GCG Companies

Pupuk Kalimantan Timur, Terapkan ESG untuk Mendorong Value Creation Lebih Tinggi

Hanggara Patrianta, Direktur Operasi dan Produksi PKT.
Hanggara Patrianta, Direktur Operasi dan Produksi PKT.

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) merupakan salah satu pemain utama dalam pasar amonia dan urea di Asia Pasifik serta Timur Tengah. Per tahun, kapasitas produksi amonianya 2,7 juta ton dan urea 3,4 juta ton. PKT pun menjadi produsen amonia terbesar ketiga dan produsen urea terbesar keenam di dunia.

Saat ini, PKT berekspansi dengan menambah satu pabrik lagi di Indonesia yang akan selesai pada 2027. Pabrik baru ini akan membuatnya menduduki peringkat kedua untuk amonia dan kedua untuk urea. “Dengan penambahan ini, kami yakin bisa memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri dan ekspor,” kata Hanggara Patrianta, Direktur Operasi dan Produksi PKT.

Dilihat dari kinerja bisnisnya, pada 2022 PKT membukukan revenue US$ 2,4 miliar, net income after tax US$ 1,03 miliar, dan EBITDA US$ 1,4 miliar. “Ini merupakan kinerja terbaik sepanjang perusahaan berdiri. Selain itu, kinerja ini juga menunjukkan bahwa kami mampu melakukan adaptasi dan mempertahankan performa di tengah pandemi,” ungkap Hanggara.

Saat ini, ada tiga isu yang memengaruhi kinerja PKT di 2023. Pertama, harga komoditas yang cenderung turun. Penurunan ini berpotensi mengurangi revenue perusahaan.

Kedua, isu lingkungan. Perusahaan dituntut untuk mengoperasikan pabrik dengan memperhatikan dampak lingkungan.

Ketiga, makin banyaknya penduduk yang menyebabkan semakin sedikitnya tanah untuk pertanian. Maka, PKT harus bisa meningkatkan produktivitas pertanian. Agar produktivitas meningkat, pupuk yang diproduksi harus memiliki kualitas yang lebih baik.

PKT pun mengimplementasikan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh proses bisnis untuk mendorong value creation yang lebih tinggi. Di sisi environment, PKT memiliki roadmap untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 20%-30% di 2030 dan zero emission pada 2050.

Di sisi sosial, salah satunya meningkatkan produktivitas petani dengan meluncurkan program Makmur dan menyalurkan bantuan untuk komunitas di sekitar perusahaan.

Dari sisi governance, PKT menjalankan operasional perusahaan berdasarkan governance yang baik dengan mengintegrasikan sistem manajemen risiko. Penerapan ESG di PKT sudah diukur oleh lembaga rating dunia, Sustainalytics, dengan skor 21,9 di level medium risk. Hasil ini membuat PKT berada di posisi ketiga dari 67 perusahaan sektor agriculture dan chemical.

PKT menargetkan net zero emission pada 2050, dengan beberapa program yang sudah dijalankan. Antara lain, pertama, memiliki boiler batu bara. Saat ini, PKT menggunakan biomasa pelumas, dari hasil panen salah satu anak perusahaan yang memproduksi kelapa sawit. Pelumas ini digunakan untuk menggantikan batu bara. Saat ini, perusahaan telah menggunakannya sebesar 1% dan ke depan 2%.

Kedua, menggunakan kendaraan listrik yang meliputi bus untuk penjemputan karyawan, serta motor listrik yang saat ini sudah ada lima unit dan akan ditambah menjadi 35 unit.

Ketiga, menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk operasional perusahaan. Kapasitas terapasang sebesar 1 MW dan akan ditambah 1 MW lagi di 2023. Ke depan, targetnya akan mencapai 6 MW.

Keempat, membudidayakan terumbu karang di sekitar perusahaan. Dampaknya, penyerapan CO2 semakin baik dan PKT pun bisa memberdayakan masyarakat sekitar. Saat terumbu karang rusak, para nelayan harus jauh melaut untuk mendapat ikan sehingga biayanya lebih besar. Kini, mereka tidak perlu melaut terlalu jauh untuk mendapatkan ikan.

Kelima, membuat kegiatan community forest di lingkungan Bontang. Paling banyak menamam mangrove, diikuti tanaman kayu dan tanaman buah.

Qomarruzaman, Direktur Keuangan dan Umum PKT, menambahkan, di bidang sosial, pihaknya meningkatkan pemberdayaan komunitas. Ada delapan program unggulan yang dimiliki PKT, di antaranya Better Living in Malahing, yang merupakan perkampungan nelayan. Di sana, PKT memberdayakan mereka agar mandiri.

Program unggulan berikutnya, bank sampah. Selanjutnya, program pemberdayaan lingkungan, seperti konservasi mangrove dan konservasi coral reef (Kilau Samudera). Untuk mangrove, yang sudah ditanam sekitar 600 ribu pohon, konservasi coral reef sudah seluas 10 hektare, dan saat ini pihaknya bekerjasama dengan 30 ribu mitra binaan.

Guna meningkatkan produktivitas petani, PKT menggelar program Makmur. Pada program ini, pihaknya menjadi koordinator yang mengintegrasikan sistem, mulai dari pendanaan, perbankan, asuransi, hingga kemitraan. Saat ini, 60 ribu ha lahan telah diberdayakan lewat program ini, dengan peningkatan produktivitas petani 40% dari sebelumnya.

PKT juga menjalankan operasional bisnis dengan prinsip GCG, dengan mengimplementasikan ISO manajemen antipenyuapan. “Kami mendapatkan skor GCG di 2022 sebesar 95,4 dan tingkat maturity sebesar 3,07 dari skala 4,” ujar Qomarruzaman.

Terkati pemberdayaan SDM, PKT mengadakan program kolaborasi dengan generasi milenial melalui Millennial Talk Sharing. Ini merupakan program sharing dari BoD ke karyawan. Selain itu, pihaknya menghadirkan pula para ahli.

PKT pun memiliki program strategizing millennial dengan memberikan jabatan kepada mereka di perusahaan. Di sisi digital, PKT juga sudah banyak meluncurkan aplikasi, antara lain e-learning, gamification, dan i-library. (*)

Anastasia AS dan Dede Suryadi

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved