GCG Companies

PNM: Berlandaskan GCG, Agresif Menyalurkan Kredit Mikro

Arief Mulyadi, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Arief Mulyadi, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) meningkatkan jumlah nasabah ultra mikro dan menyalurkan pembiayaan kredit mikro di 2020 hingga tahun ini. PNM memperkokoh Tata-kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) agar proses bisnis dan penyaluran kredit mikro selaras dengan regulasi.

Arief Mulyadi, Direktur Utama PNM, mengatakan bahwa jajaran direksi, komisaris, dan karyawan PNM berkomitmen untuk mengimplementasikan prinsip GCG demi mencapai misi perusahaan dan memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan. “PNM berkomitmen melaksanakan GCG yang tertuang di Sistem Manajemen PNM (SM PNM) agar pelaksanaan GCG konsisten dipraktikkan oleh seluruh unit dengan melibatkan seluruh jajaran dan manajemen,” tutur Arief.

Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini menerapkan prinsip GCG yang mencakup asas transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Arief, sebagai pemegang tongkat komando di PNM, menggaungkan kelima asas ini dan mengakselerasi pengimplementasiannya oleh insan PNM.

Contohnya, SM PNM yang ditopang nilai dan budaya kerja perusahaan serta lima aspek GCG itu diimplementasikan berkesinambungan oleh karyawan. SM PNM merupakan panduan yang terukur dan akuntabel tentang beragam aspek implementasi GCG.

Kemudian, BUMN pembiayaan ultra mikro ini menerapkan Sistem Manajemen Kepatuhan berstandar internasional (ISO 37301 : 2021) dan Balance Scorecard (BSC) di berbagai divisi, seperti divisi keuangan dan SDM, serta cermat menerapkan tata kelola pengendalian risiko. “Kami rutin mengevaluasi implementasi GCG dalam membenahi operasional perusahaan, yang bisa menciptakan layanan dan produk berkualitas serta meningkatkan daya saing,” kata Arief.

PNM semakin melengkapi perangkat GCG agar memperkokoh tata kelola perusahaan. Sebut saja, mengembangkan Satuan Pengawasan Intern yang termaktub dalam Internal Audit Charter, menyusun pedoman gratifikasi, menyediakan Whistleblowing System untuk menangkal penyelewengan, memperbarui pedoman perilaku (code of conduct), menerbitkan pedoman pelaporan pelanggaran, dan menyempurnakan infrastruktur GCG lainnya.

Perihal sistem pencegahan gratifikasi, Arief dan insan PNM boleh saja membusungkan dadanya. Sebab, PNM tercatat sebagai satu dari 11 BUMN terbaik yang memproses pelaporan gratifikasi di tahun 2022, menurut data Komisi Pemberantasan Korupsi. Peringkat PNM pada tahun ini naik ke posisi sebelas dari urutan ke-55 di 2021.

PNM mengembangkan proses pelaporan gratifikasi digital yang terpadu pada aplikasi PNM Digi untuk memudahkan proses pelaporan. PNM mencatat ada 22 laporan gratifikasi pada periode Januari-Juli 2022.

Capaian lainnya, PNM memperoleh skor 82,45 dengan kategori Trusted pada pemeringkatan GCG yang dihelat Majalah SWA bersama the Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Serangkaian inisiatif dan pencapaian yang diukir PNM untuk memperkokoh GCG itu diapresiasi oleh insan PNM. Pedoman perilaku mereka diselaraskan dengan prinsip GCG agar bisa mengkreasikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan tatkala menggencarkan operasional bisnis di masa pandemi Covid-19 ini.

Mobilitas masyarakat yang sangat terbatas untuk menangkal penyebaran wabah virus corona di 2020 itu memberikan tantangan cukup berat untuk dipikul PNM. Di sisi lain, BUMN yang beroperasi sejak 1999 itu mengemban amanah untuk bergerak adaptif dan agresif menyalurkan kredit mikro ke masyarakat prasejahtera dan para penggiat usaha ultra mikro. Walau terhadang badai pandemi, PNM bertekad menjadi lembaga pembiayaan yang memberikan nilai tambah berkelanjutan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK).

Para insan PNM, lanjut Arief, mengedepankan prinsip kehati-hatian sesuai dengan protokol kesehatan tatkala mengunjungi masyarakat dan komunitas di sentra usaha mikro hingga kawasan pedalaman. Mereka mengedukasi serta mengajak masyarakat prasejahtera agar terhubung dengan jasa keuangan ultra mikro. Pegawai PNM turut memberikan pendampingan usaha agar penggiat UMKMK ini bisa meningkatkan kesejahteraan.

Agresif dan Patuh GCG

Hasilnya,”Alhamdulillah, nasabah PNM bisa menembus 7,8 juta di akhir 2020 dan 10 juta nasabah yang tercapai pada 17 Agustus 2021. Jumlah nasabah PNM ini melampaui nasabah Grameen Bank,” kata Arief.

PNM tercatat sebagai perusahaan penyalur pembiayaan berbasis kelompok mikro terbesar di dunia lantaran jumlah nasabahnya per September tahun ini mencapai 12,9 juta. Adapun Grameen Bank adalah bank di Bangladesh yang memiliki 6,5 juta nasabah. Pendirinya adalah Muhammad Yunus yang mendapatkan Nobel Perdamaian tahun 2006.

Pencapaian itu merupakan hasil dari strategi bisnis PNM, di antaranya mengimplementasikan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM), selektif dan efektif melakukan penetrasi pasar, memperluas layanan di wilayah potensial, meningkatkan produktivitas kantor-kantor cabang, merangkul nasabah lama melalui peningkatan kualitas pelatihan dan pendampingan nasabah dalam program pengembangan kapasitas usaha, serta melakukan riset untuk mengembangkan skala bisnis nasabah.

Langkah taktis lainnya adalah meningkatkan produktivitas dan kompetensi pegawai, serta mengoptimalkan program pendidikan dan pelatihan berformat konvensional (luar jaringan) dan dalam jaringan (online) kepada nasabah, dan memperkuat sinergi holding UMi. Pada September 2021, PNM dan PT Pegadaian melebur di holding UMi yang dipimpin BRI. Kolaborasi dan sinergi holding UMi ini diyakini Arief bakal mengakselerasi target penambahan 14 juta nasabah di tahun ini, memangkas biaya pendanaan (cost of fund), dan memperluas jangkauan pelayanan.

PNM menargetkan penyaluran pembiayaan kredit mikro di tahun 2022 senilai Rp 55 triliun atau berpeluang naik sebesar 11,22% dari realisasi di 2021 sebesar Rp 49,45 triliun. PNM pada kuartal III/2022 menyalurkan pembiayaan senilai Rp 46,24 triliun atau tumbuh 32,11% jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu senilai Rp 35 triliun.

Pencapaian itu menegaskan PNM sebagai perusahaan pembiayaan ultra mikro yang terbesar dengan pangsa pasar 60%. Pada periode ini, jumlah nasabahnya mencapai 12,9 juta, naik 22%. Adapun laba bersihnya melonjak 40,22%, menjadi Rp 732 miliar dari Rp 522 miliar.

PNM gencar meningkatkan produktivitas dan inovasi pegawai yang mengemban tugas sebagai account officer (AO), menambah kantor cabang, meningkatkan sinergi holding UMi di kantor co–location, dan digitalisasi bisnis. “Terkait transformasi digital, kami telah mengenalkan aplikasi PNM Digi kepada para nasabah dan digitalisasi SDM yang terkait implementasi GCG,” kata Arief.

Sepanjang 2021, di luar pertemuan kelompok mingguan nasabah, PNM telah mengadakan 10.182 pelatihan dan pendampingan yang diikuti 255.189 nasabah. Per September 2022, PNM mengadakan 8.404 pelatihan yang diikuti 369.007 peserta.

PNM juga rutin melakukan riset untuk mengidentifikasi kebutuhan nasabah demi pengembangan produk serta bisnis mereka. Kemudian, PNM mengoptimalisasi pendanaan internal serta diversifikasi sumber pendanaan dari pasar modal, bank, dan pemerintah. Salah satu jejak keberhasilannya adalah menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun di 2021. Dana obligasi tersebut digunakan seluruhnya untuk modal kerja melalui penyaluran pembiayaan kepada nasabah. (*)

Herning Banirestu & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved