seperti apa, karena kapitasi di BPJS kan murah sekali, tapi bagaimana caranya dokter-dokter bisa meracik dan meramu pengobatan yang efektif tetapi ekonomis,” katanya. “Kami edukasi manajemen klinik, seperti apa pengelolaannya,” lanjutnya. Ini menurutnya merupakan bentuk totalitas HJ.

Produk semi-OTC yang bisa dijual bebas –seperti suplemen, vitamin, dan obat sariawan– diakui Mulia Lie, penjualannya paling moncer saat ini. Di tengah pandemi, HJ mencatat kenaikan penjualan multivitamin hingga 150% di sepanjang semester I/2020 hingga sekarang.

Dikatakannya, pesatnya penjualan multivitamin didorong meningkatnya kesadaran masyarakat mengonsumsi multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. “Kami meyakini kebiasaan itu akan berlanjut di bulan-bulan yang akan datang. Oleh karenanya, hingga akhir tahun ini, proyeksi penjualan mulitivitamin bisa dua kali lipat dibandingkan semester I/2020,” katanya.

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, pihaknya telah mengatur ketersediaan bahan baku agar pasokan multivitamin tetap terjaga. “Kami akan terus fokus memproduksi dan meluncurkan multivitamin yang dibutuhkan masyarakat,” demikian tekadnya.

Bagi HJ, yang penting saat ini adalah perusahaan harus siap dan cepat melakukan transformasi dan beradaptasi dengan perkembangan. Sebagai contoh, ketika pengobatan Covid-19 banyak menggunakan produk Azithromycin untuk anti-infeksi, HJ langsung melakukan inovasi membuat produk-produk yang related dengan Covid-19. Kebetulan, pemerintah juga memfasilitasi agar obat-obat tersebut secepatnya bisa diregistrasikan dan diluncurkan. “Itu sangat membantu kami,” ungkapnya.

Kini HJ mengeluarkan vitamin C dosis tinggi dan vitamin dengan zinc agar bisa membantu masyarakat melawan virus corona. “Kami juga ada produk imunomodulator untuk daya tahan tubuh dengan harga terjangkau,” katanya.

Tranformasi dan inovasi HJ juga menyangkut strategi komunikasi dan pemasaran. Inovasinya di bidang pemasaran: melakukan promosi secara online, dan berjualan lewat e-commerce, antara lain Tokopedia, Shopee, dan Sahabat Kesehatan (toko milik Kalbe).

Sesungguhnya, transformasi digital ini sudah dilakukan HJ sebelum pandemi tetapi gerakannya tidak semasif pada saat pandemi. Untuk mempromosikan obat generik, HJ mengundang media dan blogger yang membantunya menjelaskan produk ini di media sosial.

“Generik itu tidak harus umum, gudangnya tidak harus jelek gelap, kami buka semua. Sama seperti restoran saat ini yang dapurnya di depan,” Mulia Lie mengilustrasikan.

Terobosan terbaru HJ adalah masuk ke korporasi. Pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 menyatakan bahwa semua perusahaan harus menjaga kesehatan karyawannya dengan memberikan vitamin dan melakukan protokol kesehatan. “Nah, kami mengambil porsinya dengan memberikan vitamin, menyuplai ke perusahaan-perusahaan,” ujarnya. Korporasi, menurutnya, menjadi satu kanal tersendiri.

Mulia Lie bertekad akan konsisten di tiga produk utama. Dengan angka pertumbuhan 7%-10%, ia optimistis pertumbuhan pada 2021 akan meningkat dua digit, 10%-12%. “Dengan catatan, Covid-19 dapat terkendali, tidak seperti kejadian di India,” ucapnya tegas. (*)

Dyah Hasto Palupi/Vina Anggitad

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved