Legend Brand

Kirana Megatara, Berkomitmen Terapkan Prinsip Business Sustainability

Kirana Megatara, Berkomitmen Terapkan Prinsip Business Sustainability
Martinus Subandi Sinarya, Direktur Utama Kirana Megatara.
Martinus Subandi Sinarya, Direktur Utama Kirana Megatara.

PT Kirana Megatara, yang merupakan penjelmaan dari PT Djambi Waras (didirikan pada 1968), terus bergerak lincah untuk merespons perubahan lanskap bisnis yang begitu cepat, dengan dilandasi nilai-nilai dan filosofi perusahaan (core values) yang terdiri atas Integrity & Ethics, Excellence, Compassion, dan Humanity. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan karet mentah menjadi Standard Indonesia Rubber (SIR).

Martinus Subandi Sinarya, Direktur Utama Kirana Megatara, menjelaskan, Integrity & Ethics artinya menjalani hidup dengan transparan dan jujur. Excellence artinya menghasilkan karya yang lebih daripada yang diharapkan dalam situasi apa pun. Kemudian, Compassion artinya menempatkan kemanusiaan dan tujuan yang lebih mulia di atas kepentingan pribadi, sedangkan Humanity artinya rendah hati, membuka diri, dan terus memperbaiki diri.

Seperti dialami banyak perusahaan lain, Kirana Megatara menghadapi disrupsi bisnis, yang menuntutnya memiliki kemampuan adaptif dan eksploratif yang mumpuni. “Kirana Megatara Group dalam menghadapi persaingan di era disrupsi, khususnya era digitalisasi dan fenomena milenial, mulai berbenah diri dengan mengenal ‘celah yang harus ditutup’ dan menemukan strategi yang tepat untuk bertahan di tengah persaingan,” ungkapnya.

Kirana Megatara, menurut Martinus, telah menerapkan beberapa langkah strategis untuk mengoptimalkan dan menyesuaikan sumber daya agar bisnis lebih efektif dan efisien. Langkah tersebut, di antaranya, mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional yang akan berkontribusi pada pengembangan struktur organisasi yang lebih ramping, serta meningkatkan sistem manajemen kinerja dan pengetahuan teknis kerja yang lebih praktis (best practices).

Selanjutnya, mengembangkan digitalisasi dengan menerapkan enterprise resource planning, yang memungkinkan lahirnya sistem, seperti real-time production dan pengembangan mobile apps. Digitalisasi ini untuk mendukung mekanisme kerja, seperti pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat petani untuk keperluan, misalnya, geo-tagging sumber karet, traceability rantai pasok, dan pemantauan yield.

Langkah strategis lainnya, mengubah model bisnis perusahaan, dari yang berbasis long-term contract (LTC) dalam pemasaran karet menjadi hybrid berbasis LTC dan berbasis penjualan spot amat. “Kami melakukan perubahan signifikan, di mana kami mulai banyak menambah porsi melakukan transaksi spot harian dan mencari bahan baku sesuai kebutuhan konsumen,” kata Martinus.

Menurut Martinus, telah ada sejumlah hasil transformasi yang berimbas pada operational excellence di Kirana Megatara. Antara lain, perputaran tim kerja, khususnya untuk regenerasi, bisa berjalan mulus karena kesiapan dan transisi alih pengetahuan yang cukup komprehensif.

Regenerasi memang menjadi perhatian besar manajemen Kirana Megatara, sehingga program untuk melahirkan pemimpin dari dalam perusahaan pun sangat intens dilakukan. Hasilnya, 70% jabatan general manager dan board of directors diisi kader yang dikembangkan dari dalam perusahaan, sedangkan sisanya dari eksternal.

Hasil transformasi lainnya, peningkatan efisensi, penghematan waktu, dan pengurangan kebocoran karena adanya digitalisasi. Penggunaan mobile app mendorong kemampuan pemetaan polygon lahan dan penghematan waktu pendataan. Adapun penerapan hybrid marketing mampu menjaga ketahanan usaha dalam fluktuasi harga untuk secara berkesinambungan membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan

Moto Kaizen menjadi panduan perusahaan pengolah karet ini dalam melakukan perbaikan. Bukan hanya fokus pada perbaikan proses, tapi juga eliminasi hal-hal yang tidak diperlukan, termasuk biaya perusahaan. Penerapan ini dalam keseharian dikenal dengan cost reduction program.

Hendy menegaskan, dalam berbisnis, Kirana Megatara berkomitmen menerapkan prinsip responsible business, yang kini dikenal sebagai prinsip-prinsip sustainability atau keberlanjutan untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals. “Komitmen dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut sudah terjabarkan secara komprehensif dalam kebijakan KM Group SNR Policy (Sustainable Natural Rubber Policy),” katanya. Ini menjadi induk bagi kebijakan operasional dan dasar program sustainability, yang mencakup bidang lingkungan (environment), sosial, dan tata kelola (governance) atau ESG.

Dengan memegang teguh core values yang diwariskan founder, adaptif terhadap perubahan yang terjadi, dan menerapkan prinsip-prinsip business sustainability, tak mengherankan, Kirana Megatara menjadi salah satu living legend company di Indonesia yang tetap bisa tumbuh di tengah terpaan disrupsi bisnis yang dahsyat. (*)

Kusnan M. Djawahir dan Darandono

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved