GCG Companies zkumparan

Angkasa Pura II, Menggeser Strategi untuk Bertahan

Angkasa Pura II, Menggeser Strategi untuk Bertahan
Muhammad Awaluddin, Direktur Utama AP II.

Turbulensi adalah kata paling tepat untuk menggambarkan apa yang dihadapi Angkasa Pura (AP) II. BUMN pengelola bandara ini terpukul telak di tengah performa yang terus menanjak pada 2018-2019 yang tengah direguknya. Setelah mencetak laba bersih Rp 1,01 triliun di tahun 2019, tahun lalu mereka ditekuk nasib: rugi bersih mencapai Rp 2,3 triliun.

Anjloknya laba adalah efek terjun bebasnya pendapatan usaha: merosot 47,27% dari Rp 11,08 triliun (2019) menjadi Rp 5,84 triliun (2020). “Trafik penumpang di 2020 dibanding 2019 jauh lebih rendah,” ungkap Muhammad Awaluddin, Direktur Utama AP II. Dia lantas menunjukkan data di layar komputernya: pada awal pandemi Covid-19, pergerakan trafik di bandara-bandara AP II merosot hingga -95% dalam sehari.

Pandemi tentu saja menjadi penyebab utamanya. Mobilitas penduduk yang dibatasi membuat banyak bisnis terkait ⸺termasuk hotel, pariwisata, dan transportasi⸺ langsung lesu darah. Seperti halnya hotel, tempat pelesiran, stasiun kereta, dan halte bus, bandara pun sepi merana ditinggal penumpangnya yang terpaksa meringkuk di rumah masing-masing.

Dalam kondisi demikian, manajemen AP II segera bertindak. Selewat April 2020 yang menjadi alarm Covid-19 resmi melanda Indonesia, mereka menyadari tidak lagi relevan untuk bicara tentang menumbuhkan dan mengembangkan bisnis. Terlebih kemudian diikuti serangkaian aturan pengetatan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga manajemen AP II meyakini bahwa yang perlu dilakukan adalah menyelamatkan karyawan (kesehatan dan keselamatannya) serta mempertahankan bisnis, alias business resilient.

Realisasinya, mereka melakukan shifting di corporate level strategy (CLS) untuk strategi yang sudah digariskan sebelumnya. Dalam konteks AP II, CLS membawahkan tiga level, yaitu directional strategy, portfolio strategy, dan parenting strategy.

Di sisi directional strategy, AP tidak lagi membicarakan growth strategy, melainkan menjaga stabilitas. Kemudian, dalam portfolio strategy, diterapkan strategi back to the core business. Sebelumnya, mereka akan mengembangkan converging core business and portfolio.

Adapun untuk parenting strategy, dalam upaya mengontrol anak-anak usaha, mereka mengedepankan strategic control, sehingga kinerja anak-anak usaha tetap terkendali di tengah pandemi. BUMN ini memiliki lima anak usaha terkonsolidasi, yaitu AP Kargo, AP Propertindo, AP Solusi, AP Aviasi, dan Gapura Angkasa.

Dengan pergeseran di CLS tersebut, AP II pun resmi masuk fase corporate survival. Situasinya sungguh jauh dari bayangan saat akan memasuki awal 2020 yang dipenuhi optimisme. “Sekarang yang lebih penting bagaimana menjaga sustainability revenue di core business. Sebelumnya, yang menjadi prioritas adalah pertumbuhan, bagaimana mengembangkan portofolio bisnis,” kata Awaluddin.

Dengan payung corporate survival, mereka lalu menggelar tiga program utama sebagai implementasinya. Yakni, menghemat biaya (cost leadership), melakukan penyesuaian belanja modal (capex disbursement), dan memperketat manajemen arus kas (cash management).

Dalam cost leadership, dilakukan pengendalian penggunaan anggaran dengan membatasi capaian realisasi beban usaha maksimal 95% dari Rencana Kerja dan Anggaran. Lalu, dalam cash management, dioptimalkan pencairan piutang yang diperoleh dari kegiatan usaha, guna menekan average collection period serta mengatur penggunaan dana kas untukmenjaga likuiditas perusahaan.

Adapun pada capex disbursement, AP II fokus pada program investasi yang bersifat quickyield dengan mempertimbangkan risk return analysis. Mereka mengkaji ulang penjadwalan atau skema penyerapan dan pembayaran capex yang lebih optimal selaras dengan kondisi cash flow perusahaan.

Di samping menjaga ketahanan bisnis dengan cara menggeser strategi, AP II juga menggelar biosecurity and biosafety management. Tujuannya adalah mewujudkan penerbangan yang aman dan sehat, sesuai dengan protokol kesehatan (prokes).

Seluruh pergeseran strategi serta implementasi biosecurity and biosafety management itu dilakukan AP II dalam bingkai Good Corporate Governance (GCG). Dengan kata lain, prosesnya dilakukan dengan menjunjung tinggi asas transparency, accountability, responsibility, independence, dan fairness.

Kendati tertatih-tatih melewati tahun 2020, AP II meraih hasil pergeseran strategi dengan sangat baik sehingga cukup membantu melewati tahun penuh guncangan tersebut. Dari sisi cost leadership, hingga Desember 2020 mereka bisa menghemat Rp 2,53 triliun.

Dari sisi cash management, diraih sejumlah hasil, di antaranya pembatasan pengeluaran atas opex ataupun capex, pengesampingan atas dividen tahun buku 2019, dan re-scheduling atas piutang. Adapun dalam capex disbursement tercapai perubahan program investasi, dari sebelumnya 268 program menjadi 89 program.

Lewat biosecurity and biosafety management, AP II juga menjalankan sisi operasional dengan baik. Perusahaan ini menjaga operasional 19 bandara sehingga mampu menjamin konektivitas udara di Indonesia dalam mengakomodasi berbagai penerbangan ⸺termasuk repatriasi bagi kepulangan WNI⸺ dengan tetap mematuhi prokes secara ketat.

Langkah-langkah AP II dalam membangun ketahanan perusahaan dalam kerangka GCG mendapatkan apresiasi yang tinggi. BUMN ini meraih predikat “Most Trusted Companies” dengan skor CGPI 86,37.

Dengan situasi pandemi yang belum kunjung usai, Awaluddin menyatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya terus dituntut untuk agile. Maklum, seiring waktu, banyak yang harus diwaspadai seiring dengan munculnya sejumlah varian baru Covid-19, seperti varian Delta di pertengahan 2021. Begitu pun tahun 2022, masih menjadi tanda tanya setelah muncul Omicron di penghujung 2021.

Namun, Awaluddin meyakini AP II memiliki ketahanan yang sudah teruji untuk melewati masa sulit. Dalam peta perjalanannya, BUMN ini diharapkan akan segera memasuki masa recovery setelah fase survival. Semoga itu terjadi secepatnya. (*)

Teguh S. Pambudi dan Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved