GCG Companies

Skor GCG Emiten di ASEAN Naik 9%

Ilustrasi foto : Istimewa

Berdasarkan penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) sebanyak 1 perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia itu masuk kategori ASEAN Top 20 Publicly-Listed Companies (PLCs) dan 9 emiten di kategori ASEAN Asset Class PLCs yang dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan layak dilirik kalangan investor global. Hal ini disampaikan pada Acara Pembukaan Perdagangan BEI pada peluncuran Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027 dan Apresiasi Hasil Penilaian ACGS Tahun 2021 di Jakarta pada Selasa pecan ini.

Inisiatif ACGS ini diperkenalkan pada 2011 untuk meningkatkan standar dan praktik corporate governance dari perusahaan publik di ASEAN dan untuk memberikan visibilitas internasional yang lebih besar kepada perusahaan ASEAN yang dikelola dengan baik. Inisiatif ini digagas oleh ASEAN Capital Market Forum (ACMF) bersama dengan Asian Development Bank (ADB), dengan tujuan untuk meningkatkan standar dan praktik tata kelola perusahaan perusahaan publik ASEAN, memberikan visibilitas internasional yang lebih besar kepada perusahaan publik ASEAN yang dikelola dengan baik dan menampilkannya sebagai perusahaan yang dapat diinvestasikan, dan untuk mempromosikan perusahaan publik ASEAN sebagai Asset Class.

Untuk penilaian 2021, yang dilakukan selama tahun 2021-2022, telah dilakukan penilaian terhadap 100 perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar terbesar di setiap negara ASEAN yang mengikuti inisiatif ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Regulator di setiap negara menunjuk Domestic Ranking Body (DRB) untuk melakukan penilaian dan hasil penilaian domestik di setiap negara kemudian dilakukan peer-review oleh negara lainnya.

Di Indonesia, penilaian ini dilaksanakan oleh PT RSM Indonesia Konsultan sebagai Domestic Ranking Body yang ditunjuk. Sebanyak 100 emiten yang dinilai di Indonesia mewakili 81,86% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia per 31 Mei 2021 dan 13% dari jumlah perusahaan tercatat di Indonesia.

Angela Simatupang, Corporate Governance Expert (CG Expert) yang ditunjuk oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mewakili Indonesia di Forum ASEAN Corporate Governance, menyampaikan apresiasinya ada 1 perusahaan Indonesia yang masuk dalam ASEAN Top 20 PLCs, yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk. “Secara total, ada 9 perusahaan publik di Indonesia yang dianggap sebagai ASEAN Asset Class PLCs,” ujar Angela pada Selasa (31/01/2023).

Angela, pada keterangan tertulisnya ini, menyebutkan nilai rata-rata Indonesia menunjukan kenaikan sebesar 9,3%.’’Secara umum, nilai negara kita naik, namun negara lain juga melakukan berbagai inisiatif untuk memperbaiki praktik dan keterbukaan informasinya mengenai corporate governance, sehingga kita harus terus memacu diri agar bisa bersaing dengan perusahaan publik lain di ASEAN,” tuturnya.

Otoritas Jasa Keuangan dan BEI terus menunjukkan dukungan kepada perusahaan publik, namun tentunya komitmen perusahaan terbuka merupakan faktor fundamental untuk bisa unggul di ASEAN. Hasil penilaian ACGS ini telah digunakan oleh berbagai organisasi, antara lain regulator, self-regulatory organization, institutional investor, fund manager dan pemangku kepentingan lainnya sebagai salah referensi untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai penerapan tata kelola oleh perusahaan tercatat di setiap negara anggota ASEAN. Laporan perbandingan tiap negara juga dirilis setiap pelaksanaan penilaian oleh ADB.

Perusahaan Indonesia yang Masuk Dalam ASEAN Asset Class Peringkat Nama Perusahaan Nilai 1 PT Bank CIMB Niaga Tbk. 118,46 2 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 111,82 3 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 109,85 4 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 109,18 5 PT Bank BTPN Syariah Tbk. 107,21 6 PT Bank Central Asia Tbk. 106,64 7 PT Unilever Indonesia Tbk. 105,84 8 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. 99,08 9 PT Timah Tbk. 99,03

Sumber: RSM, Tahun 2023

Hasil penilaian, lanjut Angela, menunjukkan bahwa tingkat praktik tata kelola yang baik dan pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sikap dari manajemen puncak perusahaan daripada ukuran perusahaan. “Selain itu, ketersediaan peraturan yang lebih ketat juga berperan signifikan, hal ini terlihat dari lebih tingginya nilai rata-rata di industri perbankan, dibandingkan industri lainnya,’’ ujar Angela yang juga merupakan salah satu Global Board of Directors RSM International.

Jika dilihat dari pesatnya peningkatan adopsi ACGS, emiten yang mendapat apresiasi, yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank BTPN Syariah Tbk dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

Tiga aspek perbaikan yang umum ditemui di Indonesia adalah pengungkapan baik langsung maupun tidak langsung terkait kepemilikan saham oleh senior manajemen, kemudahan ketersediaan dokumen proxi, dan adopsi kerangka pelaporan keberlanjutan (sustainability) yang diakui secara internasional.

Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengapresiasi para perusahaan tercatat atas segala upaya dan dedikasinya dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, sebagaimana yang terlihat dari hasil penilaian ACGS 2021 dan meningkatkan implementasi dari GCG, sehingga dapat memajukan pasar modal Indonesia.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved