Corporate Transformation

Nojorono Kudus, Transformasi dari Bisnis Keluarga ke Manajemen Profesional

Nojorono Kudus, Transformasi dari Bisnis Keluarga ke Manajemen Profesional
Arief Goenadibrata, Direktur Pengelola PT Nojorono Tobacco International.

Hanya sedikit perusahaan keluarga kawakan yang sudah teruji sukses membangun bisnisnya, tapi masih mau membuka diri dengan melakukan transformasi. Di antara yang sedikit itu, ada PT Nojorono Tobacco International (NTI) yang dikenal sebagai Nojorono Kudus, pelopor rokok keretek dari Kota Kudus, Jawa Tengah.

Di usianya ke-90 tahun di 2022, perusahaan keluarga yang didirikan pada 14 Oktober 1932 oleh Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay ini masih terlihat cemerlang. Jauh dari tanda-tanda penuaan dan memiliki kinerja yang mengagumkan.

Arief Goenadibrata, Direktur Pangelola PT NTI, mengatakan bahwa walaupun sejak awal berdiri dijalankan sepenuhnya oleh keluarga, dalam pengelolaan bisnis yang kini memasuki generasi ketiga, Nojorono Kudus tergolong solid dan fokus, terutama dalam mengembangkan produk-produknya hingga langgeng sampai sekarang. Suksesi kepemimpinan pun berjalan mulus dan aman.

Diungkapkan Arief, sejak dipimpin oleh generasi kedua, tahun 1990-an, sesungguhnya secara bertahap tenaga profesional mulai dilibatkan dalam jajaran manajemen. Seiring dengan perkembangan bisnis yang cukup pesat, perusahaan membutuhkan profesional di sejumlah bidang demi mencapai visinya untuk tetap fokus pada kualitas, kualitas, dan kualitas.

Seiring dengan itu, lahirlah sejumlah inovasi produk baru, seperti produk SKM pertama, Minak Djinggo Special, disusul Class Mild yang fenomenal. Keberhasilan produk inovatif tersebut menjadikan Nojorono Kudus perusahaan rokok terbesar nomor 4 di Indonesia.

Masa-masa itu disebut Arief sebagai fase pengembangan dalam upaya transformasi perusahaan. Tepatnya, sejak 2004 tenaga profesional dan tenaga ahli mulai terlihat ke permukaan.

“Sebuah langkah besar transformasi perusahaan yang ditandai dengan pembenahan struktur organisasi dan bisnis untuk memantapkan visi menjadi perusahaan yang best managed,” ungkapnya. Beragam langkah strategis profesional, katanya, disiapkan dalam menyongsong tantangan peluang bisnis untuk mampu bersaing di industri.

“Proses transformasi di Nojorono harus sejalan dengan nilai-nilai FAITH ini. Otomatis jika FAITH dijalankan bersama, akan menjadi kultur yang akan menjadi fondasi transformasi.”

Arief Goenadibrata, Direktur Pangelola PT NTI

Fase transformasi Nojorono Kudus mencapai puncaknya di tahun 2021. Menurut Arief, di sinilah fase sustainability berlangsung. Transformasi bisnis yang awalnya hanya berlatar belakang bisnis keluarga, semakin memantapkan langkahnya dengan itikad diversifikasi bisnis distribusi. Dirintis sekitar 10 tahun yang lalu, saat ini perusahaan di bidang distribusi dan jasa penjualan ini meningkatkan tatanan bisnisnya ke arah transformasi digital.

Seperti diketahui, Nojorono merupakan perusahaan keluarga yang seluruh saham kepemilikannya dipegang oleh sekitar 50 orang. Dengan semakin berkembangnya bisnis, perusahaan melibatkan tenaga profesional dalam jajaran manajemen puncak untuk bersama membangun desain transformasi perusahaan keluarga yang sarat akan nilai warisan leluhur tapi tetap berjalan selaras dengan visi bisnis. Ini diakui menjadi tantangan dalam transformasi dengan 50 kepala; mereka mewarnai potret family business ini.

Ada tiga dasar transformasi di Nojorono Kudus. Pertama, portfolio roadmap yang terkait profit. Kedua, people roadmap; bahwa profit tidak bisa dicapai kalau tidak ada pembenahan di people. Ketiga, public contribution roadmap, yaitu terkait planet juga dalam 3P bisnis berkelanjutan.

“Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan demi mencapai bisnis berkelanjutan. Core values Nojorono dari ketiga dasar transformasi yaitu FAITH. Seluruh insan Nojorono harus mendalami FAITH. Transformasi nilai menjadi kunci seluruh keberhasilan transformasi dalam perusahaan. Dalam pekerjaan dan luar pekerjaan harus memaknai FAITH dengan baik,” Arief memaparkan.

Becermin pada sosok karakter Krishna muda, Nojorono Kudus menerapkan lima nilai utama pada seluruh pemangku kepentingan di perusahaan. FAITH merupakan singkatan dari Fraternity (semangat kekeluargaan menjaga keharmonisan dalam persaudaraan untuk saling bersinergi), Accountability (bertanggung jawab melayani sepenuh hati dengan integritas), Innovation (inovasi dan kreativitas didorong dengan tetap menjaga semangat peningkatan kesempurnaan kualitas), Trustworthy (saling percaya, menghormati, dan sopan), dan High Performance (performa tinggi, yakin dan optimistis mencapai tujuan bersama).

“Proses transformasi di Nojorono harus sejalan dengan nilai-nilai FAITH ini. Otomatis jika FAITH dijalankan bersama, akan menjadi kultur yang akan menjadi fondasi transformasi,” kata Arief. Tantangan transformasi di perusahaan ini, menurutnya, adalah generation gap. Lebih dari 45% profil karyawan Nojorono memiliki masa kerja 20-40 tahun. Sehingga, bagi mereka, perubahan-perubahan itu terasa berat dijalankan.

Selain itu, sebagai perusahaan keluarga, hal itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi Nojorono dalam proses transformasi. Pasalnya, dengan adanya profesional di posisi manajemen puncak, berarti proses, produk, dan manajemen mulai ditata lagi.

“Ini menjadi keharusan, apalagi industri rokok kondisinya stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Kami mulai melirik bisnis lain agar kami tidak 100% bergantung di industri rokok,” kata Arief yang sudah mulai merintis bisnis-bisnis baru.

Secara rinci Arief menggambarkan, transformasi di portfolio roadmap akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Langkah transformasi pada business inteligence system membuat perusahaan menerapkan integrasi sistem bisnis, sehingga berhasil menciptakan efisiensi waktu dan pengambilan keputusan. Melalui integrasi sistem, proses administrasi sebagai bagian dari kegiatan operasional pun akan tertata dengan baik.

Dengan demikian, transformasi di portfolio roadmap ini dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Dikatakan Arief, Nojorono kini berhasil meningkatkan profit dengan sangat signifikan dan berhasil melakukan diversifikasi usaha yang menjanjikan. “Semua itu akan menjadi bisnis berkelanjutan dari Nojorono,” ungkapnya bangga.

Berikutnya, Arief menegaskan, transformasi di people roadmap akan menghasilkan best collaboration, perusahaan bersama seluruh pemangku kepentingan berjalan selaras dengan visi-misi. Keselarasan ini ditunjang dengan kolaborasi apik kekuatan family business dengan tenaga ahli atau profesional. Lalu, dalam hal Moral and Work Ethics, setiap insan Nojorono gigih dan kaya akan motivasi untuk terus berkarya ketika menghadapi pandemi.

Terakhir, pada transformasi untuk kontribusi publik, Nojorono telah memiliki empat program unggulan, yaitu Nojorono Hijau, Nojorono Mandiri, Nojorono Cerdas, dan Nojorono Sehat. Keempat program unggulan ini menjadi bekal Nojorono menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. (*)

Dyah Hasto Palupi/ Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved